SEJARAH ISLAM MODERAT DAN ISLAM RADIKAL


Oleh: Diaz
Penulis Lepas

Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program seribu Kampung Moderasi Beragama (KMB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Peluncuran ini dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki menyampaikan, pembentukan KMB merupakan langkah untuk membangun perdamaian di tengah kemajemukan.

Pembentukan Kampung Moderasi Beragama merupakan langkah positif untuk mempromosikan perdamaian, toleransi, serta menjaga kerukunan dan keberagaman di masyarakat kita,” ujar Wamenag saat peluncuran Kampung Moderasi Beragama di Jakarta, Rabu (26/7/2023)

Wamenag mengatakan, program KMB melibatkan banyak pihak yang secara aktif mengambil peran dalam membangun sikap moderat. Hal itu, imbuhnya, membuktikan bahwa masyarakat mampu menciptakan perubahan positif.


Sejarah Moderasi Beragama

Moderasi agama adalah paham keagamaan moderat (golongan tengah) yang bersumber dari buah pemikiran peradaban Barat dan sesuai dengan nilai-nilai Barat yaitu ide sekuler (memisahkan agama dari kehidupan).

Moderat sendiri sering disandingkan dengan radikal yang kedua istilah ini bukahlah istilah ilmiah, tetapi merupakan istilah politis, yang memiliki maksud dan tujuan politik tertentu.

Jadi Islam moderat adalah paham keagamaan (Islam) yang disesuaikan dengan selera Barat dan merupakan agenda Barat dalam mengubah sudut pandang kaum Muslim agar mau menerima ide maupun pemikiran Barat, khususnya demokrasi dan kebebasan.

Hal ini dikonfirmasi dari salah satu buku kajian Rand Corporation dengan judul Building Moderate Muslim Network. Dalam sub-babnya ada topik Road Map for Moderate Network Building in the Muslim World yang memiliki poin tentang characteristics of moderate Muslims.

Dalam bukunya mengatakan Muslim moderat adalah orang yang menyebarluaskan dimensi-dimensi kunci peradaban demokrasi. Termasuk di dalamnya gagasan tentang HAM, kesetaraan gender, pluralisme dan menerima sumber-sumber hukum non-sektarian, serta melawan terorisme dan bentuk-bentuk legitimasi terhadap kekerasan (Angel Rabasa, Cheryl Benard et all, Building Moderate Muslim Network, RAND Corporation).


Islam Moderat Propaganda Barat

Para propagandis anti-Islam selalu membuat narasi fiktif yang menyebut syariah Islam adalah ancaman. Umat Islam dituding intoleran sehingga harus diadakan moderasi beragama. Padahal faktanya, terorisme melalui imperialisme dunia justru dilakukan oleh negara-negara penjajah yang pengusung ideologi Kapitalisme maupun Komunisme.

Dimulai dari peledakan Gedung WTC pada 11 September 2001 yang dimanfaatkan AS sebagai isu terorisme dan merupakan skenario global untuk melemahkan Islam serta kaum Muslim. Kemudian para peneliti dan pemikir AS menganjurkan ide “Islam moderat” untuk melawan gagasan-gagasan “Islam radikal”.

Mantan Presiden AS George W Bush pernah menyebut ideologi Islam sebagai “ideologi para ekstremis”. Bahkan oleh mantan PM Inggris Tony Blair, ideologi Islam dijuluki sebagai “ideologi setan”. Hal itu ia nyatakan di dalam pidatonya pada Konferensi Kebijakan Nasional Partai Buruh Inggris (2005). Blair lalu menjelaskan ciri-ciri “ideologi setan” yaitu:
  • Menolak legitimasi Israel;
  • Memiliki pemikiran bahwa syariah adalah dasar hukum Islam;
  • Kaum Muslim harus menjadi satu kesatuan dalam naungan Khalifah;
  • Tidak mengadopsi nilai-nilai liberal dari Barat.

Inilah yang dianggap sebagai paham keagamaan kelompok-kelompok radikal. Jika demikian, sikap keagamaan moderat adalah yang sebaliknya.


Pandangan Islam Terhadap Moderasi Beragama

Islam adalah agama (ad-dîn) yang diturunkan oleh Allah ﷻ kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhan, dirinya dan sesama.

Islam bukan hanya mengatur masalah akidah, ibadah dan akhlak, tetapi juga mengatur masalah ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, peradilan dan sanksi hukum serta politik luar negeri.

Jadi, tidak ada istilah Islam Moderat dan Islam Radikal karena Islam hanya satu. Inilah yang dimaksud dengan Islam kâffah, sebagaimana firman Allah ﷻ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian turut langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian (QS. Al-Baqarah: 208).

Karena itu Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna. Islam tidak lagi membutuhkan agama atau ajaran lain. Ini ditegaskan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridhoi Islam itu menjadi agama kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).


Penutup

Ungkapan moderat atau yang lainnya hanyalah kondisi seseorang dalam mengambil ajaran Islam. Dikatakan moderat jika dia bisa bersikap terbuka (inklusif), tidak eksklusif dan bisa mengkompromikan Islam dan Barat. Disebut radikal, fundamentalis atau ekstrem kalau tidak bersikap terbuka (eksklusif), tidak inklusif dan tidak mau mengkompromikan Islam dengan Barat.

Karena itu kaum muslim harus disadarkan dengan ajaran Islam dan kewajibannya untuk selalu terikat dengan syariah. Syariah Islam adalah standarisasi perbuatan seorang Muslim, bukan toleransi dan moderasi. Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk taat, patuh dan menerima sepenuhnya syariah Islam bukan yang lain.

Wallahualam.

Posting Komentar

0 Komentar