FITRAH IBU RUSAK DALAM SISTEM KAPITALISME


Oleh: Neng Mia
Muslimah peduli umat

Ada peribahasa "Seganas-ganasnya Harimau, ia tidak akan memakan anaknya sendiri". Peribahasa ini nampaknya berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi saat ini, di mana peran ibu yang seharusnya menjadi pelindung bagi anaknya justru tega merusak mental dan masa depan anaknya sendiri, dengan melakukan pelecehan terhadap anak yang masih di bawah umur hanya karena motif ekonomi.

Jagat maya akhir-akhir ini dihebohkan dengan viralnya seorang Ibu yang tega melakukan pelecehan terhadap anak kandungnya. Pelecehan anak bukanlah peristiwa yang kali pertama ini terjadi, sangat disayangkan dua Ibu muda membuat video tak senonoh melalui media sosialnya, kedua Ibu muda tersebut tega melakukan pelecehan terhadap anaknya yang di latarbelakangi karena motif ekonomi, tindakan tersebut sudah sangat jelas melanggar norma-norma agama, sosial dan nilai-nilai lainnya. Budaya ini dapat merusak masa depan anak bahkan dapat merusak tumbuh kembang anak kelak ketika beranjak dewasa.

Dikutip dari detiknews, terjadi dua kasus Ibu mencabuli anaknya dan direkam, hal tersebut dikalukan karna iming-iming uang. Beberapa hal pun menjadi sorotan dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Awalnya,seorang Ibu muda berinisial R (22) di Tanggerang selatan, Banten dilaporkan atas pelecehan anak kandungnya sendiri yang masih berusia 4 tahun, Polisi menangkap Ibu berinisial AK (26), yang tega mencabuli anaknya yang masih berusia 10 tahun di Kabupaten Bekasi, Jawa barat. Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan mengaku prihatin atas banyaknya kasus pelecehan seksual yang di lakukan orang tua terhadap anak kandungnya. Kasus ini bermotif ekonomi atas permintaan seorang pemilik akun FB berinisial "IS", ujar Kawiyan dalam keterangannya. Sabtu(8/62024).

IS menyuruh pelaku melakukan pelecehan seksual dan merekamnya dalam bentuk video, ia mengiming-imingi (pelaku) akan di berikan uang 15 juta ujarnya. KPAI meminta polisi menangkap pemilik akun FB tersebut dan menduga ada korban lain selain dua Ibu tersebut.

Pentingnya kesadaran dan tanggung jawab sebagai orang tua, apalagi Ibu yang seharusnya menjadi madrasatul ula dan pelindung bagi anaknya jangan sampai justru memberikan contoh yang tidak baik bagi anaknya. Orang tua memiliki amanah dan tanggung jawab besar untuk memberikan contoh baik bagi anaknya termasuk dalam penggunaan media sosial, jangan hanya karena keuntungan materi semata justru sebagai orang tua menjerumuskan dan merusak masa depan anak, padahal anak adalah aset berharga dunia dan akhirat bagi orang tuanya dan juga anak merupakan penerus peradaban.

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya sistem ekonomi Kapitalisme yang di terapkan negara saat ini mengakibatkan sulitnya meraih kesejahteraan hidup, tekanan hidup yang dirasa semakin berat, baik dalam memenuh kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan yang kian hari makin mahal, apalagi bagi seorang Ibu yang menjalankan peranan ganda di dalam keluarga kehidupan saat ini terasa semakin menyesakan dada, di tambah lagi dengan lemahnya iman menjadikan akal sehat tidak lagi berfungsi dengan baik. Sehingga kondisi ini memicu terjadinya hal-hal di luar nalar, bahkan sesuatu yang diharamkan agama dianggap benar demi terpenuhinya kebutuhan hidup.

Inilah dampak buruk sistem Kapitalisme yang di terapkan negara saat ini yang hanya mengutamakan keuntungan materi saja, sehingga yang menjadi tolak ukur kebahagiaan hanyalah banyaknya materi sehingga materi diraih dengan cara menghalalkan segala cara tanpa memandang lagi halal dan haram. Sistem ini sangat merusak fitrah Ibu untuk melindungi anak-anaknya, banyak para ibu yang harus kehilangan kewarasannya sehingga melakukan hal-hal yang di luar nalar. Ditambah lagi sistem Pendidikan Sekularisme yang menjauhkan bahkan memisahkan agama dari kehidupan yang berakibat nilai moral dalam keluarga terabaikan.

Dalam Islam, fitrah seorang Ibu sangatlah terjaga, Ibu merupakan sosok terpenting dalam keluarga yaitu sebagai "Ummu Warobatul bayt" (sebagai pengatur rumah tangga). Sehingga seorang Ibu wajib untuk memiliki ketaatan yang penuh kepada Allah ï·» dalam menjalankan peranannya, sebagaimana Rasulullah ï·º bersabda:

"Seorang wanita (istri) adalah pemimpin (pengurus) rumah, suami dan anak-anaknya, Ia bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya." (HR Bukhari dan Muslim ).

Selain itu, Ibu juga sebagai madrasatul ula pendidik bagi anak-anaknya di rumah, oleh karenanya seorang Ibu di wajibkan untuk mencari ilmu dengan mengkaji Islam secara Kaffah agar bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya di rumah.

Islam juga mewajibkan seorang suami (ayah), untuk memberikan nafkah lahir dan bathin untuk anak dan istrinya. Disamping itu negara juga harus berperan penting untuk menjamin kebutuhan rakyatnya dengan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya kepada para laki- laki sehingga para suami/ayah dapat lebih maksimal dalam memberikan nafkah buat keluarganya sehingga para ibu dapat lebih fokus dalam merawat dan mendidik anak–anaknya.

Dalam bidang pendidikan pun negara wajib menerapkan kurikulum berdasakan aqidah Islam karena hanya Islam yang mampu melahirkan individu-individu yang bertaqwa dan berkualitas, begitupun dalam penggunaan media sosial yang sangat meresahkan saat ini, maka negara harus bahkan wajib untuk memfilter tontonan yang akan merusak aqidah seseorang, negara harus menyajikan tontotan yang menjadi tuntunan sehingga tidak berdampak buruk bagi aqidah masyarakat, negara harus dengan tegas memberikan sanksi dan menjatuhkan hukuman sesuai dengan Syariat Islam terhadap pelaku kejahatan termasuk orang-orang yang melakukan kekerasan terhadap anak.

Oleh karena itu ketentraman dan kesejahteraan masyarakat terutama ibu dan anak hanya akan dapat di rasakan dengan di terapkannya Islam secara kaffah dalam kehidupan masyarakat.

wallahu'alam bissawab

Posting Komentar

0 Komentar