
Oleh: Rani Ummu Askar
Aktivis Muslimah
Cilacap mengalami ancaman serius terkait penyakit menular HIV/AIDS. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes) Kabupaten Cilacap menunjukkan data lonjakan kasus penderita HIV/AIDS. Tercatat hingga Agustus 2025, ada 128 kasus baru, angka ini menggenapkan total pasien yang masih dalam pengobatan menjadi 1.080 orang. Tentu ini menjadi hal yang perlu diseriusi, mengingat tingginya kasus HIV/AIDS yang menyasar pada usia produktif. (Radar Banyumas, 05/09/2025)
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Langsung (P2PL) Imunisasi dan Kebencanaan, Hutomo Eko Prasetyo, menyebut, "Dari 128 kasus baru yang kami temukan tahun ini, mayoritas penderitanya adalah usia produktif, yaitu antara 20 hingga 49 tahun, sebanyak 99 orang, dengan usia di atas 50 tahun tercatat sebanyak 14 orang. Sementara itu, kasus pada kelompok usia remaja juga ditemukan, dengan 14 orang berada pada rentang usia 15-19 tahun. Yang lebih memprihatinkan lagi, ada satu kasus yang menjangkit seorang balita."
Cermin Rusaknya Kehidupan Sekuler
Maraknya kasus HIV/AIDS tentu bukan tanpa sebab. Ada banyak faktor yang memicu penyebarannya, yang mana mayoritas disebabkan oleh perilaku seks bebas, berhubungan dengan sesama jenis (homo), suka bergonta-ganti pasangan, atau menggunakan jarum suntik narkoba secara bergantian.
Maka, mengatasi persoalan ini tidak cukup hanya dengan himbauan agar berhubungan seks dengan aman saja. Tetapi, masyarakat perlu mendapat edukasi agar mengetahui sebab-sebab munculnya penyakit ini dan akibat yang ditimbulkannya.
Meski penderita juga telah mendapatkan pengobatan/terapi untuk menekan perkembangan virus dan mencegah penularan, hal tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan yang serius ini. Apalagi, dengan melihat tingginya angka penderita, tentu akan semakin menambah beban kesehatan pemerintah daerah, jika hal ini tidak segera mendapatkan solusi yang tepat.
Fenomena HIV/AIDS ini adalah kasus yang layaknya gunung es. Angka yang terlihat di permukaan hanya bagian puncaknya saja, sementara yang tidak terungkap bisa jadi lebih banyak. Dengan ini, perlu adanya solusi yang komprehensif agar mampu menekan angka penderita.
Langkah utama yang harus kita lakukan adalah mencari akar persoalannya terlebih dahulu.
Dari sebab-sebab munculnya penyakit menular yang mematikan ini, kita pahami bersama bahwa sesungguhnya kasus ini adalah buah dari penerapan sistem kapitalisme sekuler yang menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan. Liberalisme telah membuat kehidupan manusia semakin tidak terkendali. Sistem demokrasi meniscayakan kebebasan, salah satunya adalah kebebasan berperilaku. Sehingga melahirkan manusia-manusia yang terkungkung oleh nafsu.
Jelas, para pelaku perilaku menyimpang ini semakin mudah melancarkan aksinya. Sebab, keberadaan mereka yang mulai diterima oleh masyarakat. Terbukti dengan banyak beredarnya video pelaku LGBT di berbagai media sosial yang mendapatkan banyak like dan view.
Padahal, semestinya para pelaku penyimpangan ini mendapatkan sanksi yang tegas agar memberikan efek jera, sehingga tidak ada yang mau mengikuti jejak kelam mereka.
Namun sayangnya, hal ini mustahil diterapkan dalam sistem kapitalisme yang menjadi sistem kehidupan dunia saat ini, yang mana landasannya hanya bertumpu pada keuntungan materi saja. Maka jelas, selama ada pihak yang diuntungkan, pemberantasan terhadap kemaksiatan hanya sekadar wacana saja.
Islam Selamatkan Masa Depan Generasi
Sungguh ironi, negeri yang mayoritas penduduknya Muslim, tapi kemaksiatan merajalela dan telah dianggap biasa. Bagaimana masa depan generasi muda jika terus hidup dalam atmosfer yang kotor seperti ini?
Sudah saatnya kita kembali pada fitrah. Hidup selaras dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu sebagai hamba Allah yang tugasnya adalah beribadah kepada Allah. Maka agar manusia mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan benar, kita butuh adanya sistem dukungan yang hanya mampu diemban oleh negara, yaitu dengan penerapan syariat Islam. Karena hanya dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh, berbagai problematika umat akan mampu terselesaikan, terutama kasus HIV/AIDS yang akan menjadi bom waktu bagi umat Islam jika tidak ditangani sesuai hukum syara'.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
“Dan sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A'raf: 96)
0 Komentar