PENGANGGURAN MENINGKAT, BUKTI SISTEM TIDAK TEPAT


Oleh: Sartika Ummu hafidz
Penulis Lepas

Viral video antrean panjang pelamar kerja di sebuah warung seblak di Kabupaten Ciamis. Dalam video berdurasi 29 detik yang diunggah oleh akun @tenihartati10, tampak ratusan pelamar kerja yang di dominasi oleh perempuan sedang antre di komplek pertokoan. Mereka membawa surat lamaran kerja dalam amplop coklat.

Setelah ditelusuri, kegiatan walk in interview itu digelar oleh toko atau warung seblak 'Bangsat' (Bang Satria) yang memang diketahui sudah cukup terkenal yang bertempat di kompleks pertokoan Pasar Sindangkasih, Ciamis, Jumat (17/5/2024).


Realita yang ada

Dari video antrean pelamar kerja di warung seblaknya, sebanyak 220 orang yang membutuhkan pekerjaan sedangkan warung seblak Satria hanya membutuhkan 20 orang pekerja. Satria berharap ada efek yang baik dari viralnya video ini. Seperti mendorong pemerintah agar sadar akan penyediaan lapangan pekerjaan.

"Intinya semoga bisa membuat pemerintah sadar akan kebutuhan loker yang makin hari makin banyak. Dan semoga temen-temen yang lagi cari kerja bisa segera menemukan pekerjaan sesuai minat dan bakat yang dimiliki," Ujar satria di lansir detikJabar, Rabu, (22/5/2024).

Banyaknya orang yang antre untuk melamar kerja menggambarkan betapa banyak pengangguran di negeri ini, sekaligus membuktikan hilangnya peran negara dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah menjanjikan 10 ribu lapangan pekerjaan bagi rakyat, tapi faktanya rakyat kelimpungan mencari pekerjaan sekedar untuk menyambung hidup.

Janji manis yang terucap hanya berlaku saat para calon pejabat sedang berkampanye meminta dukungan dari rakyat. Namun, saat suara telah didapatkan seakan lupa dengan kata yang pernah terucap dengan slogan dari rakyat untuk rakyat. Faktanya rakyat hanya dijadikan nama saja untuk memuluskan tujuan utama.

Penguasa yang seharusnya berperan sebagai pengurus rakyat malah memberi karpet merah pada perusahaan-perusahaan untuk menguasai segala aset yang bisa dijadikan bisnis di negeri ini. Alhasil, negara tampak hanya bertindak sebagai regulator sekaligus wasit antara perusahaan dan rakyat.

Jika rakyat butuh, negara akan menghubungkan ke perusahaan yang ada. Namun, jika perusahaan tidak membutuhkan pekerja negara tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali membiarkan rakyat mencari pekerjaan secara mandiri. Memang benar ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi pengangguran, seperti membuka pelatihan-pelatihan kerja dan keterampilan, hingga memberikan pinjaman modal. Namun, semua upaya itu dinilai tidak mampu menjadi jalan keluar atas permasalahan pengangguran di negeri ini. Pasalnya, solusi-solusi tersebut tidak menjamin ketersediaan lapangan kerja, dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Inilah efek penerapan sistem kapitalisme di negeri ini. Peran negara dalam sistem ini tidak lebih sekadar menjaga agar mekanisme pasar berjalan tanpa hambatan. Negara hanya berfungsi melayani para kapitalis dan mekanisme pasar. Padahal seharusnya negara punya peran untuk mengurus urusan kemaslahatan rakyat.

Sistem kapitalisme juga telah menjadikan segala bentuk pengembangan teknologi hanya berputar pada tujuan untuk menghasilkan inovasi-inovasi produk dan mendapatkan keuntungan materi yang lebih besar. Sistem ini hanya memandang teknologi, sumber daya alam, bahkan sumber daya manusia sebagai faktor-faktor produksi demi memenuhi nafsu rakus para kapital (pemilik modal).


Bagaimana pandangan Islam?

Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah. Dalam sistem pemerintahan Islam, negera memiliki visi menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan primer warga negaranya. Selain itu, rakyat juga diberikan akses demi memenuhi kebutuhan sekunder, dan jaminan ketersediaan kebutuhan pokok bagi kalangan yang kurang mampu. Khilafah akan menjalankan mekanisme praktis dalam upaya pemerataan ekonomi dan kesejahteraan hingga menumpas pengangguran, yakni dengan penerapan sistem ekonomi Islam.

Sistem ekonomi Islam tegak di atas prinsip kepemilikan yang khas, yang membagi antara kepemilikan negara, kepemilikan umum, dan kepemilikan individu. Sumber daya alam yang melimpah dan tidak terbatas jumlahnya ditetapkan sebagai kepemilikan umum (milik rakyat). Karena itu diharamkan untuk dikuasai individu bahkan oleh negara sebagaimana yang terjadi pada sistem kapitalisme. Sebab Allah ï·» sebagai pemegang kedaulatan tertinggi yaitu sumber hukum memang telah menetapkannya sebagai milik umum.

Adapun negara diperintah syariat untuk mengelolanya dan menggunakan hasilnya sebagai modal menyejahterakan rakyat. Khususnya melalui jaminan pemenuhan hak kolektif rakyat, yakni kesehatan, pendidikan, keamanan, layanan infrastruktur dan fasilitas umum lain sehingga tercipta kehidupan yang layak, kondusif dan lain-lain.

Dari sini saja betapa negara dalam sistem Islam akan punya sumber pemasukan keuangan yang luar biasa besarnya. Terlebih Allah ï·» telah menganugerahkan seluruh wilayah negeri Muslim memiliki sumber kekayaan yang melimpah yang dibutuhkan oleh penduduknya. Belum lagi sumber kekayaan milik umum yang berupa padang rumput dan perairan yang memiliki potensi pengembangan yang sangat luar biasa.

Khilafah juga akan meningkatkan etos kerja dan produktivitas kerja masyarakatnya yang mampu bekerja. Dalam hal ini Khilafah menjamin setiap ayah atau para wali mendapatkan pekerjaan yang layak yang memungkinkan bagi mereka memperoleh harta untuk menafkahi keluarga yang ditanggungnya. Tentu saja mutlak diperlukan pemberian pendidikan keterampilan kerja sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Di samping itu, lapangan pekerjaan juga disediakan seluas-luasnya oleh negara. Pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh negara otomatis akan membuka lapangan kerja di banyak lini. Mulai dari tenaga ahli hingga tenaga terampil. Ini sekaligus akan menghapuskan pengangguran. Apalagi jika pengelolaan dilakukan di semua jenis sumber daya alam. Demikianlah solusi Islam dalam mencegah dan mengatasi pengangguran. Semoga umat semakin sadar akan kebaikan sistem Islam yang hanya akan terwujud melalui tegaknya institusi Khilafah Islamiyah.

Jika sudah mengetahui akar masalahnya, maka solusinya adalah segera mengganti sistem menjadi sistem Islam. Negeri ini sebagai calon negara adidaya memiliki sumber daya alam melimpah, yang bisa menjadikannya lebih kuat dengan perubahan sistem. Islam mewajibkan negara menyediakan lapangan kerja yang memadai sebagai salah satu mekanisme untuk mewujudkan kesejahteraan umat.

Rosulullah ï·º bersabda,

الإِÙ…َامُ رَاعٍ Ùˆَ Ù…َسْئُولٌ عَÙ†ْ رَعَÙŠَّتِÙ‡ِ
"Imam itu adalah pemimpin dan dia diminta pertanggung jawaban atas orang yang dia pimpin." (HR Bukhari dan Muslim).

Wallahualam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar