
Oleh: Muhar
Jurnalis Lepas
Seruan pembentukan negara Palestina yang merdeka oleh Arab Saudi melalui Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Saudi Waleed el-Khereiji dalam forum Dewan Keamanan PBB yang membahas "Situasi di Timur Tengah", pada Rabu (24/1/2024) hanyalah ‘gimik’ pengkhianatan yang tak menyelesaikan penjajahan di Palestina. Liat (DetikNews).
Dikatakan 'gimik' pengkhianatan, karena kemerdekaan untuk negara Palestina yang dimaksud adalah agar Palestina bisa merdeka untuk hidup berdampingan dengan agresor Zionis (Israel) sebagai wujud dari solusi dua negara yang bertentangan dengan syariat Islam.
Padahal, sebenarnya sudah sangat jelas, fakta keberadaan Israel di tanah Palestina adalah penjajah yang kehadirannya batil dan diharamkan dalam Islam.
Selain itu, perdamaian yang mensyaratkan pengakuan terhadap eksistensi Israel tersebut juga justru akan menjadi jalan pengokohan eksistensi penjajah Zionis Yahudi itu sendiri.
Bukankah dalam Surat An-Nisa ayat 141 Allah ﷻ telah melarang (mengharamkan) memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman?
Dan dalam hadis pun juga diriwayatkan, Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa kehormatan, harta dan darah seorang Mu'min lebih berharga nilainya daripada Ka'bah, bahkan dunia dan isinya.
Penguasa Arab Saudi pun pasti mengetahui, pendudukan zionis Yahudi (Israel) atas Palestina sejak awal hingga kini telah nyata mengakibatkan kematian ratusan ribu warganya termasuk kaum ibu (perempuan) dan anak-anak, juga membuat derita yang terus-menerus bagi jutaan warga lainnya di sana.
Maka harus kita tegaskan berulang-ulang bahwa Palestina adalah wilayah yang dijajah oleh entitas penjajah Zionis Yahudi. Sesungguhnya, itulah persoalan utama yang terjadi sekarang di Palestina!
Karena itu, penyelesaian persoalan penjajahan tiada lain adalah harus dengan cara mengerahkan pasukan militer untuk menghadapi dan mengusir penjajahnya, bukan malah meminta kepada siapapun agar penjajah hidup berdampingan secara damai dengan yang dijajah. Hal ini seperti meminta perampok untuk tinggal berdampingan dengan korban yang dirampok. Tentu solusi ini mustahil bisa mewujudkan keamanan dan perdamaian.
Selain itu, fakta juga telah membuktikan, sudah puluhan kali resolusi PBB yang telah dilanggar oleh Zionis Yahudi. Yang ada, tanah jajahan mereka di palestina justru semakin meluas dengan cara menggusur pemukiman dan mengusir penduduknya.
Jadi, solusi atas penjajahan Palestina oleh Israel tidaklah bisa hanya dengan retorika dan sidang-sidang yang berisi omong-kosong. Apalagi forum PBB justru mendukung eksistensi Zionis Yahudi (Israel) sejak awal keberadaannya di wilayah Palestina.
Lebih dari itu, secara syariat Allah ﷻ pun telah berfirman:
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Yang perlu dicatat, bahwa satu-satunya kekuatan yang bisa mengirimkan pasukan militer untuk berjihad tanpa tersandera skat-skat negara bangsa dan peraturan Internasional yang tak memihak kepada Islam dan kaum muslimin untuk membebaskan tanah Palestina dari penjajahan Israel adalah hanyalah kekuasaan Islam di bawah Daulah Khilafah Islam.
Dengan begitu, Palestina tidak akan hanya dipandang sebagai persoalan negara bangsa Palestina, tapi dipandang sebagai bagian dari negeri kaum muslimin sehingga harus dibebaskan dari penjajahan Zionis Yahudi dan dikembalikan kepada kaum Muslimin.
Maka, peta jalur menuju solusi penjajahan Palestina oleh zionis Yahudi haruslah diawali dengan memasukkan ide besar munculnya penegakan Khilafah di tengah tatanan global saat ini, bukan dengan gembar-gembor memohon belas kasih Zionis Yahudi (Israel) melalui lembaga PBB.
Dengan demikian, jika tidak ingin dikatakan 'gimik', yang seharusnya penguasa negeri-negeri Muslim termasuk penguasa Arab Saudi lakukan adalah menciptakan ruang untuk mendiskusikan gagasan Khilafah dan juga memberikan ruang gerak bagi partai politik Islam ideologis untuk mendidik umat akan Islam kaffah yang akan memunculkan kesadaran umat untuk menerapkan Islam di bawah naungan Khilafah, termasuk penerapan pengiriman pasukan jihad sebagai solusi tuntas atas penjajahan di Palestina.
Itulah aksi nyata yang dibutuhkan untuk membebaskan Palestina! Membubarkan negara palsu Israel dan mengusir kelompok zionis Yahudi dari tanah Palestina. Bukan dengan retorika-retoerika dan perdebatan-perdebatan 'koar-koar' omong-kosong melalui forum-forum PBB yang berisi 'gimik' pengkhianatan terhadap penjajahan di Palestina.
0 Komentar