
Oleh: Abu Hanif
Jurnalis lepas
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai penutupan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang yang memicu krisis sampah menggunung di jalan-jalan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencerminkan kegagalan pemerintah dalam pengelolaan sampah yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Hal tersebut dinyatakan dalam siaran pers berjudul “Penutupan TPA Cipeucang Tangerang Selatan: Momentum Koreksi Total Tata Kelola Sampah” yang dirilis pada Jumat (19/12/2025).
Selama ini, ungkap WALHI, TPA Cipeucang hanya mampu menampung 300–400 ton sampah per hari, sementara Kota Tangerang Selatan menghasilkan sekitar 1.000 ton sampah setiap hari. Akibatnya, sejak 10 Desember 2025, tumpukan sampah menggunung di berbagai ruas jalan, termasuk di depan Pasar Cimanggis, Ciputat, meskipun telah dilakukan pengangkutan.
Kondisi ini, lanjutnya, bukan sekadar masalah teknis, melainkan akumulasi dari ketidakmampuan pemerintah mengantisipasi lonjakan volume sampah melalui kebijakan berbasis data dan perencanaan jangka panjang.
WALHI juga menilai bahwa persoalan ini seharusnya tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel), tetapi juga Kementerian Lingkungan Hidup yang selama ini dinilai gagal mendorong kebijakan strategis dan justru berkutat pada solusi semu seperti PSEL, waste to energy (WtE), atau refuse derived fuel (RDF) yang mahal dan tidak mengurangi timbulan sampah. Solusi jangka panjang, menurut WALHI, harus berfokus pada pengurangan sampah dari sumbernya, bukan sekadar pemusnahan di hilir.
WALHI pun mendesak pemerintah untuk segera menetapkan kebijakan berbasis zero waste yang mendorong pengurangan sampah di hulu, penerapan tanggung jawab produsen melalui skema Extended Producer Responsibility (EPR), serta desain ulang produk agar meminimalkan timbulan sampah.
“Pemerintah harus memaksa penerapan kebijakan berbasis konsep Zero Waste City yang menekankan pengurangan di hulu, sistem guna ulang, dan tanggung jawab produsen melalui skema EPR, termasuk desain ulang produk agar minim sampah,” jelas Manajer Kampanye Perkotaan Berkeadilan WALHI, Wahyu Eka Styawan, dikutip dari walhi.or.id.

0 Komentar