
Oleh: Rika Dwi Ningsih
Penulis Lepas
Bulan ini, kita fokus pada peran istri yang diharapkan dapat menjadi sumber ketenangan bagi suami. Ketenangan ini penting dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
Makna Sakinah: Ketenangan dalam Rumah Tangga
Kata "sakinah" dalam bahasa Arab berasal dari kata "sakana," yang berarti tenang. Dalam Al-Qur'an, kata ini digunakan untuk menggambarkan ketenangan yang diharapkan seorang suami dapatkan dari istrinya. Allah ﷻ berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 189:
۞ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَاۚ فَلَمَّا تَغَشّٰىهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيْفًا فَمَرَّتْ بِهٖ ۚفَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللّٰهَ رَبَّهُمَا لَىِٕنْ اٰتَيْتَنَا صَالِحًا لَّنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ
189. Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.”
Ayat ini menunjukkan bahwa istri diciptakan sebagai pendamping yang memberikan ketenangan bagi suaminya. Nabi Adam AS pun merasa sepi di surga meski dengan segala kenikmatannya, sampai Allah ﷻ menciptakan Hawa sebagai pendampingnya.
Tugas Utama Istri: Memberikan Ketenangan
Sebagai istri, tugas utama adalah memberikan ketenangan kepada suami. Dalam surat Ar-Rum ayat 21, Allah ﷻ menegaskan bahwa pernikahan adalah tanda kebesaran-Nya, di mana suami-istri saling memberikan ketenangan, cinta, dan kasih sayang:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
21. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Ketenangan hati adalah kebutuhan utama dalam rumah tangga. Ketika suami merasa tenang bersama istrinya, maka cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah) akan melimpah dalam keluarga. Ini akan menciptakan hubungan yang harmonis dan penuh keberkahan.
Istri seperti Malam dalam Kehidupan Rumah Tangga
Ketenangan yang diberikan istri diibaratkan seperti malam hari, yang menjadi waktu untuk istirahat setelah aktivitas siang hari. Dalam surat Yunus ayat 67, Allah ﷻ berfirman bahwa Dia menciptakan malam untuk ketenangan:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ
67. Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang benderang. Sungguh, yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.
Begitu juga dengan peran istri, yang diibaratkan seperti malam yang memberikan ketenangan bagi suaminya setelah kesibukan sehari-hari. Istri adalah tempat bagi suami untuk menemukan kedamaian, sebagaimana malam memberikan ketenangan setelah aktivitas di siang hari.
Istri yang tenang memberikan kesejukan dan ketenangan. Salah satu simbol ketenangan ini adalah melalui pakaian, yang bukan hanya sekadar alat untuk menutup aurat, tetapi juga sebagai perhiasan. Sebagaimana pakaian yang melengkapi dan menutupi kekurangan, begitu pula istri berperan dalam melengkapi dan menutupi kekurangan suaminya.
Pakaian dalam konteks ini memiliki dua fungsi utama, yaitu menutup aurat dan sebagai perhiasan. Seorang istri yang berperan sebagai "pakaian" bagi suaminya, akan menutupi aib dan kekurangannya, serta memperindah kehidupan rumah tangga. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A'raf Ayat 26:
يَا بَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْاٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
26. Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.
Ketenangan dalam Kehidupan Rumah Tangga
Dalam kehidupan rumah tangga, istri diharapkan berperan sebagai sumber ketenangan bagi suaminya, seperti malam yang memadamkan keletihan dan kegelisahan setelah aktivitas panjang. Ketika suami menghadapi berbagai masalah, kepenatan kerja, dan tekanan kehidupan, istri berperan dalam memberikan ketenangan dan menghilangkan beban-beban tersebut.
Kisah Khadijah radhiallahu anha saat Rasulullah ﷺ mendapatkan wahyu pertama menggambarkan betapa pentingnya peran istri dalam menenangkan suaminya. Ketika Rasulullah ﷺ merasa gelisah, Khadijah menenangkannya dengan kata-kata penuh keyakinan bahwa Allah ﷻ tidak akan menghinakan beliau.
Contoh lainnya adalah Ummu Sulaim yang dengan bijak menenangkan suaminya, Abu Thalhah, setelah putranya meninggal. Ummu Sulaim memberikan ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi situasi sulit sehingga suaminya bisa menerima berita duka dengan lebih tenang.
Malam sebagai Waktu Istimewa
Seperti malam yang memberikan waktu istirahat terbaik, seorang istri diharapkan mampu menjadi tempat istirahat bagi suaminya, memberikan ketenangan yang tidak tergantikan. Sebagaimana malam yang mengantarkan seseorang kepada keindahan pagi, istri yang memberikan ketenangan di malam hari akan membuat suami memulai hari berikutnya dengan semangat baru.
Ketenangan yang diberikan oleh istri dalam rumah tangga, seperti malam yang gelap namun dipenuhi dengan keindahan bintang-bintang, adalah sesuatu yang tidak bisa tergantikan oleh hal lain. Keindahan yang diperlihatkan oleh istri akan membuat suami merasa nyaman dan betah di rumah, memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang di antara mereka.
Ketenangan dalam Menghadapi Masalah
Dalam kehidupan rumah tangga, pasti akan ada saat-saat di mana suami dan istri sama-sama merasa lelah atau tertekan. Dalam situasi seperti ini, siapakah yang lebih bertanggung jawab untuk menghadirkan ketenangan? Jawabannya adalah suami, sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Seorang suami diamanahkan untuk memiliki kelapangan dada, menahan amarah, dan menjaga ketenangan dalam rumah tangganya.
Namun, ketenangan adalah anugerah dari Allah, dan setiap anggota keluarga harus berusaha untuk mendapatkannya. Suami dan istri sama-sama memiliki kewajiban untuk saling menenangkan dan mendukung satu sama lain.
Penutup
Dalam rumah tangga yang penuh cinta dan kasih sayang, suami dan istri memiliki peran masing-masing untuk menciptakan ketenangan. Istri yang mampu menjadi ketenangan seperti malam bagi suaminya akan membantu menciptakan kehidupan rumah tangga yang penuh keberkahan. Sebagaimana pakaian yang melengkapi dan memperindah, istri berperan dalam melengkapi dan menutupi kekurangan suaminya, menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh kebahagiaan.
Wallahualam Bissawab
0 Komentar