KEMANA MENCARI PERLINDUNGAN, JIKA PEMIMPIN MUSLIM DIAM?


Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Institut Literasi dan Peradaban

Ramadan di depan mata, kita di Indonesia sibuk mempersiapkannya dan berharap bisa lancar menjalani ibadah puasa dan lainnya. Namun di Gaza, mereka sudah puasa lebih dulu dan hanya mengharap mereka berbuka di Surga-Nya Allah. Yah, Gaza terus merintih, di Indonesia malah sibuk menghalangi syiar Islam dengan melarang pemakaian pengeras suara untuk melantunkan apapun dari masjid atau musala.

Sungguh berbeda sekali derajat perjuangannya. Di Gaza dzikir dan hafalan ayat Al-Qur’an tak pernah kering, di Indonesia justru kajian dibubarkan, acara kelulusan imtiha sebuah madrasah malah di isi dengan tari erotis para santrinya, tanpa penutup aurat. Astagfirullah.


Gaza Memburuk, Resolusi Memperburuk Keadaan

Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023 sampai dengan 21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 29.313 jiwa, dan korban luka 69.333 orang (databoks.katadata.co.id, 22/2/2024).

Selama 5 bulan ini Israel terus menyerang, namun di tengah kecamuk konflik ini, Dewan Keamanan PBB masih berupaya membuat resolusi untuk mendesak gencatan senjata. Draf resolusi terbarunya disusun oleh Aljazair, dan sudah didukung oleh 13 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB.

Namun, Inggris menyatakan abstain, dan Amerika Serikat kembali menggunakan hak veto untuk membatalkan resolusi tersebut pada Selasa (20/2/2024). Aljazair, sebagai anggota tak tetap Dewan Keamanan PBB yang menggagas draf resolusi teranyar itu melalui Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama mengecam sikap AS, “Suara yang menentang rancangan resolusi ini menyiratkan dukungan terhadap kekerasan brutal yang menimpa Jalur Gaza.

Kebrutalan pasukan Israel kian menjadi-jadi, mereka melepaskan tembakan ke arah beberapa warga Palestina yang berkerumun menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza selatan hingga tewas dan terluka, peristiwa itu terjadi dekat Dowar al-Nablusi, di bagian selatan Kota Gaza.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina mengungsi akibat serangan Israel di Gaza berkumpul di Rafah, mencari perlindungan dari pertempuran. Dengan keji Israel mengarahkan bom ke tenda-tenda yang menaungi warga di Rafah, dilaporkan 11 orang tewas dan 50 lainnya terluka, termasuk anak-anak.

Diantara mereka yang tewas adalah petugas kesehatan dan warga sipil, yang bukan target, dan harus dilindungi kapanpun (antaranews.com,3/3/2024). Nyata, solusi Resolusi tak membuahkan hasil perdamaian bakal terwujud, justru semakin memburuk karena AS dengan hak vetonya memberikan peluang Israel semakin menggila. Dan para pemimpin muslim makin mundur dengan membenarkan apa yang menjadi keputusan AS bukan justru membela Palestina dengan menghentikan serangan Israel sebagai sesama muslim.


Pembantaian Muslimin terus terjadi, mengapa Dunia hanya ‘diam’ saja?

Meskipun berbagai Lembaga PBB mengecam perilaku Zionis yahudi, dan 150 hari yang berjalan, serangan Zionis Yahudi makin kejam dan tak berperikemanusiaan, semua tak bergeming, seolah membuktikan genosida memang menjadi target. Pembantaian kaum muslim Palestina yang seharusnya ditanggapi sebagai pembantaian kaum Muslim sedunia tak menggetarkan hati.

Upaya pemboikotan, dan share video kekerasan Israel sebagai bentuk dukungan pun sepi. Menjadi semacam konten yang ketika sudah tidak tren ditinggalkan. Padahal disinilah urgensi ukhuwah Islamiyah itu diuji, apakah kaum Muslim masih merasa menjadi satu tubuh?

AS baru memberikan bantuan makanan untuk pertama kalinya melalui udara, ini tak menutup kemungkinan juga sebagai sarana untuk memberikan bantuan senjata untuk Zionis dengan jalur udara. Segala kemungkinan bisa saja terjadi, sebagaimana kedudukannya di PBB yang memiliki hak veto dan telah tiga kali dikeluarkan, seandainya satu saja berisi hentikan perang dan adili Israel pastilah dunia akan mendukung. Namun bisa jadi inilah cara Allah ï·» untuk menunjukkan siapa sesungguhnya koloni Israel.

Di sisi lain, negeri-negeri muslim sekitar Palestina hanya diam alih-alih membantu. Mereka justru mempersulit muslim Palestina, di antaranya dengan membangun tembok lebih tinggi dan berlapis-lapis, tidak mengirimkan pasukan dan lain-lain. Ini akibat sekat nasionalisme dan demi melanggengkan kekuasaannya. Ukhuwah Islamiyah runtuh demi ego pribadi.


Hanya Dengan Khilafah Negeri-Negeri Kaum Muslim Bersatu

Sistem kapitalisme sekuler hari ini benar-benar tak bisa diharapkan untuk mewujudkan perdamaian dan kemajuan hakiki. Lihat saja motivasi AS mengirim bantuan via udara, yang bisa saja itu sekaligus menjadi jalan bisnisnya berjualan senjata, yang memang menjadi pendapatan terbesar negaranya selain pajak dan narkoba.

Maka butuh sistem lawan yang mampu menghempaskan sistem buruk dan batil ini. Yaitu Islam. Penjajahan diharamkan oleh negara manapun termasuk Indonesia dan hal itu termaktub dalam pembukaan UUD 1945, namun tak ada yang mampu membuktikan ketika kepentingan ekonomi yang berbicara. Semua berada dalam kekuasaan AS baik langsung maupun tidak.

Hanya Khilafah yang akan membela Palestina secara nyata. Umat wajib berjuang untuk mewujudkannya. Khilafah adalah kepemimpinan umum untuk seluruh umat muslim dengan syariat bukan yang lain. Banyak yang meragukan, bahkan menganggap perjuangan menegakkan khilafah bisa melalui demokrasi. Padahal demokrasi adalah saudara kapitalisme yang lahir dari asas sekuler.

Khilafah adalah ajaran Islam, bagian dari akidah Islam sebagaimana Allah ï·» berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [TQS an-Nisa:59].

Penguasa wajib menerapkan syariat, jika hari ini belum ada maka kita perjuangkan keberadaannya sekaligus institusinya, yaitu dengan cara mencerdaskan umat agar paham dan yakin Islam solusi terbaik. Wallahualam bissawab.

Posting Komentar

0 Komentar