
Oleh: Nasrudin Joha
Sastrawan Politik
Orang yang mendiskreditkan ajaran Islam Khilafah dengan framing negatif adalah orang yang kuper (kurang pergaulan). Seolah tanpa sadar dia sedang meludah ke langit, dimana ludah itu tidak akan mengenai siapapun namun justru akan kembali dan membasahi wajahnya.
Orang yang seperti ini, sama saja menuduh Khalifah Abu Bakar RA, Umar RA, Utsman RA, Ali RA, adalah seorang penjahat. Namun, tuduhan tersebut sangat mudah dipatahkan oleh kaum muslim. Karena dalam literatur manapun menerangkan bahwa Khalifah adalah kepala negara dari sebuah institusi negara Khilafah, yang menerapkan syariah dalam setiap sendi kehidupan dan menebar kebajikan syariah Islam ke seluruh penjuru alam.
Khilafah dalam sejarahnya telah eksis selama 13 abad, mengemban dakwah Islam dan kebaikan bagi peradaban umat manusia, fakta sejarah tersebut tidak bisa dihapus dengan fitnah murahan. Peninggalan sejarah peradaban Islam yang ada pada saat ini, juga tidak lepas dari peran Khilafah.
Orang jahil yang berusaha menuduh Khilafah dengan framing negatif seolah itu adalah kejahatan membuat dalil sendiri dengan mengatakan, buktinya Khalifah Umar RA dibunuh, Khalifah Utsman RA juga dibunuh hal ini justru membuktikan betapa dangkal pikirannya. Semestinya, dia menyalahkan pembunuhnya, penjahatnya, kenapa yang disalahkan Khilafahnya?
Jhon F Kenedy, Presiden Amerika ke-35 dibunuh. Tak ada tuh, yang menyalahkan sistem demokrasi Amerika? Lalu, kenapa ketika Khalifah Umar RA dibunuh, yang disalahkan Khilafahnya?
Sehingga, secara umum seluruh fitnah dan tuduhan keji pada ajaran Islam Khilafah itu sangat mudah dibantah seperti membalikan telapak tangan. Karena, tidak ada konsep maupun fakta, yang bisa dijadikan argumentasi bahwa Khilafah adalah kejahatan.
Kalau maling BLBI jelas kejahatan. Maling Century, jelas kejahatan. Maling Hambalang, jelas kejahatan. Maling e KTP, jelas kejahatan. Tapi, adakah yang menyatakan maling-maling tersebut radikal, fundamentalis, teroris, anti Pancasila dan anti NKRI?
Sebenarnya, menjadi pejuang Khilafah itu membahagiakan sekaligus membanggakan. Bahagia, karena dimensi perjuangannya ruhiyah, yakni pengabdian tulus yang hanya mengharap ridho Allah ï·».
Kalau tujuannya ingin jadi caleg, bupati, gubernur, presiden, atau komisaris BUMN, tempatnya bukan bergabung dengan para pejuang Khilafah. Orang yang berjuang untuk Khilafah adalah orang-orang yang ikhlas, bahkan aktivitas perjuangan penegakkan Khilafah akan memaksa orang yang ikut berjuang di dalamnya untuk menjadi ikhlas, karena tidak ada tujuan lain dalam perjuangan ini selain ridho Allah ï·».
Bangga? Ya, tentu saja. Bangga, karena tidak terlibat maling Century, BLBI, Hambalang, E KTP, hingga maling BTS. Disaat pejuang demokrasi lekat dengan beragam kasus yang menjeratnya. Pejuang Khilafah bisa santai bicara kebenaran tanpa perlu risih dengan legacy kejahatan.
Jadi, kalau hari ini ada yang memfitnah ini itu, ah biasa saja. Biar saja mereka mati dengan fitnah dan kemarahan mereka. Pejuang Khilafah, tetap enjoy, bahagia dan bangga.

0 Komentar