
Oleh: Amalia Nurul Viqri
Muslimah Peduli Umat
Kejadian Genosida entitas penjajah Yahudi mulai menyadarkan ummat bahwa dunia sedang tidak baik. Di Palestina hanya tersisa kota Rafah, tempat pengungsian dan perlindungan penduduk Gaza. Namun tidak ada kata ‘perlindungan’ bagi mereka, kota Rafah menghadapi serangan brutal bahkan dibakar hingga menelan banyak korban.
All Eyes On Rafa. Mata dunia semakin terbuka. Serangan brutal membunuh lebih dari 30 ribu penduduk Gaza. Hancurnya rumah, sekolah, rumah sakit, mayat berjejeran, dan penemuan kuburan massal semakin membuka mata, hati dan pikiran seluruh dunia. Karena selama ini elit-elit politik Barat sengaja memutarbalikkan fakta di Gaza hingga dunia meyakini bahwa ini hanya permasalahan antara Israel dan Palestina. Ketika penduduk Gaza melawan, dituding sebagai teroris.
Namun saat ini, seperti berita yang dikutip dari CNBC (11/5/24) lalu bahwasannya ada gelombang demo besar-besaran terus meluas. Para akademisi turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina. Mulai dari Amerika Serikat, Eropa, hingga ke Asia.
Seluruh mahasiswa unjuk rasa menuntut pemerintah dunia mengambil tindakan tegas agar Israel berhenti melancarkan operasi militernya di Gaza. Mereka terus menyerukan gerakan agar perguruan tinggi melakukan divestasi dari perusahaan yang mendukung Israel.
Diamnya Penguasa Muslim
Ketika Rafah dikepung justru Mesir menutup bantuan makanan dan obat-obatan serta menutup pintu pengungsian. Sungguh miris, negeri-negeri muslim sekitar Palestina diam saat Gaza dibantai. Padahal secara logika para penguasa ini bisa menggerakkan tentara mereka dengan pesawat tempur dan senjatanya untuk melawan entitas penjajah Yahudi.
Pengkhianatan penguasa Arab semakin terbongkar bahwa merekalah yang paling dekat untuk melindungi eksistensi penjajah Yahudi. Mereka hanya memberikan solusi yang tidak pernah menyelesaikan masalah.
Ini akibat nasionalisme, umat Islam tersekat-sekat oleh garis imajiner hingga Barat berhasil memisahkan persatuan kaum muslimin sehingga terkotak-kotak dan terpecah belah.
Solusi Gaza
Untuk memenangkan dan menjaga baitul maqdis butuh bersatunya para negeri muslim dan dipimpin 1 komando yaitu khalifah (pemimpin negara Islam) yang akan mengirimkan bantuan bukan hanya makanan dan obat-obatan melainkan dengan seperangkat tentara dan senjatanya, yakni menyerukan Jihad Fii Sabilillah.
Bersatunya negeri muslim dibawah 1 kepemimpinan dalam wadah Khilafah ‘alaa Minhaaj an-Nubuwwah. Karena khilafah yang akan menerapkan sistem IsIam. Bahkan keberadaan khilafah tersebut akan menunjukkan pada dunia bagaimana IsIam bisa menata dunia yang damai, sejahtera, bahagia dengan menjaga nilai kemanusiaan berdasarkan perintah ilahi. Tidak ada lagi sekat diantara kaum Muslim atau negeri muslim. Mari bergerak menjadi ummat yang satu, Allahu akbar!
Wallahu a'lam.
0 Komentar