
Oleh: Zidny Bhikha
Lagi2 bukti absurdnya demokrasi
Hukum dibuat elit yang dipilih oleh rakyat. Para elit kemudian menjadi berkuasa termasuk membuat aturan dan menegakan keadilan.
Hukum buatan elit kenyataannya tidak berasaskan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat secara harfiah. Tetapi hukum dibuat mereka dengan mengatas namakan rakyat, padahal rakyat tak sama sekali dilibatkan dalam perumusan setiap kebijakan, lebih gampangnya lagi secara nyata kebijakan2 yang ada justru merugikan rakyat.
Pihak2 yang di untungkan adalah mereka2 yang ternyata "berjasa" atas terpilihnya elit di tampuk kekusaan. Selain itu mereka2 yang memiliki kekuatan kapital untuk mendukung kekuasaan elit. Tentu saja karena ada simbiosis mutualisme di antara mereka. Penguasa butuh tahta dan harta pengusaha butuh dukungan pemguasa untuk terus mengeruk keuntungan dan mengeksploitasi negeri.
Parahnya untuk melanggengkan kepentingan penguasa dan pengusaha telah membajak seluruh aspek kebijakan mulai dari ekonomi,hukum politik sosial dampai pendidikan. Hal ini untuk menjamin hasrat materi penguasa dan pengusaha.
Tak heran isu agama pun tak luput dari penjajahan. Isu dan kelompok agama yamg dianggap mengancam kepentingan secara halus atau keras sekalipun pasti akaan dijalankan.
Elit politik katanya sebagai penegak keadilan. Berhubung asas kekuasaan nya demokrasi yang meletakan manusia sebagai penguasa yang terlepas dari tuntunan agama maka wajar mereka hanya tinggal memilih mana yang harus dipeliharra mana yang harus "digebuk" tinggal bermain narasi.
Jadi yang dimaksud dari rakyat adalah Para penguasa dari wakil rakyat hasil pemilihan oleh rakyat, untuk sebagian rakyat yang diatasnamakan seluruh rakyat. So Masihkah kamu percaya demokrasi?
#Buangjauhdemokrasi
0 Komentar