
Oleh: Ela Nurlaela
Muslimah Peduli Umat
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak para peternak Indonesia untuk memperkuat hilirisasi pangan asal ternak sebagai kekuatan utama masa depan bangsa. Pernyataan tersebut disampaikan SYL pada puncak peringatan bulan bukti perternak dan kesejahteraan hewan ke 187 di Asrama Haji, Donohudan, kabupaketn Boyolali, Jawa Tenggah.
Benarkah konsep ini akan menguntungkan rakyat? Perlu diketahui, pemerintah akan melakukan hilirisasi pangan asal ternak dengan tujuan akan melakukan ekspor berbagai makanan olahan yang berasal dari ternak, seperti Naget, ayam, daging dan sebagainya.
Program ini diharapkan mampu menaikkan nilai tambah pangan sehingga dapat dijual sampai ke luar negri, dengan adanya program hilirisasi negara berharap akan mensejahterakan peternak dan masyarakat.
Namun, apabila kita cermati istilah dari kata "hilirisasi" artinya proses atau strategi suatu negara untuk meningkatkan nilai tambahan komoditas yang dimiliki, dengan adanya hilirisasi komoditas yang sebelumya diekspor dalam bentuk mentah dan bahan baku, sekarang diolah lebih dulu menjadi barang setengah jadi atau jadi.
Tujuan utamanya adalah membesarkan nilai ekspor yang harapannya akan mampu memajukan perekonomian negara. Tapi sayangnya, program ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan, pemerintah harus berhadapan dengan banyak rintagan, salah satunya adalah besarnya pengaruh korporasi.
Korporasi saat ini telah menduduki berbagai bidang dan menguasai semua industri hulu, tidak terkecuali bidang perternakan, seperti pakan ternak olahan yang dikuasai para penguasa besar. Mereka adalah para kapitalis yang memiliki teknologi tinggi dan modal yang besar.
Di Indonesia sendiri setidaknya ada empat perusahaan besar yang bergerak dibidang pakan ternak yaitu Charoen Pokphand Tbk, Japfa Compeed Tbk, Malindo Feedmill Tbk, dan Sreeya Sewu Indonesia Tbk, seluruhnya merupakan perusahaan swasta, bahkan banyak yang berkantor diluar negri.
Mereka mencari untung, jadi tidak mungkin akan menjual pakan ternak dengan harga murah, karena prisip ekonomi yang dipakai adalah mengeluarkan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya, maka sebagai penguasa besar akan mementingkan keuntungan pribadi sehingga secara mudah dapat menentukan patokan harga.
Kalau seandainya hilirisasi ini berjalan, perusahaan besar itu yang akan untung. Karena terlihat jelas bahwa konsep hilirisasi yang direncanakan belum matang. Program ini tidak mungkin mampu mensejahterkan rakyat dan peternak jikalau negara masih membolehkan perusahaan-perusahaan besar memegang hulu.
Disatu sisi ingin perekonomian maju dengan program hilirisasi, disii lain tidak berdaya dan kuasa terhadap para korporasi yang di hulu. Dengan adanya perusahaan besar tadi, pemerintah sebenarnya hanya mengambil untung dengan menarik pajak.
Inilah gambaran bahwa negri yang kaya ternyata tidak mampu mengendalikan para kapitalis. Kapitalisme merupakan suatu sistem hidup yang memihak kepada para kapitalis atau para pemilik modal bukan masyarakat.
Dalam Islam, pemerintah wajib mengurusi rakyat, islam mengibaratkan seorang pemimpin sebagai pengembala yang semestinya memperhatikan gembalaanya.
Berkenaan dengan industri pangan, islam tidak akan membiarkan swasta menguasai bidang-bidang strategis seperti pusat pakan ternak, islam akan memberikan perhatian khusus seperti standarisasi riset, modal, teknologi pengelolaan hingga promosi. Semua biaya itu akan dibantu negara sehingga komoditas pangan akan mampu bersaing dikancah internasional.
Wallahua'lam bisshowab

0 Komentar