
Oleh: Hasna Syarofah
Gen Z Muslim Writer
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, telah meresmikan Sekolah Tinggi Agama Konghucu (SETIAKIN) pertama di Indonesia. Peresmian ini dilakukan pada Selasa, 18 November 2025. Dalam sambutannya, Nasaruddin Umar mengutip pepatah "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina." Nasaruddin berharap para guru SETIAKIN dapat mengambil ilmu dan kearifan dari Cina dan mengembangkannya kepada para mahasiswa.
Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu mengatakan bahwa pendirian SETIAKIN merupakan bentuk keadilan beragama. Ia juga menyatakan bahwa pendirian SETIAKIN adalah bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), baik dari segi intelektualnya maupun bidang lainnya (Detiknews, 19/11/2025).
Indonesia merupakan negara dengan beragam agama. Di dalamnya ada yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Meski demikian, agama Islamlah yang paling mendominasi. Bahkan, Indonesia ditempatkan sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbanyak di dunia. Jadi, jika ada pendirian sekolah tinggi non-Islam di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas Muslim, hal tersebut bisa dianggap tidak etis.
Hal ini bukan berarti intoleransi, melainkan bentuk penjagaan akidah seorang Muslim agar tidak disusupi oleh pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Apalagi di tengah gencarnya arus liberalisasi yang terus dilancarkan Barat dari segala bidang. Dengan adanya sekolah tinggi non-Islam ini, Barat akan lebih mudah menyusupkan pemikirannya dan meliberalisasikan siswa yang masuk ke dalamnya.
Mengingat pendidikan merupakan faktor penting dalam pembentukan karakter generasi, seharusnya pemerintah lebih fokus pada bagaimana mendirikan lembaga pendidikan yang berkualitas, yakni sesuai dengan syariat dan akidah Islam, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas dan bersyaksiyah Islamiyyah.
Pendirian SETIAKIN sebagai salah satu upaya pembangunan SDM yang berkualitas merupakan bentuk deskripsi Islam hanya sebatas agama yang diberlakukan di masjid-masjid saja. Padahal, Islam adalah agama yang sempurna. Islam tidak pernah ketinggalan zaman; yang ada adalah Islam sebagai solusi dari permasalahan yang ada alias mualajah masyakilil ummat.
Untuk menghasilkan generasi hebat, tidak perlu repot mencari-cari kurikulum agama lain, cukup dengan Islam semua itu dapat terselesaikan. Ini pula yang menjadi rencana Barat untuk mengkerdilkan Islam hanya sebatas agama saja, tidak ada sangkut-pautnya dengan kehidupan.
Islam memiliki sistem pendidikan yang khas. Konsep-konsepnya didasarkan pada prinsip Islam. Tujuan utamanya adalah membentuk kepribadian Islam, sehingga mata pelajaran yang diajarkan harus sesuai dengan akidah Islam. Meski demikian, ilmu terapan seperti matematika dan sains tetap diajarkan di sekolah.
Alhasil, peserta didik tidak hanya pandai berlogika, tetapi juga berakhlak mulia. Inilah Islam sebagai solusi berbagai permasalahan. Islam tidak hanya berlaku ketika salat saja, sebagaimana stigma yang ada di luar sana. Islam memiliki peraturan yang lengkap dan sempurna. Oleh karenanya, sudah saatnya kita kembali kepada Islam sebagai sistem yang dapat menyejahterakan masyarakat.
Wallahu 'Alam.

0 Komentar