KHILAFAH HTI, BEGITULAH WUJUD KEKALAHAN INTELEKTUAL PARA PENENTANG KHILAFAH


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Saat para penentang Khilafah tidak mampu mematahkan argumentasi syar'i tentang kewajiban Khilafah, tidak mampu menolak realitas sejarah Khilafah pernah eksis 13 Abad lamanya, tidak mampu pula menolak realitas demokrasi saat ini merusak dunia dan telah pada kondisi 'Sakratul Maut', mereka kemudian mengembuskan narasi Khilafah HTI.

Saya setuju Khilafah, tapi bukan khilafah HTI. Khilafah itu wajib, tapi bukan Khilafah HTI. Khilafah itu janji Allah SWT, kabar gembira dari Rasulullah Saw, tapi bukan Khilafah HTI. Begitulah, ungkapnya. Padahal, orang yang mengumbar aksara ini tidak tahu sedikit pun tentang Khilafah, kecuali hanya untuk menjadi dasar untuk menjauhkan Umat dari perjuangan yang agung ini.

Misalnya saja, aktivis HTI tidak pernah memperjuangkan Khilafah HTI, tapi Khilafah Islamiyyah bagi segenap kaum muslimin. Bahkan, khilafah itu juga akan melindungi ahludz dzimmah (non muslim) sebagaimana diajarkan Islam dan dipraktikkan oleh para Khalifah terdahulu.

Dalam kitab kajian HTI, syarat menjadi Khalifah juga sama dengan yang dikaji oleh ulama lain lintas mahzab. Yakni, harus Islam, laki-laki, dewasa, berakal, merdeka, adil dan memiliki kemampuan mengemban misi kekhilafahan. Tak ada satupun syarat calon Khalifah yang dikaji di HTI itu wajib anggota HTI atau minimal telah halaqah di HTI.

Kemudian, Khilafah itu visinya melanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan hukum Islam secara kaffah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru alam. Tak ada kajian di kitab HTI, khilafah itu untuk menyebarkan hukum demokrasi, atau hukum kufur lainnya. Menerapkan hukum Islam itu ajaran Islam, bukan ajaran HTI.

Saat khilafah tegak, itu memiliki kewajiban untuk melayani Umat bukan melayani anggota HTI. Kebijakan Khilafah untuk segenap kaum muslimin.

Bukan seperti saat ini, kalau kementerian tertentu dikuasai partai tertentu, maka semua kebijakan kementerian dibuat untuk menguntungkan anggota partai tertentu. Atau setidaknya, semua proyek di kementerian tertentu dikuasai oleh para pebisnis dari partai tertentu. Ini fakta.

Khilafah itu negara untuk segenap kaum muslimin. Ajaran Islam, bukan ajaran HTI. Analogi sederhananya, kalau orang NU sholat dan orang Muhammadiyah sholat, itu tetap status sholat ajaran agama Islam. bukan sholat ajaran NU, atau sholat ajaran Muhammadiyah.

Tapi memang motifnya bukan membenci HTI, tapi ingin menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam khilafah, ya sudah tak usah digubris. Yang penting, terus mengedukasi umat tentang kewajiban memperjuangkan Khilafah, dan berusaha agar pertolongan Allah SWT segera turun dengan tegaknya Khilafah.

Jika Khilafah itu tegak di negeri ini, dan negeri ini menjadi pusat peradaban Islam karena menjadi ibukota Negara Khilafah, wow sekali. Ini adalah karunia yang luar biasa. Karunia agung, sebagimana dahulu diberikan oleh Allah SWT kepada para sahabat Anshar di Madinah.

Karena itu, putra putri umat di negeri ini harus mengambil peran sebagaimana diambil oleh sahabat Anshar. Umat di negeri ini wajib memberikan dukungan dan pembelaan pada perjuangan penegakkan daulah Khilafah.

Jadi, narasi sesat seperti khilafah HTI, khilafah ISIS, dan yang sejenisnya tidak akan laku. Umat akan menyadari bahwa Khilafah adalah ajaran Islam, dan akan memberikan kemaslahatan kepada segenap kaum muslimin di seluruh dunia. [].

Posting Komentar

0 Komentar