
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Ketika Rasulullah Saw menceritakan kisah Isra' dan Mi'raj ke penduduk Mekkah, orang-orang musyrik mengoloknya. Bahkan sebagian orang yang telah memeluk Islam pun menjadi ragu.
Mereka kemudian menemui Abu Bakar dan menceritakan kisah tersebut. Mulanya Abu Bakar mengira orang-orang yang menemuinya mengada-ada. Meski demikian, beliau menyatakan akan percaya jika memang Rasulullah mengatakannya.
“Dan kalaupun itu yang dikatakannya, tentu ia mengatakan yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang. Aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan”. Begitu, ungkap Abu Bakar.
Abu Bakar kemudian bergegas menemui Rasulullah dan mendengarkan Nabi menggambarkan keadaan di Baitulmukadas. Abu Bakar yang pernah mengunjungi kota tersebut menyimaknya. Beliau kemudian berkata, “Rasulullah, saya percaya”.
Sejak saat itu Nabi Muhammad memanggil Abu Bakar dengan gelar "as-Shiddiq". Sebab sifat jujur dan benar telah menjadi bagian dirinya. Jujur atas kebenaran yang dibawa Nabi, dan membenarkan apa yang dibawa Nabi dihadapan khalayak. Begitulah, semoga Allah SWT memberikan karunia-Nya kepada Abu Bakar dan seluruh anak keturunannya.
Saat ini, kita juga bisa mengambil peran sebagaimana yang diambil Abu Bakar RA. Jujur membenarkan, apa yang dikabarkan Rasulullah Saw, dan memperjuangkan Sabda dari Baginda Rasulullah Saw.
Sesungguhnya, Rasulullah Saw telah mengabarkan kepada umatnya, bahwa kelak akan kembali Khilafah dengan metode kenabian, Khilafah ala minhajin nubuwah. Ambillah sikap, sebagai telah diambil Abu Bakar. Ambillah amal, sebagaimana telah diramalkan Abu Bakar RA.
Abu Bakar RA, membenarkan semua yang dikatakan oleh lisan yang mulia, Rasulullah Muhammad Saw. Selain membenarkan, Abu Bakar juga setia memperjuangkan apa yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw.
Saat ini, benarkanlah kabar akan kembalinya Khilafah. Meskipun, banyak orang kafir dan munafik menolak dan mengoloknya. Ada yang menyebut Khilafah mimpi, utopia, khayalan, dan seterusnya.
Benarkanlah! bahwa Khilafah yang dijanjikan, yang kabar gembiranya telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad Saw adalah benar. Lisan Rasulullah yang mulia, mustahil berdusta pada umatnya.
Rasulullah, telah mengabarkan tentang penaklukan Konstantinopel. Dan pada era Muhammad al Fatih, Konstantinopel benar-benar ditaklukkan.
Rasulullah mengabarkan akan kembalinya Khilafah ala minhajin nubuwah. Maka, benarkanlah dan perjuangkan agar Khilafah itu tegak di zaman kita, melalui tangan-tangan kita.
Rasulullah mengabarkan tentang Penaklukan Kota Roma, maka benarkanlah dan biarkan anak cucu kita yang akan mewujudkannya. Sementara kita, fokus menegakkannya Khilafah sebagai sarana bagi anak cucu kita agar dapat menjangkau dan menaklukkan kota Roma.
Pada setiap urusan agama, tidak bisa diraih kecuali dengan keyakinan. Amal yang disadari keyakinan, akan mengantar pada keberhasilan.
Boleh saja, seluruh dunia menolak Khilafah, mendustakan kembalinya Khilafah, sebagaimana dahulu penduduk Mekkah mendustakan peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Tetapi, perkataan manusia tidak mengubah takdir, pendustaan manusia atas kabar kembalinya Khilafah tak akan mampu menghalangi kedatangannya.
Lihatlah! Betapa ideologi kapitalisme menampakkan kerapuhannya, ditengah pandemi Kapitalisme tidak menyelesaikan urusan manusia kecuali bertindak semakin egois mengejar materi diatas tumpukan kepedihan akibat pandemi.
Lihatlah! Betapa penguasa-penguasa antek di negeri ini dan negeri kaum muslimin lainnya, saling menghunus pedang untuk berebut dan mempertahankan kekuasaan. Mereka berebut tulang, dari sisa kerakusan kapitalisme barat dan Amerika.
Lihatlah! Betapa para penguasa antek itu, justru menghunus pedang untuk ikut memerangi kaum muslimin, bukan menjaga dan membela darah kaum muslimin dari kejahatan penjajahan barat dan Amerika.
Lihatlah! Bagaimana Arab Saudi, Yordania, Iran, Mesir, Turki, Emirat, mengambil peran sebagai 'Cherleaders Amerika' di kawasan, dan membiarkan darah kaum muslimin di Palestina terus ditumpahkan tanpa ada harga yang menjadi tebusannya.
Lihatlah! Bagaimana penderitaan Muslim Kashmir, Rohingya, Uighur, Afrika Tengah, Yaman, Suriah, Irak, Afghanistan, dan diberbagai belahan bumi lainnya, terus mengalami penindasan dan kezaliman.
Lihatlah! Para penguasa di negeri ini saling bertarung berebut kekuasaan, tak lagi memikirkan urusan rakyat. Mereka tak peduli, apakah majikan mereka Amerika atau China, dan apakah rakyat menjadi tumbal kekejian mereka. Mereka, hanya sibuk dengan harta, tahta dan wanita.
Wahai kaum muslimin! Jadilah Abu Bakar Abu Bakar Era kini. Benarkanlah Kabar Kembali Khilafah, dan berjuanglah untuk mewujudkannya.
«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.”
(HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu Dawud al-Thayalisi dalam Musnad-nya (no. 439); Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no. 2796))

0 Komentar