KEAMANAN INFRASTRUKTUR YANG TIDAK TERJAMIN UNTUK RAKYAT


Oleh: Shalsha Baharrizqi
Muslimah Peduli Umat

Kacaunya infrastruktur kembali menelan korban. Kabel fiber optik yang semrawut di jalan Ibu Kota Jakarta telah menyebabkan seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Vadim (38) meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat pada Sabtu dini hari 29 Juli 2023, dan setelah 6 jam kejadian tersebut korban menghembuskan nafas terakhirnya pukul 05.30 WIB.

Seorang saksi mengatakan bahwa "korban saat itu mengendarai sepeda motor dari arah timur menuju ke arah barat di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah Jakarta Barat. Diduga korban kurang konsentrasi dan hati-hati saat melintas dekat Gudang Djarum, hingga Korban terkena kabel telkom yang melintang di jalan yang mengakibatkan pengendara terperosok jatuh ke sebelah kanan, dan korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pelni, Jakbar. Namun, nyawanya tak tertolong. Dokter menyatakan korban meninggal dunia," Ujar Agus.

Menanggapi peristiwa ini, Penjabat atau Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono angkat bicara. Dia mengucapkan turut prihatin dan berbela sungkawa atas peristiwa tersebut. "Saya turut prihatin dan berbela sungkawa. Pagi ini Asisten Pembangunan DKI Jakarta (asbang) dan jajarannya mengundang semua pemilik kabel untuk dirapikan," ujar Heru di Gedung Kantor DPRD DKI Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023. Hingga memanggil pemilik perusahaan kabel fiber optik pada Jumat pagi 4 Agustus 2023 untuk membahas terkait kabel fiber optik yang tak kunjung dirapikan di Jakarta.

Sementara itu, pihak keluarga menaruh harapan kepada kepolisian yang menyelidiki kasus ini. Kepolisian berencana memanggil pemilik kabel tersebut, dan kasus ini sendiri masih dalam tahap penyelidikan.

Peristiwa kecelakaan ini tentu akibat dari abainya negara dalam mengurus keselamatan rakyatnya. Keselamatan yang seharusnya menjadi fokus utama, kalah dengan keuntungan yang ingin diperoleh. Tentu inilah gambaran betapa buruknya sistem saat ini.

Padahal Infrastruktur merupakan hal penting dalam membangun dan meratakan ekonomi negara untuk memperoleh kesejahteraan bagi rakyat. Faktanya, tata kelola pembangunan selalu diserahkan kepada swasta, beginilah jadinya jika kontrol kualitas lemah, aspek keselamatan pun terabaikan.

Negara yang seharusnya bertugas untuk melindungi dan mengurusi rakyatnya, seolah-olah acuh tak acuh dengan kasus yang menimpa rakyatnya. Padahal, dalam Islam, satu nyawa manusia lebih berharga dari pada dunia dan seisinya. Negara saat ini sudah kehilangan peran dalam memberi kenyamanan dan keamanan bagi rakyatnya.

Seharusnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur dalam segala aspek kehidupan masyarakat harus dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan komponen dalam masyarakat yang memiliki tujuan sama, hingga kesejahteraan dan keamanan masyarakat semakin meningkat. Salah satu strateginya dengan melakukan pembangunan sarana dan prasarana fisik (infrastruktur) disamping meningkatkan sumberdaya manusia.

Kebutuhan infrastruktur merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan dalam seluruh aktivitasitas manusia baik yang bergerak di sektor publik maupun di sektor privat. Sebagaimana pembangunan jalan, Kereta api, bandara, air bersih, waduk, kanal, tanggul, pengelolaan limbah, listrik, telekomunikasi, pelabuhan, dan lain-lain.

Namun faktanya, sistem politik ekonomi Kapitalis-Sekuler saat ini terbukti sangat kesulitan menyediakan pendanaan, hingga menyebabkan hutang yang bertumpuk. Hal ini berbeda dengan sistem politik ekonomi Islam yang memiliki sumber pemasukan cukup besar, salah satunya dari sektor pengelolaan sumber daya alam (SDA), sepenuhnya hasil SDA diterima oleh negara melalui Baitul Mal. Dengan begitu negara memiliki sumber kekayaan yang cukup untuk membiayai penyelanggaraan negara dalam pembangunan infrastruktur

Dalam Islam, pembangunan infrastruktur tidak dapat dipisahkan dengan penerapan sistem ekonomi Islam. Karena hal ini sangat mempengaruhi kebijakan serta kemampuan negara dalam memenuhi seluruh kebutuhan dasar masyarakat dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Selain itu, negara juga berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya serta menjamin tersedianya seluruh kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan, serta sarana dan prasarana pendukungnya seperti infrastruktur publik.

Kesuksesan penerapan sistem politik dan ekonomi Islam telah dibuktikan oleh para khalifah dan menjadi catatan sejarah dunia. John William Draper dalam History of the Conflict Between Religion and Science mengungkap pada abad ke-10 M, jalan-jalan di Cordoba begitu halus dan mulus serta bertabur cahaya pada malam hari dan memiliki taman-taman kota yang indah, kota dilengkapi dengan beragam fasilitas publik yang lengkap. Suasana kota penuh dengan keramah-tamahan, begitu indah, tertib dan nyaman.

Selain itu, pembangunan Rel Kereta api Hijaz sepanjang 814 Km oleh Sultan Abdul Hamid II tahun 1907, antara Damaskus-Madinah yang awalnya ditempuh dengan waktu 5 pekan menjadi hanya 5 hari saja. Proyek ini mempu menyatukan kembali persatuan dan kesatuan warga negaranya yang saat itu terlihat ada perpecahan, namun dengan pembangunan infastruktur tersebut semangat persatuan dan kesatuan bangkit kembali.

Pada masa Khalifah Sultan Nuruddin Muhammad Zanky mendirikan Madrasah an Nuriyah di Damaskus, terdapat fasilitas seperti asrama siswa, perumahan staff pengajar, tempat peristirahatan, para pelayan, ruang pertemuan, industri gandum, area komersial, tempat singgah bagi musafir, pemandian umum yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan tempat pengolahan sampah.

Melihat catatan sejarah keberhasilan para khalifah di atas, mereka mampu mewujudkan kesejahteraan rakyatnya, tentu ini dapat kita jadikan referensi bersama untuk mencari solusi atas keterpurukan yang sedang melanda negeri kita saat ini.

Maka dari itu, pembangunan infrastruktur jangan di pandang sebagai kepentingan ekonomi semata, akan tetapi harus di pandang sebagai sarana untuk memberikan pelayanan yang memudahkan rakyat, dan mensejahterakan rakyat serta keamanan, hal ini hanya dapat kita rasakan ketika sistem Islam tegak dimuka bumi.

wallahu a'lam bish-shawabi

Posting Komentar

0 Komentar