SOLUSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENINGKATKAN SDM DI INDONESIA


Oleh: Wisnu Dwi Hidayanto, S.Pd.I
Alumni Institut Agama Islam Al Aqidah

Bangsa ini menghadapi persoalan serius terkait rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini tergambar dari data mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Data tersebut menunjukkan: tingkat kecerdasan 79%, kemandirian 13%, usaha 67%, percaya diri 11%, kepekaan 19%, dan kepemimpinan hanya 4%. (Sumber: Majalah Al-Wa'ie)

Data ini mengungkap bahwa meskipun mahasiswa memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang tinggi, mereka lemah dalam hal kemandirian, kepercayaan diri, dan kepemimpinan. Potret generasi seperti ini tidak mampu menyelesaikan persoalan orang lain, apalagi persoalan negara. Fokus mereka hanya pada diri sendiri dan kepentingan pribadi. Tak heran jika lulusan pendidikan di negeri ini lebih banyak menjadi buruh, bukan pencipta lapangan kerja. Ini menjadikan Indonesia hanya sebagai pengikut (follower), bukan pemimpin (leader). Dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan nasional saat ini gagal membentuk generasi yang cerdas dan mandiri.

Negeri kita yang mayoritas penduduknya Muslim sedang mengalami krisis generasi. Penyebab utamanya adalah sistem pendidikan sekuler-materialistik yang diterapkan. Sistem ini melahirkan individu yang hanya berorientasi pada materi, seperti gelar, jabatan, dan kekayaan. Akibatnya, muncul perilaku menyimpang demi meraih tujuan tersebut, seperti korupsi, suap, hingga pemalsuan ijazah.

Ironisnya, pendidikan karakter yang seharusnya menjadi bagian penting dari proses pendidikan justru kurang digarap secara serius. Ini membuktikan bahwa pendidikan sekuler-materialistik gagal melahirkan generasi unggul yang mampu menguasai sains dan teknologi sekaligus memiliki kepribadian luhur. Generasi lemah inilah yang membawa negeri ini ke jurang kehancuran dan kezaliman. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ
"Jadilah kamu orang berilmu, atau pencari ilmu, atau pendengar ilmu, atau pecinta ilmu. Dan jangan jadi orang kelima (orang bodoh), nanti kamu binasa." (HR. Baihaqi) (Lihat: Al-Fathul Kabir, I/204)


Solusinya Pendidikan Islam

Dalam Islam, pendidikan merupakan kebutuhan dasar. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qir'an surat Al-Mujadilah ayat 11:

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."

Allah ﷻ mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu agar mampu menyelesaikan persoalan dirinya, keluarganya, masyarakat, dan negaranya. Rasulullah ﷺ juga bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya ilmu untuk meminimalkan kebodohan di tengah kaum Muslimin. Negara pun memiliki kewajiban untuk melahirkan generasi berkualitas yang menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya.


Tujuan Utama Pendidikan Islam

Dalam Islam terdapat dua tujuan pokok pendidikan yang harus diperhatikan yaitu:
  • Membangun kepribadian Islam: Menanamkan pola pikir (aqliyah) dan jiwa (nafsiyah) Islam dalam diri umat dengan membentuk akidah, pemikiran, dan perilaku Islami pada anak didik.
  • Mempersiapkan ahli di berbagai bidang: Mencetak generasi yang menguasai ilmu-ilmu keislaman (seperti ijtihad, fikih, peradilan, dll.) maupun ilmu-ilmu terapan (seperti teknik, kimia, fisika, kedokteran, dll.) yang berguna dalam kehidupan. Dengan itu, umat Islam bisa menjadi pemimpin dunia, bukan sekadar pengikut atau agen dari pemikiran dan ekonomi asing.


Metode Pembelajaran dalam Islam

Metode pembelajaran yang tepat dalam Islam adalah melalui penyampaian (khithab) dan penerimaan (talaqqi) pemikiran dari pengajar kepada pelajar. Pengajar harus mampu membimbing siswa dalam proses inquiry learning, yaitu metode yang mendorong siswa aktif bertanya, menyelidiki, dan memahami suatu konsep atau topik. Metode ini menekankan proses belajar yang didorong rasa ingin tahu, bukan sekadar menerima informasi secara pasif.

Dengan demikian, pengajar dapat memberikan pemahaman yang mendekati realitas. Pelajar pun bisa membayangkan atau merasakan langsung konsep yang disampaikan, hingga ia menerima dan terdorong untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata.


Hasil Pendidikan Islam

Pendidikan Islam bertujuan melahirkan individu-individu terbaik yang memiliki pola pikir dan sikap Islami serta jiwa kepemimpinan, baik di tingkat individu, komunitas, maupun negara.

Umat Islam diposisikan sebagai umat terbaik sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Ali 'Imran ayat 110. Negara wajib menyiapkan generasi terbaik (khayru ummah) yang mampu memimpin bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, generasi ini harus memiliki:
  • Kepribadian Islam;
  • Pemahaman mendalam tentang agama (faqih fiddin);
  • Keunggulan dalam sains dan teknologi;
  • Jiwa kepemimpinan.

Generasi seperti inilah yang akan menjadi pengendali negara dan menjadikannya kuat, mandiri, dan terdepan dalam memimpin bangsa lain.


Kesimpulan

Kesimpulannya, sejak masa Rasulullah ﷺ, pendidikan menjadi tanggung jawab negara. Demikian pula pada masa Khilafah, negara selalu berupaya mencetak SDM berkualitas untuk mengurus umat. Salah satu contoh tokoh hebat dalam sejarah Islam adalah Mu’adz bin Jabal, yang dikenal memiliki pemahaman tinggi dalam urusan halal dan haram, hingga diangkat sebagai hakim agung pada usia 18 tahun.

Kini, sudah saatnya negeri ini mengganti seluruh tatanan hidup, termasuk sistem pendidikannya, dengan ideologi Islam. Tujuannya agar lahir generasi berkualitas secara massal yang mampu mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum Muslimin, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Posting Komentar

0 Komentar