SABARLAH MAHIA, INSYAALLAH KITA AKAN BERKUMPUL KEMBALI DI SURGA


Tangis itu pecah, berurai membasahi pipi, mengalir membentuk anak sungai, dan akhirnya jatuh ke bumi. Tangis kasih sayang seorang Abi, sebagaimana tangisan Muhammad Saw ketika berpisah dengan Ibrahim, bukan tangisan meraung-raung sebagaimana dilakukan kaum jahiliah. Dia, telah ridlo dengan Qadla yang Allah SWT tetapkan, Dia Husnudz Dzan atas segala apa yang ditimpakan terhadapnya.

Dia,
telah merasakan dua kesedihan, dan keduanya berhimpun di dadanya. Dia, telah mengalami kesedihan ditinggal sang ayahandanya ketika kecilnya, sekarang Dia mengalami kesedihan ditinggalkan putrinya yang juga masih kecil, kembali ke Rahmatullah.

Putri kecil, bidadarinya, Mumtazah Mahia Shalihah, Datang 4 Juli 2021, Berpulang 22 Juli 2021. Meski sebentar, Mahia begitu membuatnya bahagia.

Mahia,
Abimu telah menyiapkan beratus rim kertas untuk menuliskan puisi tentangmu, mengabarkan seluruh kisah tentangmu, mengabarkan tentang keinginannya, untuk masa depan putrinya. Ternyata, baru satu lembar kertas ditulis, engkau telah kembali kepada-Nya.

Mahia,
Abimu menginginkanmu seperti Al Khonsa, seperti Masyitoh, dan layaknya Khadijah binti Khuwaylid. menjadi Ummu Wa Rabbatul Bait. Ternyata, Allah SWT lebih sayang kepadamu, memanggilmu lebih cepat, dari rencana abimu yang panjang.

Mahia,
Kebersamaan yang singkat itu akan abadi terpatri. Abimu, mencintaimu. Dia, begitu bahagia kala menyambut kehadiran mu, dan memberimu nama : Mumtazah Mahia Shalihah.

Seorang abi, yang akan selalu menumbuhkan cinta 100%, untuk setiap tunas kedatangan anak-anaknya. Tak pernah membagi cinta kepada anak-anaknya, namun selalu menambah cinta untuk setiap anak-anaknya.

Mahia,
Sabarlah menunggu abimu berjuang, hingga bisa menjumpaimu di surga. Mengemban dakwah Islam, memperjuangkan Khilafah, demi tegaknya izzul Islam wal muslimin.

Dahulu,
Abimu diperjumpakan dengan Umimu dalam dakwah, berhimpun dan bersahabat dalam dakwah. Istiqomah mendidik mas dan kakakmu dalam asuhan dakwah.

Membangun rumah tangga dalam dakwah, merajut cinta dan menumbuhkan pohon dan buah cinta dalam dakwah. Abi dan Umimu, saling mencintai karena Allah SWT, dan meniti jalan dakwah di jalan Allah SWT.

Mumtazah Mahia Shalihah,

Terimakasih, telah hadir dalam kehidupan kami, meski hanya dalam tenggat 18 hari. Insya Allah kami ikhlas, karena semua datangnya dari Allah SWT dan pasti akan kembali kepada-Nya. [].

#Dia, lelaki itu, abi dari , adalah Sastrawan Politik, yang menulis tulisan yang anda baca ini.

Posting Komentar

0 Komentar