
Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Sebutkan negara mana saat ini yang menerapkan Khilafah? Pertanyaan tersebut sering terulang disampaikan, baik dengan motif ingin tahu atau dengan motif untuk menghina atau mendiskreditkan. Pertanyaan ini biasanya muncul ketika ada orang yang menyampaikan tentang wajibnya menegakkan kembali Khilafah.
Jika motifnya hanya nyinyir, abaikan saja. Tetapi kalau motifnya murni karena rasa ingin tahu, maka pertanyaan itulah yang harus dijawab. Karena, sebuah konsep itu harus dapat terindera faktanya. Jika tidak terindera, itu namanya utopia.
Contohnya seperti konsep negara Pancasila. Kongkritnya seperti apa? Apakah seperti era Soekarno? Era Soeharto? Atau era Jokowi?
Dari pertanyaan ini pastilah semua dari kita sepakat bahwa tiga era ini tak mewakili aktualisasi kongkrit dari negara Pancasila. Karena dari semua rezim yang mengklaim melaksanakan Pancasila nyatanya bermasalah.
Secara praktik, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi sekuler. Dimana konsep kedaulatannya "dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat", yang pada faktanya justru kedaulatan kapital (baca: oligarki).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa konsep negara Pancasila itu utopia. Hanya ada dalam ide tapi tidak memiliki wujud dalam realitanya. Karena tidak ada satupun rezim yang bisa disebut sebagai prototype Pancasila.
Adapun, kalau ditanya mana bentuk kongkrit negara yang menerapkan Khilafah?
Kita dapat dengan mudah menjawab, konsep Khilafah yang diterapkan secara kongkrit adalah pada saat Rasulullah ï·º wafat, lalu negara kaum muslimin itu diteruskan kepemimpinannya oleh khalifah Abu Bakar RA. Nah, negara yang dipimpin oleh khalifah Abu Bakar inilah, yang disebut sebagai Khilafah. Lalu, setelah Abu Bakar meninggal, digantikan oleh khalifah Umar RA, khalifah Utsman RA, dan khalifah Ali RA.
Lantas, jika ada pertanyaan, itu kan dulu? Kalau saat ini, mana negara yang menerapkan Khilafah?
Tentu saja, saat ini tak ada satupun negara yang menerapkan Khilafah. Saat ini, mayoritas negara di dunia mengadopsi sistem Republik Demokrasi, kerajaan, atau kekaisaran.
Kekhilafahan Islam terakhir berpusat di Turki dan telah runtuh sejak tahun 1924. Sebelum runtuh, Khilafah telah eksis lebih dari 13 Abad.
Pada era Khilafah Rasyidah, jabatan khalifah dipegang Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M), dilanjutkan ’Umar bin Khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M), lalu dipegang ’Utsman bin ‘Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M), Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M) hingga khalifah ‘Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M).
Selanjutnya, pada era Khilafah Umayyah jabatan khalifah dipegang Mu’awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M, Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M), Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M), Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M), ’Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M), Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M), Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M), ’Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M), Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M), Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M), Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M), Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M), Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M), dan terakhir dijabat Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M).
Dilanjutkan era Khilafah Abbasiyyah, khalifah pertama dipegang oleh Abul ‘Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M), Abu Ja’far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M), Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M), Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M), Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M), Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M), Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M), Al-Mu’tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M), Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M), Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M), Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M), Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M), Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M), Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M), Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M), Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M), Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M), Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M), Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M), Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M), Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M), Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M), Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M), Al-Thai’i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M), Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M), Al-Qa’im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M), Al-Mu’tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M), Al-Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M), Al-Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M), Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M), Al-Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160), Al-Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M), Al-Mustadhi’u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M), An-Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M), Adh-Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M), Al-Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M), Al-Mu’tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M), Al-Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M), Al-Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M), Al-Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M), Al-Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M), Al-Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M), Al-Mu’tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M), Al-Mutawakkil ‘Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M), Al-Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M), Al-Mu’tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M), Al-Mutawakkil ‘Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M), Al-Musta’in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M), Al-Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M), Al-Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M), Al-Qa’im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M), Al-Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M), Al-Mutawakkil ‘Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M), Al-Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M), dan Al-Mutawakkil ‘Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M).
Terakhir Era Khilafah Utsmaniyyah. Ada khalifah Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M), Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M), Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M), Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M), Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M), Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M), Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M), ‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M), Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M), Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M), Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M), Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M), Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M), Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M), Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M), Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M), Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M), Utsman III (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M), Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M), ‘Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M), Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M), Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M), Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M), ‘Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M), ‘Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M), Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M), ‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M), Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M), Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M), dan Khalifah terakhir ‘Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M).
Jadi, dalam kurun 13 Abad, sejak era Khilafah Rasyidah, Khilafah Muawiyah, Khilafah Abbasiyah hingga Khilafah Utsmaniyah, kaum muslimin memiliki 104 orang khalifah, dimana khalifah pertama Abu Bakar RA dan yang terakhir khalifah ‘Abdul Majid II.
Lalu, setelah itu kaum muslimin tidak lagi punya Khilafah. Jadi, kalau ditanya, negara mana yang hari ini sudah menerapkan Khilafah? Jawabnya, tidak ada. Karena itu, kaum muslimin sedang memperjuangkannya.
Kalau Khilafah sudah tegak, ya tentu tidak lagi perlu berjuang menegakkan Khilafah. Nanti setelah Khilafah tegak perjuangannya adalah melakukan penyatuan negeri kaum muslimin agar berhimpun dalam satu kesatuan dibawah komando seorang Khalifah.
0 Komentar