PENYEBAB MASALAH KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA ADALAH TATA KELOLA YANG SALAH


Oleh: Muhar
Jurnalis Lepas

Sekjen Aliansi Buruh Indonesia (ABI) Imam Ghozali menilai, penyebab masalah masih banyaknya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia adalah tata kelola yang salah.

Secara potensi, negeri ini kan negeri yang tidak kekurangan, negeri yang kaya raya. Semua mengakui, ya, bahwa negeri Indonesia ini adalah negeri yang kaya raya. Kemudian kalau masih ada yang miskin, masih ada yang belum sejahtera, bahkan kemudian banyak kesulitan hidup tanpa pekerjaan, berarti yang jadi masalah bukan kekayaannya, tetapi yang jadi masalah adalah tata kelolanya,” ujar Imam dalam program Kabar Petang: 97 WNI Kabur dari Neraka Scam Kamboja: Ribuan Masih Disekap? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (27/10/2025).

Ia menjelaskan, akar masalah utama terletak pada pengelolaan negara yang berlandaskan pola pikir kapitalistik. “Mindset kapitalis yang digunakan untuk mengatur negeri ini telah membiarkan kekayaan itu hanya dimiliki oleh segelintir orang. Kekayaan ini dibiarkan hanya dimiliki segelintir orang itu kemudian dilestarikan bahkan dijaga dengan regulasi yang formal,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi ini menyebabkan negara kehilangan fungsinya sebagai penjamin kesejahteraan rakyat. “Alih-alih kemudian melindungi kesejahteraan rakyat, negara bahkan hadir atau pemerintah memosisikan dirinya hanya sebagai regulator (untuk melayani pemilik modal),” nilainya.

Tata kelola kapitalistik inilah, sebutnya, yang menyebabkan kekayaan nasional hanya berputar di kalangan elite, sementara rakyat banyak tetap kesulitan hidup dan kehilangan kesempatan kerja.

Karena itu, ia menekankan perlunya perubahan sistem ekonomi secara menyeluruh. “Sudah saatnya negeri ini menyadari hal ini. Membuang sistem yang lahir dari mindset (pola pikir) kapitalisme, kemudian diganti dengan sistem alternatif Islam,” tegasnya.

Sebab, menurut Imam, sistem ekonomi Islam mampu menciptakan distribusi kekayaan yang merata dan menghidupkan ekonomi riil.

Ketika penyerapan tenaga kerja itu terjadi, maka tidak perlulah kemudian orang itu ke luar negeri kalau memang di dalam negeri sudah sejahtera,” jelasnya.

Imam pun memastikan, sistem ekonomi kapitalistik yang kini diterapkan adalah sistem yang keliru dan rapuh.

Ekonomi yang dipakai di negeri ini sebenarnya adalah ekonomi yang rapuh, ekonomi yang keliru total. Oleh karena itu, perlu diganti dan kita mulai melirik sistem ekonomi yang lebih bagus, yakni ekonomi Islam yang memang dibuat oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala, yang mengerti betul bagaimana manusia dan kehidupannya,” pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar