LUCU


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Ya benar-benar lucu. semua kegaduhan yang dipentaskan di depan publik, tidak terlihat menakutkan tapi malah lucu. Padahal rezim zalim punya tujuan ingin menakut-nakuti rakyat.

Misalnya saja tiba-tiba, simsalabim, muncul Maklumat yang seolah menjadi salah satu sumber hukum dalam hierarki perundangan. bahkan ada yang mengkritiknya dengan pedas, mana bisa maklumat bisa mengalahkan undang-undang dasar 45?

Itu terkait hak konstitusional warga negara untuk berserikat berkumpul dan menyampaikan pendapat. Juga hak konstitusional warga negara terkait memperoleh informasi.

Sudah seperti negara fasis saja. Penguasa ingin memonopoli informasi. Penguasa ingin memonopoli kebenaran. Penguasa ingin memonopoli kesadaran publik.

Yang terjadi? Publik rame-rame mengkritik. Akhirnya, maklumat sibuk ditafsirkan ulang, agar sejalan dengan peraturan perundangan. Maklumat ditafsirkan ulang, untuk mengklarifikasi tidak merampas hak konstitusional warga negara.

Lucu, benar-benar lucu. Kalau dulu ada Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro). Rezim hari ini lebih lucu dari Warkop DKI. Sampai ada seorang politisi berseloroh, sejak melek politik baru kali ini ada produk hukum maklumat?

Tiba-tiba juga ada orang yang mengaku ahli hukum, membuat tafsir ormas yang berubah nama tidak sah dan ilegal. Rupanya orang ini tidak paham, faktanya itu tidak ada yang merubah nama ormas. Yang ada hanya deklarasi ormas.

Entah dibayar berapa orang-orang seperti ini untuk bicara membela rezim. Tapi lucu saja, jadi terlihat kebodohannya dan dipamerkan di depan publik.

Yang jelas mereka tidak pede dengan keputusannya. Mereka sibuk untuk meyakinkan publik bahwa keputusannya layak untuk ditaati. Padahal, publik telah lama antipati kepada rezim zalim.

Mengambil keputusan yang taat hukum saja belum tentu mendapat legitimasi publik. Apalagi mengeluarkan keputusan hukum yang melabrak asas due proces of law. Apalagi dalam mengambil keputusan hukum nampak jelas bobot syahwat kekuasaannya.

Rezim ini sudah seperti cerita pengembala domba yang menipu orang kampung dengan mengatakan ada serigala. Pada mulanya orang kampung mempercayai, tapi kecewa setelah nyata didustai. Saat orang kampung paham karakter pendusta si pengembala, menjadi tak penting lagi kejujuran pengembala. Begitulah, nasib rezim di hadapan rakyat.

Rezim ini benar-benar telah kehilangan legitimasi. Rezim zalim ini benar-benar tidak dipercaya rakyat. Rakyat benar-benar telah marah pada titik puncaknya.

Di tengah kemarahan rakyat itu, saya justru tertawa terbahak-bahak. Hahaha, lucu saja melihat kelakuan rezim dengan segala kebijakannya.

Kepada segenap pembaca, saya mohon izin. Saya mohon izin untuk tertawa, dan pembaca dipersilakan untuk ikut tertawa. [].

Posting Komentar

0 Komentar