
Oleh: Abu Jannah
Jurnalis Lepas
Audit dan investigasi proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung ("Whoosh") mutlak harus segera dilakukan karena proyek ini diduga sarat penyelewengan dan mark up anggaran.
Desakan publik tersebut ditegaskan oleh cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam program Focus to The Point bertajuk "Beban Kereta Cepat, Begitulah Saat Kemungkaran Dibiarkan!", Selasa, 14 Oktober 2025, di kanal YouTube UIY Official.
"Seruan untuk segera dilakukan audit dan investigasi terhadap proyek itu mutlak harus dilakukan. Tanpa itu, para pencoleng, perampok, dan koruptor akan terus merasa tenang," ujar UIY.
Menurutnya, lonjakan biaya proyek yang hampir dua kali lipat (dari rencana awal sebesar Rp62 triliun menjadi Rp120 triliun) merupakan indikasi kuat adanya dugaan mark up.
"Jadi hampir dua kali lipat. Makanya kemudian banyak sekarang ini sudah makin disuarakan adanya mark up," terangnya.
UIY menegaskan, pihak-pihak yang terlibat harus dimintai pertanggungjawaban hukum. "Prinsipnya, siapa yang melakukan harus bertanggung jawab. Kalau dia melakukan kesalahan, dia harus dihukum," tegasnya.
Ia juga menyoroti penggunaan kekuasaan secara semena-mena dalam pengambilan keputusan proyek tersebut.
"Presiden menggunakan seluruh kekuatan dan kewenangannya untuk memaksakan proyek ini, dan kita semua tahu siapa saja yang menentang pasti akan celaka," ungkapnya.
UIY menjelaskan, ketika kekuasaan dijalankan tanpa kendali, dampaknya akan meluas dan berlangsung lama.
"Ini menunjukkan bahwa kewenangan ketika digunakan secara semena-mena, secara serampangan, dampak buruknya bukan hanya terkena kepada satu-dua orang, tetapi banyak orang, dan itu dalam kurun waktu yang sangat panjang," jelasnya.
Selain itu, proyek ini dinilai tidak memiliki urgensi tinggi karena hanya dinikmati segelintir orang. "Sementara proyek semacam ini hanya dinikmati oleh segelintir orang. Siapa yang bisa membayar Rp300 ribu ke Bandung? Lebih cepat, tapi apa urgensinya harus cepat-cepat," kata UIY.
Ia pun menilai, proyek tersebut tidak memperhatikan skala prioritas pembangunan nasional.
"Apakah betul memang negara ini sangat memerlukan hal itu di tengah banyak sekolah yang rusak, anak yang harus menyeberang sungai untuk sekolah, dan masalah stunting yang masih tinggi?" tandasnya.

0 Komentar