WASPADAI HOAX YANG SEOLAH FAKTA, LALU BAGAIMANA ISLAM MEMBERANTAS HOAX?


Oleh: Darul
Penulis Lepas

Pada era digital seperti saat ini, segala macam arus informasi sangat kencang menerpa masyarakat tanpa peduli informasi tersebut berupa kebenaran ataukah hoax (informasi palsu) sehingga zaman sekarang kebenaran seolah relatif.

Narasi demi narasi menghias logika yang seolah fakta, namun nyatanya area abu-abu, tidak adanya kesadaran membuat kita menelan mentah-mentah informasi tersebut dan tanpa mengorek lebih dalam untuk menyikap fakta sebenarnya, dan logika tersebut di pegang oleh masyarakat sehingga menciptakan polarisasi sosial.

Perbedaan pendapat dan pandangan seolah melegalkan perkara informasi fakta dan hoax, padahal perbedaan tersebut tidak sama dengan persoalan fakta dan hoax. Negara dalam sistem sekuler dan liberal pun selalu lepas tanggung jawab untuk mencerdaskan rakyat dengan alasan kebebasan.

Hanya dalam Islam kualitas informasi yang diterima oleh setiap orang dapat terjaga, karena syariat telah mengatur jenis informasi, dan kualitasnya selalu di kontrol oleh negara yang menerapkan Islam (Khilafah). Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkata:

لَا تَعْرِف الْحَقَّ بِالرِّجَالِ ، اعْرِفْ الْحَقَّ ، تَعْرِفْ أَهْلَهُ
"Jangan kenali kebenaran berdasarkan individu-individu. Kenalilah kebenaran itu sendiri, otomatis kau akan kenal siapa di pihak yang benar."

Mengenali kebenaran dalam Islam merupakan sebuah keharusan yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap informasi yang kita ketahui dan tularkan kepada orang lain, sehingga perkara mengetahui fakta menjadi hal yang sangat penting dalam Islam, karenanya setiap muslim wajib mencari fakta dalam setiap informasi yang di dapat.

Sebagai muslim kita dituntut berhati-hati ketika menerima informasi, apalagi jika informasi tersebut di dapat dari orang-orang fasik. Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat Ayat 6).

Kebenaran atau fakta yang sudah jelas dan tanpa keraguan sedikit pun hanya ada pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, karena itu jika kita mendapati perbedaan maka perbedaan itu dikembalikan kepada Allah dan Rasul-NYA. Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' Ayat 59).

Ulil Amri dalam ayat di atas adalah pemegang kekuasaan yang menjalankan perintah Allah (Al-Qur'an) dan Rasul-NYA (As-Sunnah) dengan menerapkan syariat Islam secara total dalam sistem Khilafah, sebagaimana telah dicontohkan Rasul ﷺ dan dilanjutkan oleh para sahabat terdahulu (bukan sembarang penguasa atau pemimpin).

Masih banyak mekanisme dalam Islam yang hadir untuk memberantas hoax, dan penerapan sistem sangsi Islam juga akan memberikan efek jera terhadap para pelaku pembuat dan penyebar hoax (namun belum diterangkan secara lengkap dalam artikel ini). Demikianlah Islam menjamin kualitas informasi yang diterima rakyatnya dapat terjaga dan hal tersebut mustahil dapat diterapkan tanpa hadirnya Khilafah sebagai sistem pemerintahan Islam.

Walahuallam.

Posting Komentar

0 Komentar