GERBONG PERUBAHAN OLEH GEN-Z


Oleh: Ummu Zaid
Penulis Lepas

Aksi demonstrasi yang dilakukan rakyat beberapa hari kemarin untuk menentang kebijakan kenaikan gaji DPR, kenaikan pajak, dan lain-lain menjadi perhatian tersendiri. Sebab, ada sosok anak muda yang ikut aksi dengan tujuan menyuarakan bahwa kebijakan tersebut sangat zalim. Terlihat penguasa hari ini tidak memiliki empati kepada rakyat yang sedang menghadapi kesulitan hidup dengan mahalnya kebutuhan pokok, sementara lapangan pekerjaan juga sulit.

Cara Gen-Z menyalurkan kekecewaan terhadap kebijakan penguasa disampaikan lewat media sosial. Menurut psikolog anak dan remaja, Anastasia Satriya, M.Psi., Gen-Z dalam menyuarakan aspirasi tidak melakukan tindakan destruktif, tetapi memilih berbicara dengan cara khas mereka, yakni menggunakan media sosial, meme, poster kreatif, hingga estetika visual. Mereka berbicara tanpa harus membakar fasilitas.

Psikolog UI, Prof. Rose Mini Agoes Salim, menyoroti fenomena meningkatnya jumlah anak di bawah umur yang ikut aksi demonstrasi. Menurutnya, demonstrasi bisa menjadi ajang belajar menyampaikan pendapat, meski remaja rentan terprovokasi karena kontrol diri mereka belum matang.

Allah ﷻ menciptakan manusia dengan potensi jasmani dan naluri. Namun, pendekatan psikologi modern sering kali diarahkan dengan sudut pandang kapitalisme. Hal ini berpotensi melemahkan kesadaran politik Gen-Z dalam menyikapi persoalan masyarakat dan negara. Alih-alih mendorong mereka memahami akar masalah, psikologi kapitalistik lebih menekankan pada bagaimana Gen-Z bisa mempertahankan nilai dan identitas pribadi, sekaligus meredam eskalasi konflik.

Padahal, manusia memiliki naluri baqā’ (naluri mempertahankan diri) yang secara fitrah menolak kezaliman dan membutuhkan solusi nyata untuk menghilangkannya. Islamlah yang mampu memenuhi naluri ini, karena hanya dengan hukum syara', fitrah tersebut dapat tersalurkan secara benar. Ilmu psikologi semata tidak akan cukup tanpa tuntunan Islam.

Dalam Islam, umat diperintahkan untuk menasihati dan mengingatkan penguasa ketika ada kebijakan yang bertentangan dengan syariat. Cara menasihati ini dilakukan sebagaimana ditunjukkan dalam firman Allah ﷻ:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَرَجُلٌ قَامَ إِلَىٰ إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ فَقَتَلَهُ
Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan seorang laki-laki yang berdiri di hadapan penguasa zalim lalu ia memerintahkannya (kepada kebaikan) dan melarangnya (dari kejahatan), lalu penguasa itu membunuhnya.” (HR. Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Pemuda memiliki peran yang sangat strategis. Pada masa Rasulullah ﷺ, mereka bukan hanya pelengkap, tetapi garda terdepan dalam dakwah, perjuangan dan pembangunan masyarakat Islam. Ali bin Abi Thalib membela Islam sejak usia dini; Usamah bin Zaid menjadi panglima perang menghadapi pasukan Romawi pada usia 18 tahun; Mu‘adz bin Jabal menjadi ulama muda; Abdullah bin Umar dikenal sangat taat pada sunah Nabi; Mush‘ab bin Umair menjadi duta Islam pertama.

Seharusnya pemuda hari ini mencontoh keteladanan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Pemuda memiliki peran vital dalam dakwah dan perjuangan Islam, dengan semangat, keberanian, ilmu, dan tanggung jawab besar. Perubahan yang diinginkan tidak hanya bergantung pada sosok pemimpin, melainkan harus diarahkan pada perubahan sistem menuju Islam kāffah dalam bentuk penerapan sistem negara, yaitu khilafah.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13)

Posting Komentar

0 Komentar