
Oleh: Nasrudin Joha
Sastrawan Politik
"Lebih Baik Mati Di Medan Tempur, Daripada Mati Ditempat Tidur", "Berjuang Mati Tidak Berjuang Mati, Maka Berjuanglah Sampai Mati" (Begitulah kalimat dari KH Muhammad Ma'shum, Allahu Yarham)
Pagi itu Sabtu, 2 Oktober 2023, di bawah bimbingan langsung KH Toha Yusuf Zakaria LC, usai sholat subuh dalam ceramah Ust Ismail Yusanto, bersama rombongan tamu kami diajak berziarah ke makam KH Muhammad. Ma'shum, pendiri Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso. Di areal makam keluarga, KH Toha Yusuf Zakaria menjelaskan kuburan yang ada satu per satu dan menunjukkan lokasi makamnya saat Allah ï·» memanggilnya.
Selain penulis juga ada Ust Ismail Yusanto, Bang Anton Permana, Bang Ruslan Buton, Ust Fajar Kurniawan, Pak Mintarjo dan beberapa alumni Pondok Pesantren Al Islah yang memang diundang dalam acara ramah tamah di Pesantren Al Islah. Dalam kesempatan itu, KH Toha Yusuf Zakaria mempersilakan Ustadz Ismail Yusanto untuk memimpin doa.
Sepanjang sejarah pesantren, banyak poster KH Muhammad Ma'shum yang menghiasi perimeter pesantren. Dalam bacaan tajuk rencana, Qoul of the Dead yang terkenal adalah apa yang penulis kutip dalam muqaddimah artikel ini.
Semangat jihad begitu kuat hingga ketika pembawa acara membacakan syair gubahan KH Muhammad Ma'shum, auranya membuat penulis menitikkan air mata. Dulu ada Jenderal Soedirman yang tetap menjadi tentara meski sakit terbaring di atas tandu. Almarhum KH Muhammad Ma'shum dikenal tetap setia kepada umat dan gigih berjuang demi Islah meski sedang sakit.
Ustadz Slamet Sugianto bisa melihat hal yang sama. Saat mulai dikenali, ia terlihat seperti sedang menangis. Rupanya, semangat jihad dan kerinduan KH Muhammad Ma'shum dirasakan oleh semua yang hadir dalam agenda silaturahmi pondok pesantren Al Ishlah tersebut.
Terakhir, penulis mengenang acara bersama para ulama, aktivis, dan ormas di Jakarta. KH Muhammad Ma'shum tetap gagah berani menyampaikan pidatonya meski masih ada tabung oksigen yang tertancap di hidungnya. Di Pesantren Al Ishlah, ia dilaporkan terpaksa keluar dari rumah sakit dengan kursi roda untuk menyambut tamu beberapa tokoh yang datang di Al Ishlah.
Dalam sesi tanya jawab dalam acara ramah tamah tersebut, banyak alumni Al Islah yang hadir menyampaikan pandangannya dan mengajukan beberapa pertanyaan. Oleh karena itu, tidak salah jika Pesantren Al Ishlah Bondowoso disebut sebagai Pesantren Mujahid. Nafas jihad terpatri kuat di wajah para alumni yang hadir.
Alhamdulillah, penulis berkesempatan berdiskusi dengan KH Toha Yusuf Zakaria, putra dari KH Muhammad Ma'shum yang diamanahi untuk meneruskan perjuangan dan memimpin Pondok Pesantren Al Ishlah untuk maju di kalangan umat. Melanjutkan kegiatan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar.
Selain mewarisi garis keturunan, KH Toha Yusuf Zakaria juga mewarisi misi dan tanggung jawab ayahnya, KH Muhammad Ma'shum. Menerima Maqom sebagai penerus perjuangan KH Muhammad Ma'shum tidaklah mudah bahkan mungkin sulit. Namun dengan keimanan, kesabaran, keikhlasan dan kegigihan, Insya Allah Al Ishlah akan benar-benar memperbaiki masyarakat Bondowoso, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia.
Ya, dengan Syariat yang luhur, dengan rahmat semesta, visi Al Ishlah yang dicanangkan oleh KH Muhammad Ma'shum akan dapat terus berlanjut dan menciptakan dunia yang lebih baik. Kepentingan global ada di tangan generasi berikutnya.
Al Ishlah, entah kapan bisa kembali berkunjung, menginap, berdiskusi seru dengan KH Toha Yusuf Zakaria, berbincang dengan alumni, menikmati lezatnya Kambing Guling yang disediakan Kiai, mendengarkan puisi KH Muhammad Ma 'shum dan menikmati kopi arabika dengan cita rasa yang unik lalu Sholat magrib bersama para santri.
Rasanya, setelah menghabiskan beberapa waktu di Al Islah, penulis merasa seperti Santri Pesantren Al Ishlah. Banyak ilmu, kesan, kenangan, bahkan persaudaraan yang hangat telah membekas di dada.
Al Ishlah, semoga di lain waktu dan kesempatan, penulis bisa berkunjung kembali. “Semangat jihad” bisa Anda dapatkan dari aura pondok, tambahan berkah karomah KH Muhammad Ma’sum, semangat para alumni, dan kehangatan KH Toha Yusuf Zakaria yang begitu menerima dan melayani dengan Ahsan. kepada tamunya.
0 Komentar