APAKAH KEBIJAKAN PEMERINTAH BERPIHAK PADA RAKYAT?


Oleh: Uni
Penulis Lepas

Fenomena gas melon sempat membuat resah masyarakat beberapa hari lalu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melarang penjualan LPG 3 kilogram di tingkat pengecer mulai 1 Februari 2025. Bahlil Lahadalia menjelaskan penambahan kuota gas LPG 3 kilogram membuat anggaran subsidi membengkak. Pada 2025, pemerintah telah menetapkan plafon subsidi gas 3 kilogram sebesar Rp 87,6 triliun. Pada tahun lalu, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan melaporkan bahwa realisasi subsidi LPG 3 kilogram mencapai Rp 80,21 triliun, yang membuat nilai itu menjadi subsidi energi terbesar yang dibelanjakan pemerintah. (Liputan6.com, 3/2/2025).

Namun belakangan keputusan tersebut ditarik kembali. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan kembali bahwa pengecer bisa menjual LPG 3 kg dengan syarat status pengecer tersebut dinaikkan menjadi subpangkalan.

"Sudah mulai hari ini (pengecer boleh jual). Dinaikkan statusnya menjadi subpangkalan," ucap Bahlil di sebuah pangkalan gas wilayah Kota Tangerang, Selasa, 4/2/2025.(Tribunbengkulu.com, 4/2/2025).

Kebijakan itu membuat polemik di tengah masyakarat tingkat bawah. Pasalnya, dengan harga yang lumayan tinggi di pasaran, untuk mendapatkannya pun susah. Bahkan ada seorang ibu paruh baya bernama Yonih (62) meninggal dunia usai terjatuh sembari menenteng 2 tabung gas elpiji 3 kg pada Senin,3/2/2025. Warga Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu diduga kelelahan setelah sebelumnya mencoba mencari gas elpiji 3 kg untuk dirinya berjualan. (Liputan6.com, 4/2/2025).


Mencekik Rakyat

Kebijakan demi kebijakan yang diputuskan pemerintah dengan dalih untuk kepentingan rakyat, apakah benar itu untuk rakyat?

Pada faktanya, rakyat tetap tertatih-tatih sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jauh dari kata sejahtera, banyak masyarakat yang semakin tertindas. Yang miskin dipelihara agar tetap miskin, yang kaya dipupuk agar bertambah kaya. Itulah perputaran hidup dalam sistem busuk sekuler kapitalis.

Pemerintah yang bertugas meriayah rakyat, malah terus menerus bermain kebijakan untuk menyokong suburnya para oligarki.

Bagaimana tidak, setiap peraturan selalu berpihak pada pemodal besar. Padahal jelas Allah ﷻ melarang manusia melalaikan apa yang sudah diamanatkan kepadanya. Seperti firman-Nya dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 27:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَخُونُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا۟ أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."

Sumber Daya Alam (SDA) yang harusnya menjadi hak rakyat, justru dikomersilkan agar mendapat keuntungan pribadi. Hasilnya, membuat masalah pelik dari segi kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, dan masih banyak lagi yang tak berujung dan memperparah diderita rakyat.

Allah ﷻ berfirman dalam Al'Qur'an surat An-Nisa ayat 29:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ۝٢٩
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."

Rakyat sebenarnya sudah muak, tapi apalah daya mereka hanya bisa bersuara lirih. Karena pendapat-pendapat mereka hanya masuk lalu keluar lagi tanpa adanya pertimbangan pasti. Jargon dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat hanyalah wacana semata.


Jalan Islam

Masalah yang melanda negeri ini, akarnya adalah sistem yang salah. Sistem buatan manusia yang mempunyai akal terbatas justru malah dianggap lebih baik dari aturan Sang Maha Pencipta. Sistem sekuler kapitalisme akan membentuk siapa saja menjadi budak manfaat. Dimana ada manfaat, maka disitu akan bergerak. Minim memandang dampak baik atau buruknya.

Padahal Islam sudah menyajikan sistem dan aturan yang lengkap serta terjamin akan memberikan dampak baik. Karena bersumber langsung dari Sang Maha Pencipta, Dzat Yang Maha Pengatur kehidupan. Semua yang ada di alam jagad raya ini tak luput dari pengawasan-Nya, seperti yang tertuang dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 26:

يُرِيدُ اللهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوبَ عَلَيْكُمْ، وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ النساء
Artinya: "Allah menghendaki menjelaskan syariat agama kalian kepada kalian, menunjukkan berbagai jalan orang-orang sebelum kalian, dan menerima tobat kalian, dan Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."

Islam juga sudah mempunyai aturan tentang pemeliharaan sumber daya alam. Rasulullah ﷺ bersabda:

اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءُ في ثلَاَثٍ فِي الْكَلَإِ وَالْماَءِ وَالنَّارِ
Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Dalam hadist tersebut menyebutkan 3 kepemilikan umum yang haram hukumnya menjadi milik pribadi. Dalam hal ini gas termasuk kategori api yang harusnya menjadi hak umum. Pemerintah wajib mengelola SDA dan harus dikembalikan kepada rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Jika sistem Islam diterapkan di muka bumi, maka akan membawa rahmatan lil'alamin. Tidak perlu pusing-pusing membuat kebijakan ini itu, karena peraturan dalam Al-Qur'an itu tidak basi ditelan zaman. Salah, jika ada yang menganggap Al-Qur'an tidak sesuai jika diterapkan di zaman sekarang yang notabene sudah modern. Karena justru di dalam Al-Qur'an, zaman sekarang yang serba canggih pun sudah ada kabarnya pada masa Rasulullah ﷺ.

Wallahu 'alam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar