
Oleh: Muhar
Jurnalis
Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menegaskan bahwa hikmah terpenting dari peringatan maulid nabi adalah cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ.
“Hikmah terpenting dari kita memperingati atau merayakan Maulid Nabi, ini lepas dari kontroversi ya. Baik yang sependapat atau yang tidak sependapat, tidak akan pernah bisa lepas dari apa yang disebut cinta kepada Nabi,” ujarnya dalam program Focus to The Point: Maulid Nabi, Cinta Rasul kok Masih Sekuler? di kanal YouTube UIY Official, Jumat (5/9/2025).
UIY menjelaskan, cinta kepada Nabi memiliki tanda. “Tanda yang paling sederhana dari cinta kita kepada Nabi adalah kegemaran kita untuk menyampaikan selawat. Kemudian yang kedua, tanda paling utama cinta kita kepada Nabi tak lain adalah ittiba kita kepada Nabi,” jelasnya.
Menurutnya, ittiba harus tercermin dalam cara berpikir, perilaku, dan muamalah. “Nabi itu dalam keseluruhan hidupnya bermuamalah, berekonomi, berpolitik, dan lain-lainnya itu selalu di dalam kerangka Islam. Nabi tidak pernah berpolitik dengan dasar bukan Islam untuk bukan Islam, tidak pernah,” tegas UIY.
Karena itu, ia mempertanyakan posisi Muslim yang menolak dasar Islam dalam politik. “Jadi kalau ada sekarang orang Islam yang berjuang berpolitik tidak dengan dasar Islam dan tidak untuk Islam, itu dia ittiba kepada siapa? Jadi kalau ada yang mengatakan menolak negara Islam misalkan, itu di mana posisinya? Nah, itu dia, makanya kemudian dia itu berittiba kepada siapa?” tanyanya.
UIY menambahkan, “Kalau dia itu menolak ajaran Nabi, lalu dia ittiba kepada Montesquieu, kepada J.J. Rousseau, dan lain sebagainya, jangan salahkan siapa-siapa ketika nanti di akhirat bersama mereka yang dicintai itu, tidak bersama Nabi.”
“Jadi ittiba kepada Rasulullah itu haruslah totalitas, haruslah totalitas,” pesannya memungkasi.
0 Komentar