SIFAT TAMAK AKAN MENGANTARKAN PELAKUNYA PADA TINDAKAN ZALIM


Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Sifat Tamak bisa terjadi dalam dua keadaan. Pertama, tamak pada harta yang menjadi haknya. Kedua, tamak pada harta yang bukan menjadi haknya.

Tamak jenis pertama, itu hanya zalim pada dirinya sendiri. Karena, dia mengumpulkan harta, menumpuknya, tanpa mengganggu atau merampas hak orang lain. Tapi karena ketamakannya ini, pikirannya hanya diselimuti harta, agama menjadi nomor yang tiada ujungnya.

Contohnya, seseorang yang bekerja siang malam, untuk mengumpulkan harta, dengan melalaikan kewajiban sholat. Aktivitas bekerja sebagai sarana untuk mencari harta, itu halal dan tidak zalim pada orang lain. Tapi ketamakannya akan harta, membuatnya lupa pada ibadah dan hanya sibuk bekerja dan mengumpulkan harta. Dia zalim pada dirinya sendiri, karena kelak hartanya tidak akan mampu menolongnya dari siksa neraka.

Tamak jenis kedua, itu zalim pada diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Yakni, dia mengambil harta dan menumpuknya tanpa hak.

Contohnya, pejabat yang korup itu tamak dan zalim pada diri sendiri dan rakyat. Sebab, harta yang dia kumpulkan itu tidak sah, bukan haknya, melainkan hak rakyat.

Termasuk tamak yang berkonsekuensi zalim pada diri sendiri dan umat, adalah mengelola harta yang bukan menjadi haknya. Contohnya, individu, korporasi, dan ormas yang mengelola tambang.

Tambang itu milik umat, milik publik, bukan milik individu, swasta, korporasi atau ormas. Allah ď·» yang menciptakan batubara, nikel, minyak, emas, dll. Ormas tidak pernah menanam batubara, sehingga tak punya hak memanen batubara sendiri.

Karena itu, tambang harus dikelola oleh negara melalui BUMN, dan hasilnya dikembalikan pada pemiliknya yakni rakyat, melalui fasilitas dan layanan yang disediakan negara kepada rakyat, termasuk untuk memberikan subsidi kepada rakyat baik subdisi kesehatan, pendidikan, energi dan pangan.

Saat ormas mengelola tambang, berarti dia telah tamak karena mengambil apa yang bukan haknya, dan zalim kepada rakyat, karena hasil tambang itu nantinya akan hanya dinikmati oleh warga ormas. Warga negara atau rakyat lainnya, akan gigit jari.

Sifat tamak kedua ini, tentu saja tidak ada maslahatnya sedikitpun. Sifat tamak seperti ini sangat menyakiti rakyat, hanya akan dijadikan tameng rezim yang jahat, dan akan membuat ormas kehilangan kepercayaan umat.

Semoga, kita semua dijauhkan dari semua sifat tamak, termasuk yang merampas hak umat. Dilindungi oleh Allah ď·» dari sifat cinta dunia dan takut mati, yang akan selalu menjadikan dunia sebagai prioritas ketimbang akhirat. Amien.

Posting Komentar

0 Komentar