TENTANG AJAL DAN PERJUANGAN


Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Kemarin sore (Senin, 8/2) saya menulis tentang perjuangan itu waktunya pendek. Hanya sampai mati. Sedangkan menikmati hasil perjuangan, itu waktunya panjang, bahkan abadi di surga.

Qadarullah, beberapa jam kemudian, malamnya saya mendengar kabar Ustadz Maheer At-Thuwailibi meninggal dunia. Dengan demikian, perjuangan Ustadz Maheer At-Thuwailibi telah selesai.

Kita, juga akan sama seperti Ustad Maheer At-Thuwailibi. Bertemu ajal, dan berakhir lah perjuangan kita. Hanya persoalannya, kita berjuang untuk apa dan siapa?

Apakah, kita berjuang untuk mengumpulkan harta, yang dengan itu kita mengira akan menyelamatkan masa depan anak cucu kita?

Apakah, kita berjuang untuk meraih jabatan dan kekuasaan, yang dengan itu kita mengira akan menyelamatkan masa depan anak cucu kita?

Apakah, kita berjuang untuk demokrasi, yang dengan itu kita menduga akan mendapatkan pahala di akhirat?

Apakah, kita berjuang untuk membela orang tertentu, yang dengan itu kita menduga akan mendapatkan pahala di akhirat?

Semua perjuangan itu, tidak berguna bukan hanya untuk anak cucu, bahkan untuk kita sendiri. Semua perjuangan itu tidak bernilai pahala, sehingga tak akan ada satupun yang mengantarkan kepada keabadian surga. Semua itu perjuangan semu. Fatamorgana.

Dulu ada yang membela Prabowo, kemudian kecewa. Belakangan, ada yang sibuk ikut membela Natalius Pigai, kemudian juga ikut kecewa. Lantas, perjuangan apa yang akan kita pilih, yang akan kita ambil sampai mati, yang akan menentukan masa depan kita, baik untuk dunia juga akhirat kita?

Islam. Itulah perjuangan yang sejati. Berjuang untuk Islam, dengan tujuan meraih ridlo Allah SWT. Inilah, perjuangan yang akan kita tempuh sampai mati. Sebagaimana Rasulullah Saw dan para sahabat dahulu menempuhnya.

Kita akan menjemput ajal, untuk perjuangan ini. Bukan perjuangan murahan membela caleg, membela capres, membela partai, membela tokoh tertentu, membela sosok tertentu. Kita mengambil pilihan membela dan berjuang untuk Islam.

Kita tak akan kecewa, oleh tamaknya manusia atau zalimnya penguasa. Karena kita berjuang, bukan berharap pada kebaikan makhluk, namun untuk meraih ridlo Allah SWT semata.

Jadi, luruskan niat. Selamatkan perjuangan yang hanya sekali, dan hanya sampai mati, untuk perjuangan yang hakiki. Pilihlah jalan kematian terbaik, dengan Istiqomah berjuang untuk Islam. [].

Posting Komentar

0 Komentar