
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un, pagi ini (Sabtu, 3/4) penulis mendengar kabar Ust Chairul Huda, Ponpes Mbaron, Nganjuk meninggal dunia. Almarhum, semasa hidupnya paling antusias ketika menyambut penulis mengisi sejumlah diskusi di Jawa Timur, Khususnya jika Nganjuk mendapat Giliran. Seringkali, Almarhum juga info japri tentang sejumlah perkembangan politik dan komentar atas sejumlah artikel yang penulis buat.
Yang tak terlupakan, tentu saja Riayah (pelayanan) beliau, setiap ada diskusi. Kami, serombongan dari Jakarta dan Surabaya, akan mendapatkan perlakuan sebagai 'Tamu Istimewa' dari beliau. Selain menyiapkan hotel menginap, makan, berbincang dengan hangat, satu lagi yang tak terlupakan : Durian.
Diskusi dan Durian, adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cak Slamet selaku Promotor Diskusi, menyebutnya dengan istilah 'Durian Perlawanan'. Di Sepanjang diskusi yang kami adakan di Jawa Timur, dari Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Tuban, Tulungagung, Gresik, Madura hingga Banyuwangi, tema-tema perlawanan terhadap rezim zalim selalu menjadi menu utamanya. Dan Durian, adalah sajian utama dalam diskusi perlawanan.
Almarhum ini, yang menyiapkan durian perlawanan itu. Terakhir bertemu, dalam diskusi setahun yang lalu sebelum pandemi. Saat itu, penulis bersama Prof Suteki mengadakan Safari Diskusi di Jawa Timur, termasuk di Nganjuk.
Rupanya, Allah SWT berkehendak memanggil beliau terlebih dahulu. tidak terlalu cepat, tidak juga lama. Walaupun usia belum tergolong tua, tapi ajal memang tak mengenal batasan umur.
Sebagaimana yang sering penulis sampaikan, kebajikan seseorang tidak menunda datangnya ajal. Sebagaimana kezaliman, tidak pula mempercepat ajal. Banyak orang berharap orang-orang zalim segera mati, tapi kenyataannya mereka tetap panjang umur.
Mungkin Allah SWT mau memberi tangguh untuk bertobat orang yang zalim, atau jika tidak ingin memberikan balasan siksa atas kedzalimannya di dunia, dengan wasilah dipanjangkan umurnya. Yang jelas, Orang beriman akan menemui janji Allah SWT berupa kematian dan Surga, sebagaimana orang kafir dan zalim pasti akan bertemu kematian dan neraka.
Bagi orang beriman, kematian adalah pintu gerbang untuk bertemu janji Tuhannya. Janji tentang adanya alam kubur, hari kebangkitan, hari perhitungan, hingga akhirnya dimasukkan ke surga dan bertemu Wajah-Nya.
Tak ada kematian yang buruk bagi orang yang beriman, tak ada kehidupan yang sia-sia bagi orang yang beriman. Kematian adalah sarana menghentikan dosa, sedangkan kehidupan adalah sarana menghimpun amal dan pahala.
Selanjutnya, jejak amal saat hidup yakni dakwah di jalan Allah SWT, akan terus mengirimkan pahala yang tiada berkesudahan, meskipun dosa telah dihentikan dengan diangkatnya nyawa dari raga. Kematian, adalah janji Allah SWT yang nyata, kematian pasti datang, waktunya yang tidak diketahui manusia. Bisa dengan tanda sakit, bisa juga tanpa tanda, karena yang menyebabkan kematian adalah datangnya ajal, bukan karena sakit atau ditimpa musibah.
Demikian pula Khilafah, adalah janji Allah SWT yang pasti. Hanya kapan waktunya tiba, tidak ada yang mengetahuinya. Bisa menunggu rezim jatuh, bisa juga tidak. Karena sebab Khilafah tegak adalah datangnya pertolongan Allah SWT (Nasrullah), bukan kejatuhan rezim.
Almarhum ini, adalah pejuang Khilafah. Kelak, ketika Khilafah tegak dan menghadirkan banyak kebajikan, menegakkan hudud, mengemban dakwah, membagi harta, melakukan futuhat, dan banyak kebajikan lainnya, almarhum akan mendapatkan bagian pahala, dari jejak dakwah yang dahulu ditinggalkannya.
Semoga, kita semua Istiqomah di jalan dakwah, hingga ajal menjemput. Semoga, kita diberi kesempatan umur panjang, melihat Khilafah tegak dan menghadirkan banyak kebajikan, sebelum ajal menjemput.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِلْمَاءِ وَالشَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْاَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارً اخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَادْخِلْهُ الجَنَّةَ وَاعِذْهُ مِنْ عَدَابِ الْقَبرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
[].
0 Komentar