
Oleh: Diaz
Penulis Lepas
Dakwah dalam bahasa arab terdiri dari kata دعوة (da‘wah) yang memiliki arti ajakan atau undangan. Dalam Islam, dakwah adalah suatu aktivitas mengajak atau menyampaikan dalam rangka memberi pemahaman atau mengingatkan orang lain, agar orang tersebut sadar dan kembali kepada Islam dengan berbuat dan beraktifitas sesuai tuntunan syariah Islam.
Allah ﷻ berfirman:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)
Dari penjelasan tersebut telah jelas definisi dari dakwah. Pertanyaannya, dakwah tugas siapa? Sebagaimana telah disampaikan oleh baginda Nabi kita Rasulullah ﷺ dalam haditsnya, menerangkan bahwa:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ , وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإيمَانِ
“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran, hendaknya dia merubah dengan tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
Jadi, dalam hadits tersebut menerangkan bahwa dakwah adalah tugas setiap muslim yang dilakukan sesuai dengan kesanggupannya dalam menyampaikan kebenaran, dan orang yang paling lemah imannya adalah seseorang yang mengingkari kemungkaran di hadapannya dengan menolaknya dengan hatinya bahwa perbuatan tersebut salah.
Dalam dakwah tidak dibenarkan menggunakan metode paksaan, karena dakwah sejatinya adalah proses memberikan kesadaran kepada orang lain untuk hidup sesuai syariat Islam, sehingga metode yang harus dilakukan adalah metode yang dapat memberi pemahaman kepada orang lain dengan cara yang baik sehingga orang tersebut dapat berfikir dan menyadari kesalahannya. Hal tersebut telah di pertegas dengan firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat 125 di atas.
Dalam surat yang lain Allah ﷻ berfirman:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali 'Imran: 104)
Allah ﷻ telah menjelaskan bahwa dakwah adalah kewajiban bagi setiap muslimin, karena dakwah hanya dilakukan orang-orang yang beruntung. Siapakah diantara kaum muslim yang tidak mau disebut oleh Allah ﷻ sebagai orang yang beruntung? Pastinya tidak ada kan? Semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang yang beruntung. Aamiin~
Wallahu A'lam Bishawab.
0 Komentar