Oleh: Risna Yulianti
Gunung Semeru meletus dan mengakibatkan 15 orang meninggal dunia, 27 orang hilang, dan 1.707 warga mengungsi, sabtu (4/12/2021).
Erupsi Gunung Semeru juga membuat 2.970 unit rumah, fasilitas pendidikan dan jembatan rusak. Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Prof Nana Sulaksana mengatakan letusan yang terjadi pada sabtu sore pekan lalu ternyata tidak terjadi tiba-tiba. "Jadi letusan kemarin bukan tiba-tiba, tapi memang sudah terjadi letusan kegiatan magmatisme jauh sebelumnya. Hanya kemarin saat letusan besar, secara kebetulan bersamaan dengan curah hujan tinggi." Ungkap Nana dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Siapapun kita wajib membantu korban bencana. Meski bukan tanggungjawab kita namun wajib membantu sesuai dengan kemampuan kita. Kita bisa ikut berpartisipasi secara pribadi memberikan bantuan. Bisa donasi melalui rekening, mengumpulkan pakaian dan bahan makanan, juga obat-obatan dan alat-alat penunjang lainnya. Bahkan kita bisa membentuk tim relawan dan ikut terjun memberikan bantuan dilokasi bencana.
Disana kita bisa belajar dan merasakan betapa kompleksnya persoalan. Mulai dari soal menjaga keselamatan diri dan keamanan, soal kesehatan, soal edukasi dan mental recovery. Juga masalah sarana dan prasarana.
Bagi masyarakat yang tidak bisa membantu dalam bentuk dana, tenaga dan fikiran. Maka bisa membantu dengan doa. Doa sangatlah penting karena bencana ini bisa terjadi atas ijin Allah SWT.
Pemerintah wajib hadir sebagai penolong bukan pembantu. Satu-satunya institusi yang diberi kewenangan untuk mengatur bahkan memaksa dan menghukum warganya adalah negara. Maka pihak paling bertanggungjawab adalah negara yang di pimpin oleh pemerintah dan di bantu para pejabat negara.
Ketika datang bencana seharusnya mereka yang paling memiliki kewenangan dan tanggungjawab menyelematkan warganya.
Pertolongan utama adalah penyelamatan nyawa. Begitu ada bencana maka upaya yang dilakukan adalah bagaimana menyelamatkan nyawa korban.
Harus dilakukan dengan maksimal melalui berbagai jalur (darat, Udara dan Laut). Dan yang paling cepat adalah jalur udara. Jadi ketika ada bencana maka semestinya pada hari pertama itu langit disekitarnya sudah ramai helikopter yang terbang untuk evakuasi pertolongan dan penyelamatan nyawa korban. Korban yang terluka serius harus segera diselamatkan. Mereka yang bisa bertahan ditempat diberikan makanan untuk bertahan.
Semua masalah dalam penanganan bencana itu dapat ditangani dengan baik jika ada kinerja yang baik dari pemerintahan. Pemimpin yang berkualitas, tegas dan disegani karena kelembutannya. Tentu dengan keterbatasan SDM maka ia dibantu para relawan kemanusiaan dari berbagai ormas dan lembaga swasta lainnya. Apalagi pasca penanganan bencana, masyarakat perlu disehatkan, dicerdaskan dan disejahterakan.
Dalam menangani bencana dan masalah di negeri ini, ada baiknya kita merenung dan mengambil teladan dari kepemimpinan Khalifah Umar. Dikala malam ia mendekat dan berdoa mohon pertolongan Allah. Dikala siang ia bekerja keras melayani rakyatnya.
Sedangkan dalam membangun dan memelihara eksistensi sebuah negeri, Khalifah Umar mengingatkan kita. Harus memilih orang-orang yang terbaik untuk membangun suatu daerah yang dipimpinnya agar tidak rusak.
Tentang Hancurnya sebuah negeri, Khalifah Umar pernah ditanya, "Bagaimana bisa ada Negeri yang hancur, padahal sudah dibangun kokoh dan berkembang?" Umar menjawab, "Jika para pembuat dosa lebih hebat dari pada orang-orang yang baik di daerah itu, kemudian pemimpin dan tokoh masyarakatnya adalah orang-orang munafik."
Mudah-mudahan Syari'at Islam kaffah segera tegak kembali dimuka bumi ini yang akan memecahkan segala permasalahan yang ada di dunia.
Wallahu A'lam bishshawab.

0 Komentar