KAPITALISME DIGITAL: MESIN PERUSAK MENTAL GENERASI INDONESIA


Oleh: Ummu Zaid
Penulis Lepas

Laporan Digital 2025 Global Overview mencatat bahwa 98,7% penduduk Indonesia usia 16 tahun menggunakan ponsel untuk online, melampaui Filipina dan Afrika Selatan yang mencatatkan 98,5% (CNBC Indonesia, 29/11/2025). Penetrasi internet di Indonesia naik drastis pada tahun 2024, berjumlah 66,5%, dengan rata-rata penggunaan mencapai 7 jam per hari. Pada tahun 2025, jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai 187 juta orang.

Namun, ada dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan gawai secara berlebihan, seperti adiksi gawai, kecemasan, FOMO (Fear of Missing Out), penurunan indeks prestasi, dan gangguan digital dementia. Gangguan digital dementia adalah penurunan daya ingat, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dan berkurangnya kemampuan untuk fokus. Ditambah lagi, lemahnya kontrol dan pengawasan dari orang tua, masyarakat, dan negara memperburuk situasi ini.

Banyak generasi muda Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental akibat screen time yang berlebihan. Tidak sedikit dari mereka yang terkena kecanduan gadget akut. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan kemalasan berpikir, kesepian, dan gangguan lainnya. Selain itu, Indonesia tidak memiliki aturan hukum terkait pembatasan usia untuk menggunakan media sosial. Padahal, media sosial yang berbasis Artificial Intelligence (AI) terbukti berbahaya bagi kesehatan mental.

Terdapat riset yang menunjukkan bahwa setelah seminggu tidak menggunakan media sosial seperti Facebook, kondisi mental seseorang jauh lebih baik. Mereka merasakan penurunan tingkat depresi, kecemasan, dan kesepian, serta berkurangnya kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Menurut laporan WHO pada Juni 2025, diperkirakan 16% penduduk dunia mengalami kesepian.

Media digital dalam sistem kapitalisme menjadi alat yang merusak generasi muda secara mental. Dalam sistem ini, demi keuntungan perusahaan digital, masalah mental generasi muda sering kali diabaikan. Indonesia hanya dijadikan pasar bagi platform digital tersebut. Negara tidak tegas terhadap perusahaan digital dan tidak memiliki komitmen untuk melindungi generasi muda, yang merupakan calon pemimpin masa depan.

Sedangkan dalam negara Islam, yaitu Khilafah, memiliki visi dan misi untuk mewujudkan generasi terbaik yang sekaligus menjadi pemimpin peradaban. Negara ini berkomitmen untuk menjaga kualitas generasi muda. Langkah preventif dilakukan untuk membentengi generasi muda dari pengaruh media digital, melalui penerapan sistem pendidikan Islam, optimalisasi peran orang tua sebagai madrasah ula, dan bersinergi dengan masyarakat untuk amar makruf nahi mungkar.

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)

Dalam hal ini, negara akan mengambil langkah-langkah khusus, antara lain:
  • Mengawasi konten media yang hanya boleh sesuai dengan Islam dan memberi sanksi bagi yang memposting tayangan yang tidak Islami.
  • Membatasi media sosial yang boleh ada dalam Khilafah, tidak semua media sosial boleh ada.
  • Membatasi usia generasi yang boleh mengakses media sosial.
  • Mengatur penggunaan AI agar tidak berdampak buruk pada generasi muda.

Tentunya, langkah-langkah ini akan terlaksana jika sistem Islam diterapkan dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara.

Saatnya membuang sistem kapitalisme dalam kehidupan sekarang untuk menyelamatkan generasi muda Islam, karena di pundak mereka terletak masa depan dan pelopor perubahan menuju Islam Kaffah dalam naungan Khilafah.


Referensi:
  • https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251129102801-37-689608/indonesia-negara-nomor-1-di-dunia-warga-ri-sudah-kecanduan-akut
  • https://www.cnnindonesia.com/internasional/20251124151614-113-1298916/daftar-negara-larang-anak-anak-main-medsos-ri-kapan
  • https://kumparan.com/kumparantech/meta-diduga-setop-riset-usai-temukan-bukti-medsosnya-bahayakan-kesehatan-mental-26JL5Teo8RG
  • https://www.kompas.id/artikel/remaja-jompo-dan-bahaya-digital-dementia?open_from=Terbaru_Page
  • https://docs.google.com/document/d/1lELpA8cp_N61C3ejlKlH48FOO2SmKMeu1hZWwjQX5k8/edit?usp=sharing
  • https://www.kompas.id/artikel/dua-sisi-teman-digital-akal-imitasi?open_from=Terbaru_Page
  • https://docs.google.com/document/d/1oHbuU89CfSBaxFsf_onfRGdeZA7CuujqBtGQMozrSb4/edit?usp=sharing

Posting Komentar

0 Komentar