MASALAH PALESTINA TIDAK AKAN PERNAH SELESAI DENGAN AKSI BOIKOT, JIHAD & KHILAFAH SOLUSI TUNTASNYA


Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

"Afwan ustd, Kalau begitu kita sepakati saja boikot besar-besaran keseluruh kedai-kedai usaha milik Yauhudi, bukan aksi menuju patung Kuda/ Dubes AS, Dana yang terkumpul untuk mobilisasi dan santuni pekerja yang kondisinya memang perlu ditopang. Apakah bisa kita lakukan?" (Anggota GWA Persaudaraan Muslim, 19 Juni 2024).

Saat penulis menyampaikan artikel berisi ulasan solusi tuntas untuk masalah Palestina adalah Jihad & Khilafah, ada salah satu anggota GWA yang mengomentari, dengan komentar sebagaimana penulis kutip diatas.

Lanjutan dari komentar itu, diiringi dengan komentar nyinyir, dengan menyatakan seolah diskusi tak penting, penyadaran dan pemahaman umat atas solusi tuntas masalah Palestina dianggap hanya buang waktu.

Bahkan, menganggap remeh aksi dukungan untuk Palestina di depan Kedubes AS (Longmarch dari Patung Kuda), dengan ungkapan saat ini yang dibutuhkan adalah eksekusi, bukan diskusi. Lalu, diantara yang dijadikan rekomendasi eksekusi adalah boikot produk Zionis Yahudi.

Baiklah, kita telaah satu per satu agar perjuangan umat bisa sinergi, dan tak salah visi. Sebab, salah dalam memberikan visi masa depan bagi Palestina, alih-alih memberikan solusi, umat justru hanya akan melanggengkan derita yang menimpa Palestina.

Pertama, perlu ditegaskan dan disampaikan secara berulang kali, bahwa solusi bagi Palestina adalah Jihad & Khilafah. Jihad, untuk mengusir entitas najis zionis dari bumi Palestina yang diberkati. Khilafah, untuk menyatukan kaum muslimin agar bisa mengusir entitas zionis.

Saat ini, musuh umat Islam bukan hanya zionis, melainkan juga negara yang menyokongnya, seperti Amerika, Inggris, Barat, dan negara kapitalis lainnya. Karena itulah, Jihad yang dilakukan oleh Hamas meski telah dilakukan berpuluh tahun tidak mampu mengusir zionis dari bumi Palestina.

Sehebat apapun Hamas, tetap saja dia hanyalah milisi, bukan negara. Milisi memiliki keterbatasan dalam segala hal, baik anggaran, alutsista dan mobilisasi tentara.

Apalagi, Hamas bukan hanya menghadapi zionis. Tetapi juga pasukan koalisi Amerika, yang memang punya kepentingan menjaga entitas zionis, agar tetap menjadi kangker ganas ditengah umat Islam, agar tidak terjadi persatuan umat Islam, agar bisa menjadi dalih Amerika untuk intervensi dengan alasan 'menjaga perdamaian dunia', agar Amerika terus menguasai sumber energi di timur Tengah, menguasai pasar barang dan jasa, juga pasar senjata, untuk menopang kekuasaan Amerika agar tetap eksis sebagai negara adidaya.

Karena itu, dibutukan Jihad yang dimobilisasi oleh persatuan kaum muslimin dibawah panji Khilafah. Jihad yang diserukan seorang Khalifah, untuk membebaskan Palestina, sebagaimana dahulu Jihad itu dikobarkan oleh Khalifah Umar bin Khatab dan Sholahudin Al Ayyubi.

Penguasa antek seperti Erdogan di Turki, Al Sisi di Mesir, Raja Yordania, Raja Arab, dan penguasa pengecut lainnya, tidak akan pernah mengobarkan Jihad, bahkan tak akan pernah menggerakkan tentaranya meskipun hanya satu biji, untuk membebaskan Palestina. Mereka, hanya bersandiwara dengan kata-kata, melalui sejumlah pernyataan, kutukan dan kecaman.

Kedua, karena yang dibutuhkan adalah Jihad yang dikomandoi oleh Khalifah, maka segala aktivitas dakwah untuk menyadarkan umat tentang pentingnya Jihad dan Khilafah sebagai solusi tuntas Palestina, termasuk melalui aksi dukungan untuk Palestina dari patung kuda hingga Kedubes AS, adalah aktivitas yang sangat penting, tidak bisa dianggap remeh. Bahkan, aktivitas ini adalah aktivitas utama, ketimbang seruan mengirim bantuan obat dan makanan, hingga seruan boikot produk zionis.

Aktivitas dakwah untuk menyadarkan umat tentang pentingnya kembali menegakkan Khilafah, agar kembali kemuliaan Islam dan kaum muslimin, agar Palestina kembali bisa dibebaskan sebagaimana dahulu pertama kali dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khatab, adalah aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan pokok. Sedangkan aktivitas seruan boikot, kirim obat, makanan, edarkan kotak amal untuk bantuan, adalah aktivitas cabang, yang meskipun penting tetapi tidak bisa menggantikan kedudukan aktivitas pokok yang super urgen.

Ketiga, sebagaimana ditegaskan diatas bahwa aktivitas seruan boikot, kirim obat, makanan, edarkan kotak amal untuk bantuan, adalah aktivitas cabang, yang meskipun penting tetapi tidak bisa menggantikan kedudukan aktivitas pokok yang super urgen (yakni Jihad & Khilafah), maka aktivitas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Bahkan, termasuk menjadikan masalah tambah parah, jika seruan cabang ini tidak diiringi dengan seruan pokok.

Membantu Palestina dengan obat, makanan dan pakaian, sementara tidak pernah ada upaya untuk menegakan Khilafah agar bisa memobilisasi seluruh kekuatan kaum muslimin untuk membebaskan Palestina, sama saja membiarkan zionis terus membantai muslim Palestina dengan garansi setelah dibantai telah disiapkan obat, makanan dan pakaian.

Tindakan ini tidak disenangi oleh saudara muslim kita di Palestina, sebagaimana beberapa waktu lalu warga Palestina mengecam Arab Saudi yang bukannya mengirim pasukan untuk menghentikan zionis, malah mengirimkan bantuan kain kafan. Seolah, Saudi berpesan kepada zionis "Wahai Zionis, terus bantai Palestina, kami telah menyiapkan kain kafan".

Sebagai penutup, seruan boikot zionis adalah bagian dari ikhtiar membela Palestina. Tapi jangan dianggap, boikot solusi tuntasnya. Masalah Palestina, hanya tuntas dengan Jihad & Khilafah. Karena itu, berjuanglah untuk syariah & Khilafah, jika antum benar-benar serius membela Palestina.

Posting Komentar

0 Komentar