MENAKAR KASUS ORANG GILA DAN TERORIS


Oleh: Diaz Rebellion

Ustadz Abu Sahid Chaniago diserang ketika melakukan ceramah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam, Kepri, Senin (20/9/21).

Video yang beredar memperlihatkan pelaku penyerangan tersebut yakni seorang pria muda. "Benar ada penyerangan Ustadz, sekarang pelaku sudah diamankan," ujar Kapolsek Batuampar AKP Salahuddin.

Dijelaskannya, pelaku merupakan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dan saat ini sedang berada di Polsek Batuampar. Dari video yang beredar, pria tersebut menyerang melalui sisi kanan Ustadz, pria yang mengenakan kemeja kotak-kota serta celana panjang tersebut langsung diamankan didalam masjid tersebut. (okezone.com)

Maraknya penyerangan Ulama di beragam tempat nyaris semua pelaku menyandang predikat ganguan jiwa alias gila, kita masih ingat dengan penyerangan Ustadz Ali Jaber yang masih belum lama terjadi dan beliau sekarang sudah meninggal dunia.

Dilansir dari tempo.co selain 2 kasus penyerangan ustad diatas masih banyak rentetan kasus serupa yang pelakunya diduga mengalami gangguan jiwa atau gila, seperti berikut:
  • Pembunuhan Komandan Brigade PP Persatuan Islam (Persis)
  • Penganiayaan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka
  • Penusukan Imam Masjid Al-Falah Pekanbaru
  • Penyerangan Kiai di Lamongan

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kasus yang dimana korbannya bukanlah seorang muslim seperti halnya kasus bom makasar yang dengan cepat dan tanggap pihak berwajib langsung mengaitkannya dengan tindakan terorisme.

Peneliti terorisme mengatakan banyak anak muda yang dijaring dalam kelompok teroris melalui media internet dan diiming-imingi jalan pintas ke surga jika melakukan bom bunuh diri. (bbc.com)

Adapun kasus Zakiah Aini, pelaku penyerangan Mabes Polri yang menggunakan senjata mainan dimana pelaku langsung ditambak mati ditempat dan usai dibunuh pihak berwajib menyatakan bahwa pelaku merupakan pendukung organisasi ISIS.

"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf beridiologi ISIS. Terbukti dari postingannya di sosial media," ujar Listyo saat jumpa pers di Mabes Polri Rabu malam. (1/4/21 kompas.com)

Perbandingan kasus yang terjadi seolah memperlihatkan bahwa keadilan dimata hukum tidak berlaku untuk semua kalangan? Padahal jika kita mengambil arti kata teroris menurut kbbi adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik.

Semua kasus diatas adalah kasus yang menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat namun bagaimanapun juga memiliki penanganan yang sangat berbada oleh pihak berwajib yang mana seharusnya semua sama dimata hukum.

Kesimpulan:
Telah jelas ketimpangan penegakan hukum dibawah naungan sistem Kapitalis-Demokrasi yang mana keadilah hanyalah slogan kosong untuk mendukung para oligarki dalam mengatur kepentingannya, hal ini berbanding terbalik ketika Syariat Islam memimpin peradaban dalam naungan Khilafah dimana keadilan dirasakan semua penduduknya bahkan untuk non-muslim sekalipun.

Telah masyur kisah Khalifah Ali ketika kehilangan baju besi yang dimana Khalifah Ali kalah di pengadilan oleh seorang non-muslim akibat tidak cukupnya bukti atas kepemilikan baju besinya yang hilang dan berada ditangan non-muslim itu padahal beliau adalah kepala negara pada waktu itu.

Ataupun kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang pada masanya seluruh rakyat di negerinya tidak ada yang miskin bahkan beliau kesulitan menyalurkan bantuan kepada rakyat miskin karena tidak ditemukannya kemiskinan di seantero sudut negeri yang ia pimpin.

Demikianlah hikmah dari diterapkannya Islam secara totalitas tanpa pilah-pilih yang memberikan keberkahan, keadilan dan keamanan kepada seluruh umat manusia, binatang dan alam di bawah naungannya. Walahualam~

Posting Komentar

0 Komentar