
Oleh: Erni
Muslimah peduli umat
Kapitalisme merupakan formasi sosial yang tidak bisa di lepaskan begitu saja dalam perbincangan masyarakat, di mana begitu banyak kerusakan yang di akibatkan oleh sistem ini. Faktanya kengerian ini sifatnya tidak hanya penderitaan fisik namun juga siksaan mental yang tak terbendung perkembangannya.
Ketiadaan harapan akan masa depan, jaminan sosial, pekerjaan, kebutuhan untuk bertahan hidup, dan lingkungan sosial yang sehat menjadi mimpi buruk tanpa akhir bagi kesehatan mental masyarakat. Kesehatan mental telah menjadi isu yang semakin mendesak dalam masyarakat saat ini, dalam era yang penuh tekanan, ketidakpastian, dan kompleksitas.
Kesehatan mental telah terbukti memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup individu. Namun isu kesehatan mental sering kali masih di anggap sebelah mata atau bahkan di anggap sebagai sebuah hal yang tabu di tengah masyarakat.
Maraknya kasus bunuh diri menunjukkan lemahnya mental masyarakat, pada faktanya kehidupan sangat berat dalam sistem kapitalisme karena beragam persoalan dalam berbagai bidang terjadi. Belakangan ini bunuh diri di anggap sebagai solusi keluar dari permasalahan hidup. Data pusat informasi kriminal indonesia (pusiknas) Polri mengungkap tingkat bunuh diri di bali paling tinggi se-indonesia.
Di lansir dari Jakarta, CNN Indonesia, angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di bali menjadi yang paling tinggi di indonesia. Apa penyebabnya?
Data pusat informasi kriminal indonesia (pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri di hitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri di bandingkan dengan jumlah pendududuk. Angka tersebut jauh melampaui dari provinsi-provinsi lain di tanah air.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, dengan angka suicide rate sebesar 1,58. Sementara di peringkat ketiga di tempati provinsi bengkulu dengan angka suicide rate sebesar 1,53. Di susul provinsi aceh yang menempati posisi buncit dari seluruh provinsi di indonesia, angka suicide ratenya hanya 0,02.
Dua penyebab utama
Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP Prof ngoerah, Anak Ayu Sri Wahyuni membeberkan penyebab tingkat bunuh diri di Bali paling tinggi di indonesia. Dua penyebabnya, kata dia, yaitu meliputi faktor biologis dan psikososial.
"Penyebab secara biologis Karena memang ada kelainan mental pada seseorang seperti depresi, skizofrenia, atau ganggu bipolar. Kemudian psikososial seperti terbelit hutang, terutama saat ini adalah pinjol (pinjaman online)," beber Sri saat di temui di RSUP prof ngoerah, Denpasar Bali, melansir detik, kamis (27/6).
Menurutnya wilayah bali yang kecil membuat laporan kasus bunuh diri cepat viral sehingga berpengaruh terhadap tingginya kasus bunuh diri. Sri mengungkap upaya pencegahan kasus bunuh diri di Bali yang terpenting adalah meningkatkan komunikasi dalam keluarga. Mulai dari mendegarkan dan di dengarkan. Kemudian menerima kekurangan masing-masing hingga selalu bersyukur pada segala hal dan tidak terfokus pada suatu benda.
Fenomena ini juga menunjukkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu, tingginya angka bunuh diri juga menunjukkan gagalnya negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental rakyat.
Sederet kasus di atas adalah fakta miris betapa bunuh diri makin menjadi tren solusi instan untuk menyelesaikan persoalan hidup yang kian makin rumit. Mengapa tren bunuh diri meningkat? Karena mental yang lemah, mental yang lemah menandakan bahwa masyarakat kita tidak cukup kuat dalam menghadapi tantangan ujian hidup. Mengapa mental menjadi lemah?
Ini karena pandangan hidup sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan. Imbasnya, masyarakat mengalami krisis identitas sebagai seorang hamba serta krisis keimanan yang membuat seseorang mudah goyah, gampang emosi, dan pikirannya kalut. Inilah yang menyebabkan masyarakat kita sakit, yakni lemahnya iman sehingga merusak kesehatan mental.
Lalu sebenarnya bagaimana cara menyikapi problematikan kesahatan mental ini? Apakah ada solusi tuntas yang bisa memutus rantai kasus bunuh diri? Tentu ada, hanya agama Islam-lah yang memberi solusi tuntas dalam menyelesaikan masalah kehidupan termasuk kesehatan mental. Di jelaskan dalam kitab suci al-Qur'an Yang memiliki fungsi penyembuh berbagai macam penyakit fisik maupun psikis (jiwa). seperti yang tertera di dalamnya, Allah ï·» berfirman :
اَÙ„َّذِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْا ÙˆَتَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ Ù‚ُÙ„ُÙˆْبُÙ‡ُÙ…ْ بِذِÙƒْرِ اللّٰÙ‡ِ ۗ اَ Ù„َا بِذِÙƒْرِ اللّٰÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُÙˆْبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 28).
Jika aturan Islam diterapkan, maka negara akan melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memicu seseorang melakukan bunuh diri dengan menerapkan aturan sesuai syari'at Islam di antaranya sebagai berikut:
Pertama, mengondisikan harga pangan murah dan terjangkau, sehingga rakyat pun dapat membelinya dengan mudah.
Kedua, memberikan pendidikan dan kesehatan secara gratis kepada rakyat. kurikulum yang di terapkan wajib berbasis akidah Islam.
Ketiga, negara melarang pratik judi dan pinjaman yang berbasis RIBA.
Keempat, negara membuka lowongan pekerjaan yang banyak, karena ini menjadi salah satu faktor penyebab menjamurnya judol dan pinjol hingga memicu seseorang bunuh diri karena sulitnya mencari nafkah di sistem kapitalisme.
Kelima, negara melakukan edukasi sosial pada masyarakat dengan penerapan sistem Islam yang menyeluruh.
Mereka yang telah menghabisi dirinya sendiri dengan tragis, tidak lain adalah korban dari sistem kehidupan saat ini. Sistem yang membiarkan rakyatnya harus berjuang sendiri menghadapi himpitan ekonomi yang semakin hari kian mencekik.
Sistem yang abai atas kesusahan dan keperihan rakyatnya. Negara telah gagal untuk menciptakan rasa aman, tentram, dan tenang di dalam benak seluruh rakyatnya. Sistem kapitalis kini membuat umat muslim terutama remaja semakin menjauh dari syari'at islam.
Masyarakat sekarang terutama generasi muda begitu minim tentang pemahaman agama, serta tidak ada penanaman akidah. Maka pantas saja jika kini ada begitu banyak yang tersesat, diluar kendali berani menyakiti dirinya sendiri atau bahkan orang lain. Inilah yang terjadi ketika jauh dari pemahaman agama akan menemui kegelisahan dan tidak ada ketentraman di hidupnya. Cacatnya sistem sekularisme telah menjauhkan umat Islam dari agamanya yang mampu memberikan solusi di kehidupannya.
Maka sudah seharusnya umat sadar untuk kembali kepada syariat Islam yang memiliki aturan lengkap dalam segala aspek kehidupan. Tuntunan Islam kaffah adalah yang terbaik, tanpa di sadari mampu dijadikan solusi dalam menyelesaikan masalah kesehatan mental. Maka penerapan syari'at Islam kaffah oleh negara akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman, juga terpenuhinya jaminan untuk menjaga setiap rakyat memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat.
Wallahu a'lam bishowab
0 Komentar