
Oleh: Lia
Ibu Rumah Tangga
Selang beberapa hari setelah perayaan HUT RI ke-80, Indonesia dibuat menangis. Kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR yang fantastis jumlahnya di tengah kesulitan ekonomi yang makin menghimpit menuai banyak kritik dari berbagai kalangan. Besarnya gaji dan tunjangan yang diterima anggota DPR dinilai tidak seimbang dengan kinerja mereka.
Berawal dari joget-joget anggota dewan yang duduk di parlemen. Mereka bergembira dan berjoget setelah mendengar kabar gembira ada kenaikan berbagai tunjangan, seolah diiringi dengan genre musik yang riang gembira. Hal tersebut membuat teriakan bubarkan DPR menggema. Diperparah dengan ucapan-ucapan kurang pantas yang keluar dari mulut beberapa anggota Dewan, membuat hati rakyat terluka.
Demonstrasi pun terjadi. Rakyat menuntut keadilan. Namun sayang, tragedi memilukan terjadi di tengah-tengah demonstrasi. Seorang pengemudi ojek online (ojol) tewas dilindas mobil rantis Brimob.
Beberapa orang yang mengatasnamakan diri sebagai pendemo mulai membakar dan merusak fasilitas umum. Aksi tersebut menyebabkan gelombang demonstrasi semakin besar dan penuh ketegangan.
Namun sangat disesalkan!
Tujuan demonstrasi yang awalnya ingin menyampaikan aspirasi rakyat yang kecewa atas kebijakan yang diambil pemerintah berubah menjadi aksi anarkis dan penjarahan.
Tindakan anarkis ini tentu tidak bisa dibenarkan, karena pengrusakan fasilitas umum menimbulkan kerugian besar. Penjarahan juga diharamkan oleh agama karena mengambil sesuatu yang bukan hak kita.
Dari peristiwa ini kita bisa menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan keadilan tidak cukup hanya dengan demonstrasi.
Hanya ada satu solusi agar semua permasalahan ini terselesaikan, yaitu dengan kembali kepada sistem Islam. Hanya sistem Islam-lah yang terbukti selama berabad-abad bisa memberikan keadilan dan keamanan untuk umat. Tarian wakil rakyat akan membawa kesenangan bagi rakyatnya, tanpa ada yang terluka. Percayalah!
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
0 Komentar