
Oleh: Winni
Mahasiswi STIT Ciparay Bandung
Pada Sabtu (4/12) sore, Gunung Semeru mengeluarkan asap panas dan menimbulkan hujan abu ke daerah di sekitarnya. Warga yang tinggal di perkampungan di sekitar gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu mengungsi untuk menghindari dampak guguran awan panas.
Kampung yang terletak di Desa Sumberwuluh itu menjadi salah satu daerah terdampak parah akibat awan panas guguran. Akibat awan panas guguran Gunung Semeru tersebut puluhan rumah warga rusak dan ratusan warga mengungsi.
Gubernur Jatim itu meminta seluruh pihak semakin waspada dan tidak meremehkan fenomena alam, khususnya di wilayah Gunung Semeru.
Diberitakan bahwa sebanyak 10 warga belum bisa di evakuasi karena lokasinya agak sulit, mobil tidak bisa masuk ke lokasi letusan Gunung Semeru dan masih terjebak di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sementara itu, Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang melaporkan setidaknya terdapat 902 warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru.
Dari peristiwa tersebut, kita dapat mengetahui bahwa tidak adanya pemberitahuan early warning system. Dalam saat-saat darurat seperti ini early warning system sangat penting dan di perlukan untuk menunjang mitigasi bencana demi keselamatan warga sekitar. Tidak adanya peringatan/early warning system pada bencana alam ini menandakan kegagalan sistem mitigasi bencana. "Dalam hal ini BMKG yang memiliki peranan untuk menyampaikan informasi dan peringatan dini kepada instansi, pihak terkait, dan masyarakat berkenaan dengan bencana akibat faktor geofisika pun dapat dikatakan gagal menjalani perananannya".
Kegagalan sistem mitigasi bencana ini harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat karena ini menyangkut nyawa dan keselamatan masyarakat. Adapun early warning system harus selalu aktif dan tersedia di setiap daerah yang rawan bencana seperti di desa sekitar gunung berapi, sebagai sensor yang dipasang di dekat seismometer yang akan berbunyi sebagai informasi bahwa ada peningkatan aktivitas/pergerakan besar gunung berapi.
Dalam Islam, ketika terjadi peristiwa seperti ini, kita sebagai masyarakat dan saudara sesama muslim harus memfokuskan diri untuk mendoakan dan menggalang dana bagi korban yang terdampak asap panas gunung Semeru. Yang menjadi perhatian penting dari peristiwa ini adalah mengenai penanganan pemerintah terhadap para korban yang terdampak. Seperti yang kita ketahui bahwa seorang Khalifah itu harus menjamin keamanan dan memberikan tempat tinggal yang layak bagi rakyatnya. Sama halnya pada saat ini, pemerintah harus mampu mengelola atau meriayah para korban yang terdampak agar mendapatkan makanan dan tempat tinggal yang layak.
Wallahu a'lam bishshawab.

0 Komentar