GAWAT, HARGA GULA MELEJIT MEMBUAT EKONOMI SULIT!


Oleh: Amalia Nurul Viqri
Muslimah Peduli Umat

Beras, minyak, cabai, bawang dan sekarang harga gula naik. Gula adalah salah satu bumbu pokok dalam memasak, gula sangat dibutuhkan bagi para ibu di dapur dan para pengolah makanan. Mirisnya, gula sebagai bumbu pokok kini harganya melejit. Pemerintah hanya mengandalkan impor tanpa memperhatikan mekanismenya, hingga menimbulkan kelangkaan gula.

Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriadi mengungkap produksi gula saat ini sangat kecil dikarenakan hanya beberapa pabrik gula yang sudah giling. Sementara sebagian besar pabrik belum giling. “Stok gula saat ini memang menipis, terutama untuk gula kemasan branded yang biasa dijual ritel modern,” ujar Yadi. (CNNIndonesia, 21/4/24)

Dikutip dari berita CNBC Indonesia (19/4/24) bahwasanya kebijakan relaksasi Harga Acuan Penjualan (HAP) gula yang saat ini diberlakukan pemerintah kurang tepat untuk mengatasi permasalahan lonjakan harga gula saat ini.

Pemerintah dalam hal ini BUMN secara faktual tidak pegang stok gula. Jadi buffer stock (cadangan nasional) itu nggak pegang. Walaupun BUMN disuruh beli, tapi mereka ini tidak dalam rangka kemandirian untuk bisa intervensi pasar, maka mereka begitu impor langsung dijual begitu saja. Jadi gak ada pikiran untuk buffer stock,” kata Soemitro kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/4/24).


Sumber maslah

Harga gula naik bukan tanpa sebab, melainkan mekanisme dalam pengelolaan salah satu bumbu pokok ini kurang tepat. Pertama, kenaikan harga gula terjadi karena ketersediaan gula yang kurang, ditambah pemerintah tidak memiliki stok atau cadangan gula nasional. Sehingga saat harga gula tengah bergejolak seperti saat ini, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi harga.

Kedua, pemerintah tidak berfokus dengan hasil dalam negeri hanya mengandalkan impor. Sedangkan harga impor itu berbeda dengan harga rupiah Indonesia hingga harganya lebih mahal.

Ketiga, tataniaga kacau yang memungkinkan adanya praktek permainan harga oleh ritel.

Keempat, masalah utamanya ialah sistem ekonomi saat ini bukan dari aturan sang Pencipta. Jika sistem ekonomi diatur dengan aturan manusia maka tidak akan pernah selesai, karena manusia terbatas dan dipenuhi ego serta hawa nafsu semata.


Solusi

Kembali pada aturan sang Pencipta yaitu Allah ï·», yakni dengan aturan Islam. Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah ï·» saja tapi mengatur hubungan manusia dengan manusia lagi, termasuk aturan ekonomi.

Dalam ekonomi Islam tidak akan membiarkan harga melonjak tinggi, negara akan memastikan mekanisme pasar dengan baik, tidak ada yang merasa dirugikan baik penjual atau pembeli. Negara akan berusaha untuk memproduksi gula dari dalam negeri dengan memberdayakan SDM dan SDA yang ada.

Merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia adalah tanggungjawab negara, termasuk juga dalam hal ekonomi. Pengawasan harga menjadi suatu keharusan negara dalam rangka menegakkan kemaslahatan manusia dengan memerangi distorsi pasar (memerangi mafsadah atau kerusakan yang terjadi di lapangan).

Dalam konsep Islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran serta keadilan ekonomi dengan mempertimbangkan kepentingan para pihak yang terlibat di pasar.

Dalam Islam negara berkewajiban melakukan kontrol terhadap pasokan, stok dan distribusi barang sehingga jika ada kenaikan harga komoditi, pemerintah akan mengetahui sumber masalah dan solusi yang dihasilkan juga akan akurat serta tepat sasaran.

Jika terjadi indikasi penimbunan dan permainan harga, negara akan dengan teliti menelusuri dan menindak tegas para pelaku yang terlibat di dalamnya sesuai dengan syariat Islam. Demikianlah Islam dengan seperangkat aturannya dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan menjaga kesetabilan harga komoditi pokok sehingga kesejahteraan rakyatnya dapat terjamin.

Wallohua'lam bisshowab

Posting Komentar

0 Komentar