PEMUDA, DEDIKASIKAN POTENSI UNTUK UMAT


Oleh: Yuyun Rumiwati

Pemuda memiliki potensi yang spesial untuk umat. Dari sisi kekuatan pemikiran, kekuatan fisik, keluangan waktu, mereka punya.

Terlebih di era digital peluang pemuda untuk memanfaatkan kecanggihan media sebagai lahan penyampaian kebenaran sangat besar peluangnya. Memang tak bisa dipungkiri, kekuatan potensi tadi tidak lepas dari tantangannya.

Upaya untuk mengerdilkan peran pemuda sebagai aset kebangkitan umat, sangat nyata di depan mata. Mulai dari liberalisasi pemikiran atas nama program yang cukup manis terasa seperti moderasi beragama, liberalisasi budaya dan sebagainya.

Berbagai program yang lahir dari produk barat kapitalisme mengajak generasi muda untuk memahami Islam dengan kaca mata barat. Karena itu tidak heran pemikiran Islam yang dianggap mengancam eksistensi barat. Dianggap radikal. Kenapa semua ini bisa terjadi, padahal Al-Qur'an sebagai Al-furqan (pembeda) ada di tengah-tengah umat? Kenapa umat termasuk pemudanya mudah terbawa arus hingga tidak bisa menentukan hak dan batil sesuai agamanya?

Ayat berikut patut menjadi renungan,

ÙˆَÙ„َا تَÙ„ْبِسُوا الْØ­َÙ‚َّ بِالْبَاطِÙ„ِ ÙˆَتَÙƒْتُÙ…ُوا الْØ­َÙ‚َّ ÙˆَاَÙ†ْتُÙ…ْ تَعْÙ„َÙ…ُÙˆْÙ†َ
"Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah: 42)

Standar baku untuk membedakan salah dan benar sebenarnya cukup mudah, yaitu saat dikembalikan pada standar Islam.

Namun, ketika hawa nafsu manusia sebagai standarnya, maka justru haq dan batil kadang tampak samar-samar (abu-abu). Bahkan, tak jarang yang salah dianggap benar. Yang benar dianggap salah.

Tengok saja, bagaimana munculnya moderasi beragama. Istilah ajaran Islam yang sudah jelas misalnya wajibnya Khilafah, jihad. Diopinikan sebagai ajaran radikal dan fundamentalis.

Itulah cap barat untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya. Tidak sekedar menjauhkan bahkan jika bisa, barat akan menjadikan generasi Islam sebagai penentang ajaran agamanya, dengan dalih moderasi beragama.

Namun, yang harus senantiasa terpatri dalam benak umat adalah, sebagus apapun makar-makar orang yang tidak menghendaki Islam bangkit. Sungguh, makar Allah lebih baik.

Maka, tidak layak umat, terlebih generasi muda, takut menyuarakan ajaran Islam. Dan tak layak pula menyembunyikan kebenaran dari rabb-Nya.


Pemuda Berdaya dalam Sistem Islam

Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem turut berpengaruh pada kualitas pemuda. Pemuda dalam sistem Islam dicetak menjadi sosok yang berakidah kuat dan faham tujuan hidupnya.

Segala potensi akan dioptimalkan untuk kejayaan umat dan agamanya. Bukan sekedar dioptimalkan untuk mengejar cita-cita individu, apalagi sekedar untuk mencapai target duniawi (jabatan, harta, ketenanaran) sebagaimana sistem ini.

Visi misi pemuda dalam Islam sungguh luar biasa. Misi sebagai Abdullah dan khalifatul ard meniscayakan pemuda di dalam naungan Islam berusaha keras mendedikasikan kemampuannya untuk kemajuan umat dan Islam.

Peran negara untuk mengawal proses terbentuknya pemuda tangguh pun hadir dengan optimal. Dukungan lewat kemudahan pendidikan dengan biaya murah bahkan gratis. Suasana yang menjaga keimanan dan ketakwaan.

Maka tidak heran pemuda sebagaimana Imam Syafi'i , Muhammad al-Fatih diusianya yang cukup muda karya besarnya untuk peradaban Islam amat besar. Tidakkah, kita rindukan kondisi ini?

Tiada jalan terbaik mengembalikan peran potensial pemuda ini selain dengan jalan Islam sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Muhammad ï·º. [].

Posting Komentar

0 Komentar