POKOKNYA KHILAFAH


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Perjuangan harus diemban oleh orang yang punya sikap "ngotot". Kalau mudah mengalah, mudah dinego, mudah kompromi, mudah dibeli, ya habis perjuangan. Tak ada perjuangan, tanpa 'kengototan'. Dan hal ini, telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad Saw.

Pada saat Rasulullah Muhammad Saw berdakwah di Mekkah, para pembesar kafir Quraisy meminta Rasulullah Saw berkompromi. Menawarkan kompromi, sehari menyembah Allah SWT, sehari menyembah tuhan mereka, latta dan uza. Kompensasinya, Rasulullah Saw dijadikan pemimpin, orang terkaya dan dipersilahkan memilih gadis-gadis cantik dari putri putri kaum Quraisy, untuk dijadikan istri-istrinya.

Apa jawaban Rasulullah Saw? Beliau ogah berkompromi, beliau tetap 'ngotot' hanya Allah SWT satu-satunya dzat yang layak disembah. Bahkan, jika rembulan dan matahari sebagai imbalannya, bukan sekedar recehan dunia baik kedudukan, harta dan wanita, Rasulullah Saw juga tetap menolaknya. Rasulullah tetap ngotot dengan dakwahnya, atau mati karenanya.

Saat Rasulullah Saw mendatangi Bani Hanifah bin Sho'soah, Rasulullah Muhammad Saw juga ngotot menolak kekuasaan dan pertolongan yang diberikan, jika masih memiliki pamrih. Saat itu, Rasulullah akan ditolong dengan kekuasaan, hanya saja kekuasaan setelah Rasulullah diminta diwariskan kepada mereka.

Rasulullah Muhammad Saw menolak mewariskan kekuasaan setelah beliau, karena kekuasaan itu hak Allah SWT. Terserah, kepada siapa oleh Allah SWT kekuasaan itu diberikan.

Sampai akhirnya, kengototan itu berbuah manis. Rasulullah Muhammad Saw mendapatkan kekuasaan di Madinah, dan sahabat Anshar tidak memberikan syarat apapun untuk menolong dakwah Rasulullah, bahkan bersedia berkorban membela Rasulullah Saw meski harus kehilangan tokoh-tokoh mereka, berjanji membela Rasulullah Saw sebagaimana mereka membela dan melindungi istri dan anak anaknya.

Saat ini, perjuangan penegakan syariah Islam secara kaffah juga harus ngotot, tanpa kompromi. Tak boleh, berkompromi dengan sistem demokrasi, meskipun banyak tawaran berbagi kekuasaan. Syariat Islam harus diterapkan oleh institusi Khilafah.

Umat Islam harus ngotot, untuk menegakkan Khilafah, jangan mau berkompromi dengan demokrasi sekuler walaupun ada tawaran kemaslahatan didalamnya. Sungguh, suatu saat kelak akan ada kaum Anshor abad ini, yang akan menolong dakwah dan menegakkan Khilafah, tanpa memberi syarat apapun dan tanpa pamrih apapun.
Bahkan, kaum Anshar kedua ini, bersedia berkorban membela dakwah Khilafah, meski harus kehilangan tokoh tokoh mereka, berjanji membela dakwah Khilafah, sebagaimana mereka membela dan melindungi istri dan anak anaknya.
Demikianlah, sejarah pasti berulang. Daulah Khilafah yang dijanjikan, pasti akan tegak kembali.

Khilafah akan tegak dari suatu negeri kaum muslimin, kemudian menyatukan seluruh negeri kaum muslimin. Khilafah juga akan membebaskan seluruh umat dan bangsa, dari penghambaan selain kepada Allah SWT, menuju menghamba kepada Allah SWT semata. Khilafah, akan menebarkan rahmat bagi semesta alam. [].

Posting Komentar

0 Komentar