
Oleh: Uni Ummu Cahya
Penulis Lepas
Seorang pelajar berinisial T (17) diamankan polisi setelah menusuk ibu-ibu bernama Titin (55) di Jalan Cimanggu Bivet, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Pelaku diketahui dalam kondisi mabuk saat melakukan penusukan tersebut.
Kabit Humas Polresta Bogor Kota Ipda Eko Agus menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (8/5/2024) pukul 02.00 WIB. Mulanya, T bersama teman-temannya menggelar pesta minuman keras.
"Pada hari Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, di seputar wilayah RT 05/07, saudara T dan dua orang temannya mengonsumsi miras," jelas Eko dalam keterangannya.(DetikNews.com, Rabu, 8/5/2024)
Melihat kasus di atas, merupakan buah dari hasil problem kompleks yang menjadi PR besar bagi banyak pihak. Karena, tidak hanya satu atau dua kasus kekerasan bahkan sampai berujung maut tersebab konsumsi miras dan obat-obatan terlarang.
Faktor Lingkungan Yang Tak Memadai
Rusaknya generasi berawal dari lingkungan atau pergaulan yang tidak sehat. Masa prabaligh adalah masa di mana anak menyerap banyak dari tingkah laku orang sekitar, baik itu keluarga, teman atau yang lainnya. Dengan lingkungan ala sekuler hari ini, anak minim mendapat contoh yang benar. Dari adab, akhlak, sampai pandangan baik dan buruk pun mereka hanya di jejali dengan standar materi semata.
Kurangnya Pembekalan Agama
Kurangnya pendidikan agama, ikut andil dalam derasnya arus kriminalitas. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan masa depan generasi bangsa. Namun, di era kapitalisasi hari ini, generasi hanya dididik menjadi personal yang siap kerja tanpa memperhatikan nilai-nilai moral. Kajian-kajian anak biasanya hanya membahas seputar ibadah maghdoh saja, tidak secara menyeluruh. Akibatnya mereka gagal paham akan keterkaitannya mereka dan Sang Pencipta saat di luar rumah ibadah atau ritual ibadah.
Negara Pelegal Miras
Negara sampai sekarang masih melegalkan para produsen untuk memproduksi miras. Hal ini menambah keleluasaan para pengedar dan pembeli. Seakan memberi ruang khusus untuk potensi yang ditimbulkan dari pemakaian miras itu sendiri. Tak ada upaya serius dari aspek ini. Penindakan hanya sekedar penyitaan miras saat bulan Ramadhan tiba. Di luar itu, miras kembali bebas di perjual belikan.
Alih-alih meminimalisir peredarannya, pemerintah memberi sekat miras hanya di peruntukan di tempat hiburan malam saja. Tanpa menyadari bahwa dimanapun sudut di muka bumi ini adalah milik Allah ﷻ. Tak ada seorang manusiapun yang luput dari hari penghisaban kelak. Dan lagi-lagi, ini dampak dari sistem kapitalis yang berasaskan sekuler atau pemisahan agama dari kehidupan. Sekuler telah meletakkan agama di tempat-tempat ibadah saja. Di luar itu, manusia bebas berbuat sesuka hati dan semaunya sendiri tanpa terikat aturan agama.
Lalu, bisakah rantai kemaksiatan ini di hentikan? Jika dengan sistem saat ini, mustahil kemaksiatan demi kemaksiatan akan teratasi. Tapi jika kita menilik sistem Islam, Allah ﷻ memberi seperangkat peraturan yang sempurna dan paripurna yang mengatur di setiap lini kehidupan tanpa terkecuali.
Islam Solusi Tuntas
Islam akan membentuk masyarakat islami yang mendorong setiap individu untuk peka dan mau menjadi pengontrol masyarakat. Adab dan akhlak dijunjung tinggi di tengah-tengah pergaulan masyarakat. Tak ada segan juga tak ada rasa dendam jika dalam pengaplikasiannya ada teguran dan nasihat.
Seperti firman Allah ﷻ pada Al-Qur'an surat Al Ashr ayat 1 sampai 3 :
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِۙ
1. Demi masa,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Karena pada hakikatnya, Islam hadir untuk mengajari tentang cinta. Cinta kepada diri sendiri, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada Sang Illahi. Sehingga, Islam mampu membentuk pribadi yang selalu terpaut akan aturan Pencipta.
Islam juga akan menyajikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau. Membentuk karakter peserta didiknya menjadi generasi unggul (bertaqwa, beriman, terampil, dan berjiwa pemimpin). Tak ada celah bagi para pemuda untuk melakukan kemaksiatan. Gelora jiwa muda mereka didedikasikan penuh untuk kemajuan dan kemaslahatan bersama.
Dan sebagai pemegang kekuasaan teratas, negara hadir memberi solusi Islam dalam setiap permasalahan yang ada. Negara juga berfungsi sebagai pengayom dan pelindung rakyatnya. Tidak boleh ada yang luput dari pengawasan negara. Saat ada tindakan pelanggaran, negara akan sigap menjadi hakim dan memutuskan perkara dengan seadil-adilnya. Jika didapati ada yang bersalah, negara juga akan tegas dalam mengambil sanksi yang bertujuan untuk memberi efek jera bagi para pelaku. Sehingga, tidak ada lagi rasa khawatir pada setiap individu.
Begitulah ketika Islam diterapkan secara menyeluruh. Keberadaannya akan membawa kemaslahatan bersama. Lalu, apalagi yang harus kita cari jika bukan Islam? Marilah sejenak kita renungkan, sudah seberapa jauh kita dengan agama kita sendiri? Hanya sampai mana kita mengenal Islam? Dan apa andil kita dalam Islam? Jika ternyata Islam masih menjadi asing dalam diri kita, marilah kita kuatkan pegangan dengan sahabat yang mau merangkul kita untuk mencintai Islam. Agama yang Allah ﷻ turunkan sebagai bukti cinta-Nya kepada kita.
Wallahu A'lam Bishawab.

0 Komentar