
Oleh: Intan
Reporter
Melihat banyaknya kasus yang menimpa Gen Z sekarang (yang mengalami krisis identitas) Ustaz Ismail Yusanto mengatakan, “Penting ittiba kepada Nabi ﷺ: Hilangnya makna arah hidup karena hilangnya ittiba, oleh karena itu ittiba kepada Nabi ﷺ penting bagi kehidupan.”
Hal ini disampaikan oleh Ustaz Ismail Yusanto dalam acara live streaming Maulid Nabi Muhammad 1446 H dengan tema Satu Risalah, Satu Umat, Satu Tujuan pada Sabtu, 27 September 2025.
Beliau menjelaskan bahwa bila tidak ittiba kepada Nabi ﷺ berarti kadzib atau dusta. Sebab, seorang muslim seharusnya terlihat dari cara berpikir dan bertindak yang meneladani Nabi ﷺ. Dalil ittiba kepada Nabi ﷺ terdapat pada Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 31 dan juga hadis riwayat Muslim tentang hari kiamat, “Kapan hari kiamat itu tiba dan apa yang telah kau persiapkan untuk hari kiamat?”
Maka, sebagai seorang muslim, hendaknya:
- Mencintai Allah ﷻ.
- Mencintai Rasulullah dalam bentuk haqqul ittiba yaitu mengikuti Nabi secara benar.
- Menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah ﷻ.
- Dalam keseluruhan hidupnya, seorang muslim juga berpolitik, tentu saja berdasarkan Islam, agar memahami tujuan hidup yang hakiki.
Seperti kita ketahui, saat ini Gen Z atau milenial tengah mengalami krisis identitas. Generasi sekarang seperti mengalami kekeringan spiritual dan kehilangan keterkaitan dengan akidah serta agamanya sendiri. Ketika mereka melihat tayangan atau mendengar bahwa umat Islam pernah berjaya dan masyhur kehebatannya, barulah Gen Z menyadari bahwa umat Islam dahulu pernah sekeren itu.
Sungguh miris, dengan banyaknya kasus kriminal dan kemerosotan moral yang marak terjadi saat ini. Semua itu disebabkan oleh pengaruh-pengaruh yang menjauhkan Gen Z dari ittiba. Padahal ittiba berarti mengikuti dan meneladani ajaran serta teladan Nabi Muhammad ﷺ secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan, baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapan beliau. Ketika umat jauh dari ittiba, maka perlahan akan mengalami kekacauan dan kehancuran.
Di sinilah pentingnya peran negara untuk melindungi umat agar tidak jauh dari ittiba melalui pendidikan yang benar. Dengan pendidikan dan arah hidup yang benar, akan terwujud umat serta generasi hebat seperti pada masa Nabi ﷺ dan diteruskan pada masa-masa kekhilafahan setelahnya. Ditekankan pula pentingnya memahami dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan ke mana kita akan kembali setelah kehidupan di dunia ini.
Dengan mengubah pola pikir umat (baik muslim maupun nonmuslim) berarti menyelamatkan kehidupan manusia itu sendiri. Maka kesimpulannya, ittiba kepada Nabi ﷺ dalam seluruh aspek kehidupan adalah kewajiban, dan menjadi tugas para pengemban dakwah untuk menyampaikannya.
0 Komentar