
Oleh: Muslihah
Sahabat Surga Cinta Qur'an
Segala puji milik Allah atas semua kebaikan dan kemaslahatan. Tadarrus sampai dengan juz 30, tepat surah Al Asr, aku termenung.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
وَا لْعَصْرِ
"Demi masa." (QS. Al-'Asr 103: Ayat 1)
Masa bermakna waktu. Ia selalu berlalu. Detik demi detik tiada henti. Tak peduli apa aku sedang suka atau berduka, ingin istirahat atau sedang semangat. Waktu yang berjalan tanpa pernah kembali. Tak heran banyak orang menyesali, mengapa saat itu tak berbuat lebih baik. Mengapa kemarin aku tidak begini atau begitu. Seandainya ketika itu aku...
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ
"Sungguh, manusia berada dalam kerugian," (QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)
Ayat ini membuatku merenung. Entah berapa banyak manusia di muka bumi saat ini. Konon 1,5 sampai 2 milyar. Namun, jika diperhatikan berapa persen mereka yang beragama Islam. Konon kurang dari 50%, hanya Allah ﷻ yang tahu persisnya. Kemudian di antara mereka yang mengaku beragama Islam, berapa banyak yang menjalankan shalat genap lima waktu setiap harinya? Kemudian jika disaring lebih lanjut, berapa banyak di antara mereka yang menerapkan aturan Allah ﷻ secara maksimal sesuai kemampuan? Maka, Maha Benar Allah ﷻ jika menyebutkan, "Sungguh, manusia berada dalam kerugian."
Frasa kerugian bertolak belakang dengan beruntung. Padahal dalam firman Allah ﷻ yang disebut beruntung adalah orang-orang yang akan masuk surga. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اُولٰٓئِكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 5)
وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ...
"... Dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (QS Al Baqarah: Ayat 189) dan masih banyak lagi.
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)
Pada ayat ini, menunjukkan ciri-ciri orang-orang yang tidak dalam kerugian. Maka, jika manusia tak mau termasuk golongan orang dalam kerugian, syaratnya harus beriman, tentu memenuhi rukun iman yang enam. Percaya keberadaan Allah ﷻ, bahwa Dialah Sang Pencipta dan Pengatur segala sesuatu. Hanya Dialah yang berhak disembah dan dipatuhi.
Kedua percaya malaikat Allah, bahwa ia tercipta dari cahaya, senantiasa patuh pada perintah Allah ﷻ, tak pernah bermaksiat sebab tak memiliki hawa nafsu dan memiliki tugas tertentu. Percaya bahwa kitab-kitab Allah wajib dipatuhi tanpa tapi, sesuai dengan peruntukan umat masing-masing.
Meyakini keberadaan para utusan Allah ﷻ yang masing-masing membawa risalah untuk umatnya. Percaya dan yakin terhadap hari kiamat dan segala apa yang terjadi. Perhitungan amal baik dan buruk, mizan, pembalasan perbuatan di dunia, sesuai dengan aturan Allah ﷻ atau tidak, serta keberadaan surga dan neraka.
Ternyata iman saja tak cukup untuk bisa menjadi beruntung, namun syarat kedua adalah beramal sholih. Menjalankan rukun Islam yang lima serta semua perangkat aturan yang mendukungnya.
Tak lupa semua aturan yang Allah telah tetapkan. Baik yang berkaitan dengan diri sendiri, seperti makanan, minuman, berpakaian dan akhlakul karimah. Pun berhubungan dengan Allah ﷻ secara langsung, dalam hal ini ibadah makhdah. Serta yang berhubungan dengan sesama manusia, contohnya berjual beli, sewa menyewa, pekerja dan majikan, politik kepengurusan rakyat, baik pelayanan umum, ekonomi, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sosial budaya.
Sudah beriman dan beramal sholih, tenyata masih harus dilengkapi dengan saling berwasiat atau saling menasihati dengan kebenaran. Allah ﷻ Maha Mengetahui kecenderungan manusia yang suka salah dan lupa. Oleh sebab itu, manusia butuh diingatkan ketika lupa dan diluruskan ketika salah. Tugas orang beriman adalah, menerima dengan lapang hati ketika diluruskan dan diingatkan, serta menjalankan dengan ringan untuk mengingatkan kepada teman dan saudara dengan penuh kasih sayang agar senantiasa berada dalam ketaatan.
Syarat keempat adalah sabar dalam saling berwasiat atau saling menasihati. Manusia memiliki kecenderungan mempertahankan aktualisasi dirinya. Jika tidak sabar melakukan ini semata karena Allah, bukan tak mungkin akan terjadi kericuhan. Yang diingatkan atau dinasehati tersinggung merasa digurui. Di sinilah dibutuhkan kesabaran, baik dari yang menasihati atau pun yang dinasehati.
Maka, hanya orang yang memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan taat kepada Allah ﷻ, merekalah orang-orang yang beruntung. Wallahualam.
Semoga di bulan Ramadhan ini kita meraih berkah dan ampunan hingga mampu menjadi orang yang sabar menjadi hamba Allah ﷻ yang taat, hingga meraih predikat bertakwa. Kemudian mendapat gelar orang-orang yang beruntung. Selanjutnya dengan rahmat Allah ﷻ, dikaruniakan surga tempat kembali. Aamiin.
0 Komentar