DEMO SANTRI BELA KYAI, MELANGSUNGKAN TUJUAN SEMU DI SISTEM SAAT INI


Oleh: Marsa Qalbina
Santri Ideologis

Dikutip dari Radar Solo, ribuan santri melakukan aksi solidaritas "santri bela kyai" di depan gedung DPRD Kabupaten Boyolali pada Jumat (17/10/2025) sore. Mereka mengecam tayangan Trans7 yang dinilai menghina dan melecehkan kyai serta pondok pesantren.

Belakangan ini, ramai beredar siaran video dari salah satu stasiun televisi terkenal di Indonesia, yang dalam tayangan tersebut dinilai masyarakat sebagai tayangan yang meremehkan marwah dan nama baik pesantren, khususnya santri. Pasalnya, tak sedikit masyarakat, terutama para santriwan yang latar belakangnya hidup di pesantren, yang kontra terhadap tayangan stasiun televisi tersebut. Akibatnya, amarah mereka tak dapat lagi dibendung, sehingga banyak santri yang turun ke jalan untuk melakukan aksi demo, seperti yang telah dilakukan di berbagai titik di seluruh Indonesia, seperti Boyolali, Situbondo, Sukabumi, Rembang, dan lain sebagainya.

Namun, pada kenyataannya, proses demo yang berlangsung hanya sebagai pengalihan isu semata dari ribuan kasus yang beredar di Indonesia. Ini sudah menjadi kebiasaan buruk di Indonesia: menutup liputan bagi berita-berita lain yang sebenarnya lebih urgent untuk dibahas, seperti kasus korupsi, kebobrokan regulasi pemerintah, dan lain sebagainya.

Selain itu, para pendemo yang kebanyakan berlatar belakang santri ini tidak semuanya memiliki tujuan yang jelas. Mereka melakukan demo untuk apa? Bisa jadi sebagian besar dari mereka justru mencari sensasi, hanya sekedar ikut-ikutan, dan menambah kehebohan, bahkan kericuhan di tengah masyarakat. Bagaimana tidak? Banyak dari aksi mereka yang turut serta mendatangi mal-mal seperti Transmart dan sebagainya, bahkan menutup paksa mal tersebut yang bekerja sama dengan Trans7. Tak hanya itu, mereka juga turut memboikot perkara lain yang diketahui masih berhubungan dengan Trans7.


Solusi Islam

Dalam Islam, demonstrasi atau unjuk rasa hanya terjadi jika khalifah atau penguasa mengalami kelalaian dalam menjalankan tugasnya. Itupun bukan dalam bentuk turun ke jalan raya, menghancurkan fasilitas umum, seperti kebanyakan demo yang terjadi di Indonesia. Dalam sistem Khilafah, khususnya pada masa Khulafaur Rasyidin, terdapat majelis umat yang mana tugas mereka salah satunya mengkritik kebijakan khalifah apabila khalifah lalai terhadap tugasnya.

Tujuan yang mereka buat juga jelas, bukan cari onar atau ikut-ikutan semata, tetapi benar-benar meluruskan kebijakan yang sudah dibuat oleh khalifah, sehingga akar permasalahannya pun dapat teratasi dan menemukan titik terang.

Selain itu, Islam juga memuliakan santri karena mereka merupakan thalibul ilm (pencari ilmu), terutama ilmu-ilmu diniyah yang tak lain adalah ilmu untuk bekal menuju akhirat.

Maka, dalam sistem pemerintahan Islam atau Khilafah, mustahil menampilkan tayangan-tayangan yang tidak bermutu yang merusak citra dan martabat seorang santri, seperti dalam kasus ini. Pengaruh santri dalam dunia Islam sangat penting, karena tak sedikit ulama-ulama hebat yang lahir dari santri yang sebelumnya juga merupakan seorang pelajar yang berguru kepada guru yang tak kalah hebat dari anak didiknya.

Selain itu, Islam juga telah mengajarkan adab-adab terhadap guru, yang mana pastinya adab yang diajarkan adalah adab yang sewajarnya dan tidak berlebihan, seperti mencium tangan ketika bertemu dengan guru, memperhatikan dengan seksama apabila guru sedang mengajar, dan tidak berbuat kekerasan terhadap guru. Guru juga tidak menuntut murid harus gila hormat terhadapnya, seperti mencium kaki, memperkerjakan seharian penuh, dan lain sebagainya.

Karena dalam Islam, justru para pelajar dididik untuk fokus pada apa yang mereka kejar, yakni mempelajari tsaqofah Islam supaya mereka bisa menjadi tonggak emas peradaban di generasi berikutnya. Maka dari itu, fokus mereka tidak teralihkan pada hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan proses pembelajaran.

Wallahu A'lam.

Posting Komentar

0 Komentar