
Oleh: Ummu Al-Fatih
Aktivis Dakwah
Hidup di dunia ini tidak pernah lepas dari ujian. Duhai hati yang terluka, jiwa-jiwa yang lemah, dan air mata yang tiada henti, jangan pernah merasa sendiri dalam duka. Jika hatimu terasa sesak, menangislah, namun jangan biarkan keluh kesah meruntuhkan keyakinanmu. Jangan terus bertanya, "Mengapa aku yang mendapat ujian berat ini? Kenapa hidupku tidak seperti orang lain yang lebih beruntung?"
Renungkan Keadaan Sekelilingmu
Sudahkah kita membuka mata hari ini dan melihat ujian yang menimpa orang lain? Ada saudara-saudara kita yang hidup dalam ketakutan akibat dentuman bom, ada yang kehilangan rumah dan harta karena bencana alam, bahkan ada yang makan hanya sekali sehari. Ketika kita merasa hidup ini berat, sebenarnya ada orang lain yang menanggung beban jauh lebih berat.
Allah telah memberikan nikmat yang begitu banyak, namun seringkali kita lupa untuk bersyukur. Di tengah ujian yang Allah berikan, tidakkah kita menyadari bahwa ujian itu justru tanda kasih sayang-Nya?
Tingkat Keimanan Berbanding dengan Ujian
Allah ﷻ Berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(QS. Al-Baqarah Ayat 286)
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin besar pula ujian yang Allah berikan untuk menguatkan keimanan tersebut. Allah mengingatkan dalam firman-Nya:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?” (QS. Al-'Ankabut Ayat 2)
Begitu pula dalam surat Al-Baqarah ayat 214, Allah menjelaskan bahwa ujian adalah bagian dari jalan menuju surga:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, 'Kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
Dunia Hanya Tempat Singgah
Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Bahkan jika umur kita mencapai 80 tahun, fisik kita tidak akan seperti usia 25 tahun lagi. Maka, jangan terlalu kecewa dengan urusan dunia. Dunia bukan tujuan akhir; ia hanyalah persinggahan menuju kehidupan abadi di akhirat.
Mari Saling Mengingatkan
Jangan biarkan rasa sakit dan kecewa mengalahkan keimanan kita. Bangkitlah! Rasulullah ﷺ telah menunggu umatnya di surga. Mari kita jadikan setiap ujian sebagai penguat iman dan momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Jangan tangisi nasibmu, tetapi bangkitlah bersama keimananmu. Rasulullah ﷺ menunggu kita di surga.
0 Komentar