
Oleh: Titin Surtini
Muslimah Peduli Umat
Pada tanggal 8 Juli 2024 di SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terjadi peristiwa yang menyesakan dada, dimana sang ketua OSIS meninggal dunia setelah diceburkan oleh teman-temannya yang ingin memberikan surprise pada hari ulang tahunnya. Dia adalah Fajar Nugraha yang menghembuskan nafas terakhirnya akibat tersengat listrik di dalam kolam.
Pemerhati pendidikan dan dunia remaja Diansyah Novi Susanti, S.Pt. menyayangkan peristiwa tragis ini. “Ini surprise berujung maut. Mungkin teman-teman FN menganggap surprise di hari ulang tahun ini agar FN bahagia, senang, dan sebagai bentuk perhatian sesama teman. Namun, kenyataannya bukan kebahagiaan yang diperoleh, tapi nyawa yang menjadi taruhannya."
Fenomena ulang tahun yang sangat marak di tengah masyarakat sebenarnya bukan merupakan budaya Islam, tetapi menjadi tren di tengah khalayak luas.
Generasi muda saat ini mudah sekali meniru tanpa mencari tahu apa hukum dan tujuan dari perbuatan yang dilakukan. Itu karena beberapa faktor diantaranya:
Pertama, kurangnya pengetahuan keislaman.
Dengan lemahnya pengetahuan Islam akan menjauhkan pemahaman tentang Allah yang Maha Menciptakan, Allah yang Maha Mengatur, Allah tempat kembali, dan Allah akan meminta pertanggungjawaban atas semua yang kita lakukan di dunia.
Kedua, sistem pendidikan yang diterapkan.
Yaitu sistem pendidikan yang ada berorientasi hanya pada capaian nilai akademik, bahkan bersekolah pun targetnya adalah agar bisa menghasilkan materi. Hal itu tidak lepas dari sistem kapitalisme yang diemban oleh negara.
Ketiga, teknologi yang makin berkembang.
Kemajuan zaman saat ini memudahkan kita dalam mengakses informasi. Tapi di sisi lain, tidak ada pengaturan informasi yang dapat membentengi dari kejahatan dan kemaksiatan. Akibatnya, teknologi justru bisa menjadi racun bagi generasi.
Dalam menciptakan generasi emas dan menjauhkan generasi dari perbuatan yang membahayakan orang lain dan dirinya sendiri masyarakat membutuhkan kepribadian Islam, cakap dalam pengetahuan, sains, dan teknologi, serta terampil dalam kehidupan Islam. Hal tersebut dapat di wujudkan dengan tiga pilar dalam Islam, yaitu:
Pertama, individu cemerlang. Generasi ini dapat terwujud jika sistem yang diterapkan juga mendukung, yaitu aturan Islam. Sistem Kapitalisme sudah jelas gagal mewujudkan generasi emas. Karena itu sejatinya kita harus kembali kepada sistem Islam.
Karena aturan Islam sangat memperhatikan umatnya, yaitu dengan adanya ketakwaan individu. Setiap individu didorong untuk senantiasa taat, beriman, dan bertakwa kepada Allah ï·».
Kedua, kontrol masyarakat. Masyarakat islami adalah masyarakat yang saling memberikan nasihat dan amar makruf nahi munkar.
Ketiga, hadirnya negara yang menerapkan aturan Allah ï·», yaitu negara yang melaksanakan hukum berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah.
Dan juga adanya sanksi hukum terhadap pelaku kejahatan berdasarkan syariat Islam sehingga akan menjadi penebus dan pencegah agar perbuatan buruk serupa agar tidak terulang lagi.
Jelas sudah bahwa sistem Islam sudah diatur oleh Allah ï·» dengan begitu sempurna. Maka penerapan hukum tersebut dalam sebuah sistem pemerintahan Islam adalah sebuah keharusan dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiah yang mengikuti manhaj kenabian.
Tentu saja dengan penerapan Islam secara Kaffah akan bisa melindungi seluruh umat manusia, bukan saja muslim tapi non muslim juga akan di riayyah oleh seorang Khalifah.
Wallahu 'alam bissowab.
0 Komentar