
Oleh: Kurnia Dewi
Penulis Lepas
Gen-Z memiliki kreativitas yang tinggi dan bersikap kritis terhadap peristiwa dan kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa. Ditambah dengan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan dunia digital, konten yang dihasilkan oleh mereka sering kali menjadi viral. Bisa dikatakan bahwa menjadi content creator adalah jalan ninja bagi Gen-Z dalam mengatasi masalah kehidupan, terutama terkait isu-isu pemerintahan. Hal ini juga yang dilakukan oleh Gen-Z di Indonesia.
Aktivitas Gen-Z dalam Dunia Politik
Gen-Z memiliki ketertarikan besar terhadap dunia politik. Beberapa lembaga di Indonesia melakukan analisis terhadap keterlibatan Gen-Z dalam pemilu. UMN Consulting, yang melakukan survei terhadap 802 responden dari kalangan Gen-Z di Jabodetabek, menemukan bahwa 48,25% Gen-Z menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019. Sementara itu, menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, sebanyak 23,3% Gen-Z diperkirakan akan menjadi pemilih tetap pada Pemilu 2024. Berdasarkan data ini, pemerintah berupaya untuk meningkatkan kesadaran Gen-Z agar menggunakan hak suaranya dalam memilih penguasa di negara demokratis ini.
Kesadaran politik Gen-Z, yang terbentuk melalui media sosial, tampaknya turut menentukan arah politik Indonesia. Meskipun sempat menggaungkan tagar #SayaPilihGolput, nyatanya Gen-Z tetap memanfaatkan hak pilihnya. Jika mereka menemui kebijakan atau penguasa yang mereka anggap bermasalah, Gen-Z tidak ragu untuk membuat konten yang berisi kritik pedas dan menyebar dengan cepat. Tak heran jika penguasa populis berlomba-lomba untuk meraih suara Gen-Z.
Namun, sistem yang diterapkan di Indonesia bukanlah sistem Islam. Siapapun penguasanya dan apapun kebijakannya, negara ini tidak akan mengalami perubahan yang hakiki. Artinya, aktivisme Gen-Z dalam dunia politik di bawah sistem kapitalisme tidak akan menghasilkan kebangkitan dan hanya akan menyia-nyiakan potensi mereka. Kapitalisme adalah ideologi yang menekankan materi dalam segala aktivitasnya, sehingga setiap kebijakan yang muncul selalu mempertimbangkan untung rugi bagi korporatokrasi, bukan demi kemashlahatan rakyat.
Mengarahkan Potensi Gen-Z
Rasulullah ﷺ memberikan contoh yang tepat dalam mengoptimalkan potensi pemuda agar membawa perubahan yang hakiki. Pertama, memberikan pembinaan kepada pemuda agar mereka menjadikan Islam sebagai ideologi dan landasan berpikir. Artinya, akal mereka sebagai seorang Muslim wajib mengimani adanya Allah ﷻ sebagai pencipta dan pengatur urusan manusia, Nabi Muhammad sebagai penyampai risalah Islam yang wajib diteladani, dan al-Qur’an sebagai pedoman hidup, baik bagi individu maupun negara dalam mengatur urusan umat.
Kedua, membangun kepribadian Islam melalui pembinaan pola pikir dan pola sikap berdasarkan Islam. Pola pikir islami menghendaki setiap Muslim untuk berpikir menggunakan standar akidah Islam. Untuk itu, para pemuda harus mendapatkan pembelajaran mengenai tsaqafah Islam. Pola sikap islami menghendaki setiap Muslim dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan syariat Islam. Dengan demikian, aktivitas mereka menjadi bernilai ibadah dan mendatangkan keselamatan.
Kondisi Gen-Z yang terlalu jauh dari kepribadian Islam membuat mereka lemah dan mudah dipengaruhi. Kelemahan ini terlihat dari tingginya masalah mental dalam diri Gen-Z dan gaya hidup yang jauh dari ajaran Islam, yang membuat mereka mudah menerima nilai kebebasan yang meskipun merusak.
Ketiga, menanamkan kesadaran politik Islam pada pemuda. Politik dalam Islam adalah segala sesuatu yang mengurus urusan umat. Pemuda harus memahami bahwa antara politik dan Islam adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Tidak semua amal ibadah bisa dikerjakan individu, melainkan membutuhkan kehadiran negara dengan politik yang bernafaskan Islam. Pendidikan, ekonomi, sosial, militer, urusan luar negeri, jihad, dan berbagai hal lainnya membutuhkan kebijakan berlandaskan syariat Islam agar pelayanan terhadap kebutuhan rakyat dapat terlaksana dengan maksimal. Rasul ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Wahai umat manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian apa-apa yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya, maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Al-Hakim dan al-Baihaqi dari Ibn ‘Abbas r.a.)
Gen-Z harus segera terlepas dari pemahaman politik kapitalisme yang tidak serius melayani umat dan cenderung memeras harta umat. Kapitalisme adalah sistem penjajahan yang mengeksploitasi sumber daya yang seharusnya Allah tetapkan untuk kemakmuran rakyat.
Keempat, mengoptimalkan setiap potensi individu tanpa memandang gap generasi. Setiap individu memiliki potensi yang harus dimaksimalkan. Pemaksimalan potensi individu, terutama pemuda, harus sesuai dengan visi Islam, yakni melanjutkan kehidupan Islam, mewujudkan persatuan umat Islam, dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh dunia.
Dengan demikian, Gen-Z beserta potensinya hendaklah dirangkul untuk mewujudkan kehidupan islami, kehidupan yang jauh dari kerusakan. Untuk itu, diperlukan keberadaan jama'ah yang memberikan pembinaan sebagaimana Rasulullah membina para pemuda Islam sehingga mereka mampu membawa perubahan. Kita bisa melihat pencapaian Mush’ab bin Umair (yang telah dididik Rasulullah) dalam mengislamkan penduduk Madinah sehingga mereka bersedia berbaiat kepada Rasul sebagai kepala negara yang menerapkan Islam secara total.
Membina Pemuda Bersama Partai yang Menyuarakan Islam Kaffah
Partai atau jama'ah yang shahih adalah partai yang berlandaskan ideologi Islam. Aktivitas partai tidak hanya terbatas pada pembinaan individu agar mendapatkan tsaqafah Islam, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat agar mereka menginginkan Islam diterapkan secara kaffah. Kemudian, tampuk kekuasaan dapat diterima sehingga negara yang berideologi Islam dapat kembali ditegakkan.
Untuk itu, aktivisme Gen-Z dalam dunia politik tidak boleh terbajak oleh kepentingan kapitalis. Potensi luar biasa yang dimiliki Gen-Z hendaknya digunakan untuk mengubah kondisi yang suram akibat sistem yang salah menjadi sistem yang shahih, yaitu sistem Islam.
Wallahu a'lam.

0 Komentar