
Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Pasca meninggalnya Ustadz Maaher at Tuwailibi, tiba-tiba muncul banyak pribadi yang sok bijak, yang banyak menyakiti hati umat, termasuk menyakiti Ustadz Maaher at Tuwailibi, tiba-tiba berubah menjadi sosok bak malaikat. Mereka koor (paduan suara) menyatakan telah memberikan maaf kepada almarhum Ustadz Maaher at Tuwailibi.
Para pendosa ini mengira malaikat Raqib dan Atid alpa dalam menuliskan catatan amal. Para pendosa ini mengira, mereka ahli taat, sementara almarhum Ustadz Maaher at Tuwailibi ahli maksiat, sehingga mereka dengan bangganya mengatakan "saya telah memaafkan Ustadz Maaher at Tuwailibi".
Padahal, siapa yang selalu nyinyir pada Ustadz Maaher at Tuwailibi sewaktu almarhum masih hidup? siapa yang melaporkan Ustadz Maaher at Tuwailibi sehingga beliau di penjara?
Siapa yang dulu bersuka cita, bersorak riuh saat Ustadz Maaher at Tuwailibi ditangkap Bareskrim? Siapa yang enggan memaafkan, sehingga Ustadz Maaher at Tuwailibi dipenjara dan menemui ajal dalam sel tahanan?
Padahal, jika dahulu ditempuh jalan damai, saling memaafkan, Ustadz Maaher at Tuwailibi tak akan di penjara. Ustadz Maaher at Tuwailibi tidak akan sakit di penjara. Ustadz Maaher at Tuwailibi tidak akan meninggal dalam keadaan tragis di penjara.
Ada yang mengklaim habaib, tapi hatinya membantu pada kezaliman yang menimpa Ustadz Maaher at Tuwailibi. Ada politisi penjilat yang saat ini positif Covid-19, sok berempati memberikan maaf. Ada artis murahan pengobral selangkangan, sok prihatin dan memberikan maaf. Padahal, sewaktu almarhum hidup, orang-orang inilah yang paling mendengki kepada Ustadz Maaher at Tuwailibi.
Logikanya, mereka ini yang semestinya meminta maaf kepada Ustadz Maaher at Tuwailibi, bukan sok bijak seperti brahmana memberikan maaf. Sayangnya, orang-orang yang menzalimi almarhum, hanya bisa berparodi memberi maaf. Namun selamanya tak akan bisa meminta maaf kepada almarhum.
Semua yang terlibat menzalimi Ustadz Maaher at Tuwailibi, baik yang merasa tak nyaman dikomentari cantik padahal itu respons atas anak buahnya yang kurang ajar, yang mencaci Ustadz Maaher at Tuwailibi.
Yang menyebut keras mulutmu harimaumu kepada Ustadz Maaher at Tuwailibi. Yang melaporkan Ustadz Maaher at Tuwailibi. Yang menjadi saksi pelapor Ustadz Maaher at Tuwailibi. Yang memeriksa Ustadz Maaher at Tuwailibi.
Yang memutuskan menahan Ustadz Maaher at Tuwailibi. Yang enggan memberikan penanguhan kepada Ustadz Maaher at Tuwailibi, dan siapapun yang terlibat menzalimi Ustadz Maaher at Tuwailibi, ketahuilah pintu maaf kalian sudah tertutup. Perkara kalian dengan almarhum tidak bisa diselesaikan di dunia, semua harus kalian pertanggungjawaban dihadapan pengadilan Allah SWT.
Atau bahkan, Allah SWT mengadili dengan hukum dunia, berupa balasan atas setiap kezaliman. Membalas dengan kesulitan hidup, kesulitan mati, penyakit menahun dan rezeki yang sempit, musibah bertubi-tubi kepada anak keturunan, dan balasan lainnya.
Saksikanlah dan tunggulah, sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang ikut mencatat dan ikut menunggu. [].
0 Komentar