
Oleh: Irma Hidayati, S.Pd
Pegiat Dakwah
Gaza dilanda musim dingin
Hujan lebat disertai angin
Pengungsi menanti bantuan kemanusiaan
Blokade tak mengizinkan
Apalah arti gencatan senjata
Jika penduduk Gaza tetap nestapa
Solusi dua negara bualan semata
Hanya Jihad dan Khilafah Islam solusi Palestina
Puisi di atas menggambarkan keadaan umat Islam di Gaza yang belum terselamatkan walaupun gencatan senjata telah disepakati. Bahkan dunia mulai melupakannya. Gencatan senjata tidak berarti penjajahan berhenti, tetapi tetap berlanjut.
Pejabat kesehatan Gaza melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, tiga orang lagi meninggal, menjadikan total korban tewas sejak 10 Oktober mencapai 357 orang, dengan 908 lainnya mengalami luka-luka. Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas telah mencapai 70.103 orang, sementara 170.985 orang lainnya terluka. (Antara News, 02/12/2025).
Zionis Yahudi masih melakukan berbagai pelanggaran. Mereka meletakkan pembatas garis kuning di sekitar pengungsian. Jika ada warga melewatinya, maka segera ditembak oleh tentara Yahudi. Sehingga, warga yang ingin kembali ke rumahnya tidak pernah bisa terwujud. Sungguh tindakan yang sangat biadab. Mereka juga menghalangi bantuan material perlindungan berupa tenda dan rumah mobil. Apa makna gencatan senjata bagi mereka?
Penjajahan Tetap Berlangsung
Rakyat Gaza masih terjajah walaupun tidak terjadi perang fisik. Amerika memberikan 21 poin proposal untuk Gaza. Inti dari proposal yang diutarakan Trump adalah sebuah imbalan politik dengan syarat demilitarisasi Gaza. Hal ini dimaksudkan untuk melumpuhkan kekuatan Hamas dan faksi-faksi di Palestina.
Selain itu, Trump memaksakan pemikiran deradikalisasi agar tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga. Fungsinya untuk menjauhkan pemikiran Islam dan digeser dengan pemikiran moderat. Seperti program dialog lintas agama, yang diharapkan mampu menanamkan toleransi hidup berdampingan dengan Israel.
Lebih jauh lagi, Trump menginginkan agar pemerintahan Gaza diganti dengan pemerintahan modern berstandar internasional. Maksudnya adalah menjadikan Palestina sebagai negara sekuler. Memperbolehkan investasi masuk sehingga bisa mengendalikan roda pemerintahan. Artinya, negara-negara Muslim ditundukkan oleh pemimpin yang dipilihkan Amerika sekaligus menjadi bonekanya, dengan imbalan kesejahteraan di bawah ekonomi liberal.
Alih-alih sejahtera, faktanya mereka akan mudah dirampok kekayaannya di Palestina. Proposal Trump Plan ini akan menggelontorkan dana miliaran dolar bagi Palestina. Ini bukan sekadar bantuan semata, tetapi jebakan maut. Menjadikan Gaza ketergantungan secara ekonomi kepada Amerika dan lembaga keuangan internasional. Hal ini semakin membuktikan bahwa solusi dari Barat tidak akan memberikan kesejahteraan bagi rakyat Palestina, justru membuat penjajahan terus berlangsung.
Solusi Islam Kaffah
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Syariatnya membawa maslahat kepada semua makhluk-Nya. Allah senantiasa memberikan solusi terbaik. Penjagaan-Nya diserukan melalui penerapan seluruh syariat-Nya. Namun, jika syariat Islam ditinggalkan, maka kemunduran, kemerosotan, dan kehancuran akan terjadi.
Sejak pemerintahan Islam di bawah institusi khilafah, tanah Palestina adalah milik umat Islam. Selayaknya umat Islam di seluruh dunia bersatu membebaskannya, bukan menyerahkan solusi kepada AS yang lebih melindungi kepentingan Yahudi.
Islam sudah menuntun umatnya untuk mandiri tanpa menggantungkan pada negara lain. Apalagi menjalin kerjasama dengan negara kafir yang melakukan perang dan pembunuhan terhadap umat Islam.
Negara Islam harus mandiri dalam bidang militer dan ekonomi supaya memiliki wibawa di dunia. Sehingga, keamanan kaum Muslimin berada di tangan mereka sendiri tanpa tunduk kepada pihak asing. Ekonomi juga harus kuat, sehingga tidak mudah dijebak dengan tawaran utang atau investasi yang melenakan namun berujung pada matinya ekonomi negara.
Krisis yang terjadi di Gaza bukan semata-mata perang antara Hamas dan Yahudi, tetapi ini adalah penjajahan di tanah Palestina yang merdeka. Saatnya semua pemimpin bersatu menggunakan solusi Islam. Gaza butuh solusi hakiki, yaitu jihad dan khilafah, yang akan menghapus penjajahan di sana.
Kita umat Islam bagaikan satu tubuh. Kita harus melakukan pembelaan kepada saudara kita di Gaza. Mereka butuh peran dan aksi kita. Seharusnya kita terus menyerukan solusi hakiki untuk Palestina. Melalui aksi long march untuk mengedukasi umat agar bersatu dan menyerukan solusi terbaik, yaitu jihad. Senantiasa mengirimkan doa dan memberikan bantuan semampunya. Saatnya kita bersatu dan sepemikiran mengenai solusi Gaza. Jangan terlena dengan gencatan senjata.
Wallahu a'lam bishawwab.

0 Komentar